Faktor Supplier Pemasok Faktor Inventory Persediaan

5 penyelesaian pekerjaan dalam siklus waktu cycle time yang pendek sesuai dengan standar yang ditetapkan Gaspersz, 1998. Gaspersz 1998 menyatakan bahwa sistem Just In Time berusaha meningkatkan kinerja secara terus menerus tanpa henti, dengan menghilangkan segala pemborosan dan segala sesuatu yang tidak memberi nilai tambah dengan menyediakan sumber daya pada tempat dan waktu yang tepat. Sistem ini akan mengakibatkan persediaan lebih sedikit, jumlah pekerja lebih sedikit, dan biaya produksi yang lebih rendah serta produk dapat diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Sedangkan kualitas yang sangat tinggi merupakan hasil dari suatu sistem pengendalian mutu yang sangat baik. Akhirnya, dengan kombinasi dan gabungan kedua sistem tersebut akan membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain serta mencapai laba dan hasil atas investasi yang maksimal. Perusahaan yang menerapkan sistem Just In Time hanya akan berproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. Tidak seperti yang dilakukan dalam sistem tradisional yang menerapkan sistem mass production. Produksi dalam jumlah yang kecil dimaksudkan untuk mengurangi biaya- biaya yang tidak perlu seperti biaya gudang, biaya pemeliharaan barang, dan lain-lain Agustina, dkk, 2007. Dari berbagai pustaka diketahui bahwa keberhasilan penerapan sistem Just In Time dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Faktor Supplier Pemasok

Just In Time sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan perusahaan pembeli. Pemasok diharapkan mampu mengirim barang dalam frekuensi yang lebih banyak dengan jumlah yang lebih kecil. Kedua belah pihak dituntut untuk dapat bekerja sama guna mencapai keberhasilan bersama di masa mendatang Agustina, dkk, 2007. Untuk mendukung sistem Just In Time, pihak industri manufaktur harus menekankan konsep kemitraan partnership sejak awal dengan pemasok. Sasarannya adalah menetapkan sistem yang menyederhanakan pemasokan material dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Sistem Just In Time akan menurunkan waktu tunggu pemasok supplier 6 lead time sehingga pihak manufaktur dapat mengeluarkan pesanan material sesuai dengan tingkat konsumsi aktual. Hal ini akan menurunkan waktu tunggu manufakturing manufacturing lead time sehingga akan menurunkan tingkat persediaan material Gaspersz, 1998. Heizer dan Render 2004 menambahkan bahwa dalam Just in Time diperlukan jumlah pemasok yang sedikit, pemasok dekat dengan pabrik, peningkatan frekuensi pengiriman dalam jumlah kecil, dilakukan kontrak jangka panjang, pemasok dibantu dalam peningkatan kualitas serta penerapan Just In Time. Hal ini pun dipertegas oleh Dwiningsih 2004, bahwa pembeli dan pemasok perlu membentuk kemitraan, dan kemitraan ini mengeliminasi kegiatan yang tidak penting, persediaan dalam perjalanan, dan pemasok yang jelek.

2. Faktor Inventory Persediaan

Inventory atau persediaan adalah stok atau barang yang disimpan yang mencakup bahan baku, bahan pembantu, kemasan, produk setengah jadi, produk jadi, suku cadang mesin, dan segala sesuatu yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan produksi Machfud, 1999. Menurut Dwiningsih 2004, persediaan dalam sistem produksi dan distribusi sering diadakan untuk berjaga-jaga. Teknik persediaan yang efektif memerlukan Just In Time bukan Just In Case. Persediaan Just In Time merupakan persediaan minimal yang diperlukan untuk mempertahankan operasi sistem yang sempurna yaitu jumlah yang tepat tiba pada saat yang diperlukan bukan sebelum atau sesudahnya. Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan- persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau apabila sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal lainnya. Namun penyimpanan persediaan itu memerlukan biaya yang besar. 7 Sistem Just In Time merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persedian Nasution, 2004. Heizer dan Render 2005 menerangkan bahwa dalam Just In Time diperlukan teknik dalam mengelola inventory antara lain : penggunaan pull system untuk pergerakan inventory, pengurangan variabilitas, pengurangan persediaan, ukuran lot yang kecil small lot size, dan pengurangan waktu set up. Sistem tarik berarti status ideal dari sistem produksi Just In Time, memberikan pelanggan yang mungkin merupakan langkah proses berikutnya apa yang dia inginkan, dan dalam jumlah yang dia inginkan. Bentuk paling ideal dari sistem tarik adalah one piece flow Liker, 2006. Dalam sistem dorong, produksi didasarkan pada rencana jadwal yang telah dibuat sebelumnya, yang berarti perintah produksi dan pesanan pembelian diawali dengan proyeksi permintaan pelanggan. Operasi terus membuat barang sesuai jadwal dan menciptakan pemborosan. Namun permintaan pelanggan dapat berubah dalam sekejap dan berbagai hal dapat manjadi kacau, sehingga jadwal yang dibuat tidak bermakna Liker, 2006. Dalam pull system, proses produksi akan ditentukan oleh adanya permintaan dari konsumen. Ketika permintaan konsumen masuk, bagian akhir dari perakitan akan memberikan tanda kanban ke bagian sebelumnya untuk mengirimkan sejumlah bahan yang dibutuhkan pada bagian tersebut. Demikian seterusnya, bagian di belakangnya akan mengirimkan tanda ke bagian yang ada di belakangnya lagi untuk mengirimkan barang setengah jadi sesuai dengan kebutuhan Gaspersz, 1998. Variabilitas adalah setiap penyimpangan deviasi dari proses optimal untuk mengantarkan produk sempurna tepat waktu setiap saat. Variabilitas disebabkan faktor-faktor seperti a. pekerja, mesin-mesin dan pemasok memproduksi unit-unit produk yang tidak sesuai dengan standar, terlambat atau jumlah tidak sesuai. b. engineering drawing atau spesifikasi yang tidak akurat. c. bagian produksi mencoba memproduksi sebelum spesifikasi lengkap. d. permintaan konsumen tidak diketahui. 8 Just In Time akan memecahkan masalah-masalah dan bottle neck yang diakibatkan variabilitas tersebut Heizer dan Render, 2005. Engineering drawing menunjukkan toleransi, bahan baku, dan hasil akhir sebuah komponen produk. Engineering drawing akan menjadi sebuah Bill Of Materials BOM yang mendata komponen, penjelasan, dan kuantitas yang dibutuhkan masing-masing untuk membuat sebuah unit produk Heizer dan Render, 2005. Set up merupakan aktivitas yang terdiri dari menyiapkan bahan, mengubah setting mesin, mempersiapkan peralatan, dan melakukan pengujian Agustina, dkk, 2007. Pengurangan waktu set up diperlukan dalam menciptakan produksi campur merata heijunka. Heijunka tidak mungkin terjadi jika pabrik tidak menemukan cara untuk menghilangkan waktu set up pada saat melakukan changeover. Set up pada mesin dapat dilakukan pada saat mesin masih berjalan dinamakan set up eksternal yang merupakan kebalikan dari set up internal, pekerjaan yang dilakukan ketika mesin berhenti. Dilakukan sebanyak mungkin kegiatan changeover saat mesin masih berjalan sampai tidak ada lagi set up dengan menghentikan mesin berjalan Liker, 2006.

3. Faktor Schedulling Penjadwalan