18 Saaty
2004 merekomendasikan
sebuah skala
1-9 untuk
membandingkan antara dua komponen. Skala 1 menunjukkan tingkat kepentingan yang sama antara dua komponen dan skala maksimal 9 untuk
menunjukkan dominasi antara komponen pada baris dan komponen pada kolom.
Masing-masing skala rasio menunjukkan perbandingan kepentingan antara elemen di dalam sebuah komponen dengan elemen di luar komponen
outer dependence atau di dalam elemen terhadap elemen itu sendiri yang berada di komponen dalam inner dependence. Tidak setiap elemen
memberikan pengaruh terhadap elemen dari komponen lain. Elemen yang tidak memberikan pengaruh pada elemen lain akan memberikan nilai nol.
Matriks hasil perbandingan direpresentasikan kedalam bentuk vertikal dan horisontal dan berbentuk matriks yang bersifat stokastik yang disebut sebagai
supermatriks. Supermatriks diharapkan dapat menangkap pengaruh dari elemen-elemen pada elemen-elemen lain dalam jaringan Saaty, 2004.
Matriks merupakan suatu kumpulan angka-angka sering disebut elemen-elemen yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk
empat persegi panjang, dimana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom-kolom dan baris-baris Supranto, 1992. Supermatriks
adalah dua dimensional matriks dari elemen terhadap elemen matriks dari matriks-matriks. Supermatriks dibangun dengan menempatkan cluster dan
semua elemen masing-masing cluster dalam urutan secara vertikal di sebelah kiri dan secara horisontal di sebelah atas. Vektor prioritas dari perbandingan
berpasangan nampak dalam suatu kolom yang sesuai dari suatu supermatriks Saaty, 1999.
D. Penelitian Terdahulu
Sitorus 1995 melakukan penelitian mengenai penerapan pengukuran kinerja pada lingkungan manufaktur Just In Time. Pengukuran kinerja
dimaksudkan untuk membantu memotivasi seluruh grup operasi untuk memperoleh hasil kerja yang positif. Sistem pengukuran kinerja tersebut dapat
mengukur perkembangan-perkembangan yang terjadi ke arah Total Quality
19 Control, penurunan tingkat persediaan, lead time dan set up time yang
semakin singkat, dan waktu yang tepat untuk melemparkan produk ke pasaran. Selain itu, untuk menunjukkan perbaikan dalam pengiriman yang tepat waktu,
pemanfaatan tempat usaha, dan mutu yang dihasilkan. Target dari sistem pengukuran kinerja yang dipakai adalah aktivitas-aktivitas yang mempunyai
nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kannan dan Tan 2004 dari Utah State University, USA, telah
melakukan penelitian mengenai hubungan antara Just In Time, Total Quality Management, dan Supply Chain Management beserta dampaknya terhadap
kinerja bisnis. Ditemukan indikasi bahwa komitmen terhadap kualitas dan memahami supply chain yang dinamis memberikan pengaruh terhadap kinerja
bisnis. Pratiwi 2002, melakukan penelitian dengan melakukan identifikasi
faktor-faktor internal manajemen material konsep Just In Time dan kesiapan penerapannya
pada indutri
konstruksi di
Indonesia. Penelitiannya
mengidentifikasikan faktor-faktor internal konsep Just In Time pada industri konstruksi yaitu : 1. Perencanaan Planning, 2. MRP, 3. Pengadaan Lead
Time Procurement, 4. Pembelian Purchasing, 5. Ekspedisi Expediting dan Transportasi, serta 6. Penyimpanan Warehousing dan Persediaan
Inventory
III. METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran
Sistem yang menghasilkan produk yang dibutuhkan, pada saat dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, dikenal dengan
sistem Just In Time. Sistem ini telah diterapkan di berbagai perusahaan besar di dunia dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan bersamaan
dengan peningkatan kinerja sistem tersebut. Pelaksanaan sistem Just In Time didukung faktor-faktor beserta
elemen-elemen yang berkaitan dengan sistem produksi di perusahaan. Metode Analytic Network Process ANP digunakan dalam penelitian ini
untuk mencari pengaruh influence dari hubungan ketergantungan antar faktor atau elemen dengan menggunakan rasio dominasi pasangan yang
memerlukan observasi dan pengetahuan dari para ahli untuk menghasilkan pendapat yang objektif dan relevan menggambarkan keadaan sebenarnya.
Analisis menggunakan metode ANP dapat menghasilkan output berupa peringkat dan bobot pengaruh suatu faktor atau elemen terhadap kinerja
sistem Just In Time yang diterapkan perusahaan. Sistem Just In Time yang diterapkan dapat memberikan manfaat
bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu diketahui pencapaian kinerja perusahaan dengan adanya penerapan sistem tersebut. Kinerja perusahaan
tersebut diukur dalam aspek kualitas, tingkat persediaan, dan produktivitas yang menjadi sasaran dari sistem Just In Time.
Dengan diketahuinya faktor dan elemen yang paling berpengaruh, serta pencapaian kinerja perusahaan dengan penerapan sistem Just In Time,
maka dapat diberikan rekomendasi kepada manajemen perusahaan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan terus menerus continuous
improvement dengan memperhatikan faktor dan elemen paling berpengaruh dan elemen lain yang mempengaruhinya secara konsisten. Kinerja sistem
Just In Time yang baik dapat mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan dan menyeluruh. Kerangka pemikiran penelitian dapat
dilihat pada Gambar 5.