9 jadwal paling dekat dengan jatuh tempo, d. lot kecil, dan e. teknik
kanban Heizer dan Render, 2004. Dalam istilah Jepang dikenal kata heijunka yaitu jadwal produksi
yang bertingkat menggunakan model antrian campuran. Menurut Liker 2006, heijunka adalah meratakan produksi baik dari segi volume maupun
bauran produk sering juga disebut produksi campur merata. Membuat produk tidak berdasarkan urutan aktual dari pesanan pelanggan, yang dapat
naik turun secara tajam, tetapi mengambil jumlah total pesanan dalam satu periode dan meratakannya sehingga dibuat dalam jumlah dan bauran yang
sama setiap hari. Pada Gambar 1 dapat dilihat jadwal campur merata bertingkat dengan menggunakan ukuran lot yang kecil dibandingkan
dengan jadwal produksi menggunakan ukuran lot besar. Jadwal campur merata memproduksi setiap item produk dengan jumlah dan variasi merata
sepanjang hari selama periode produksi bulanan.
Sumber : Heizer dan Render, 2004 Gambar 1. Ilustrasi jadwal campur merata bertingkat
Kesuksesan penerapan Just In Time tergantung pada koordinasi jadwal produksi dengan jadwal pengiriman dari pemasok dan service
memuaskan dari pemasok, yang keduanya menyangkut kualitas produk dan keandalan pengiriman Kannan, 2004.
4. Faktor Layout Tata Letak
Tata letak layout merupakan susunan dari mesin-mesin dan peralatan serta semua komponen yang menunjang produksi dalam suatu
pabrik. Semua fasilitas produksi baik mesin, pekerja, maupun fasilitas-
10 fasilitas lainnya harus disediakan pada tempatnya masing-masing agar dapat
bekerja dengan efisien dan efektif Agustina, dkk, 2007. Tata letak memungkinkan pengurangan pemborosan yaitu
pergerakan, misalnya pergerakan bahan baku maupun manusia menjadi fleksibel dengan pengaturan tata letak yang baik. Just In Time
mempersyaratkan: a. sel kerja untuk produk sejenis product family, b. peningkatan fleksibilitas perubahan atau pergerakan peralatan, c. jarak
antar sel kerja yang pendek, d. pengurangan kebutuhan ruang untuk persediaan, dan e. penggunaan poka-yoke Heizer dan Render, 2004.
Dalam sistem Just In Time, mesin-mesin diatur sedemikian rupa menyerupai setengah lingkaran atau ditata dengan pola selular cellular
layout untuk tujuan efisiensi sehingga dapat mengurangi berbagai pemborosan. Setiap sel kerja dirancang untuk memproduksi satu produk
tertentu product family dimana produk dipindahkan dari satu mesin ke mesin lainnya dari awal hingga akhir Agustina, dkk, 2007. Sel kerja work
cell merupakan pengaturan mesin dan pekerja sehingga dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling
berkaitan sejenis Heizer dan Render, 2005.
5. Faktor Quality Management Manajemen Kualitas
Just In Time memiliki tiga prinsip utama dalam pengendalian kualitas, yaitu output yang bebas cacat adalah lebih penting daripada output
itu sendiri, segala kesalahan dan kerusakan dapat dicegah, dan tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan mengulang. Dengan
demikian maka Just In Time dapat lebih menghemat biaya karena tidak ada pemborosan. Perusahaan akan mampu menciptakan produk yang
berkualitas tinggi sesuai permintaan pelanggan, karena telah melewati quality control yang ketat pada setiap lininya. Selain kualitas yang baik,
pelanggan akan terpuaskan karena produk dapat diserahkan tepat waktu, karena telah melewati serangkaian standar waktu yang telah ditetapkan pada
setiap lininya. Selain itu, tidak kalah pentingnya, kinerja perusahaan akan lebih efisien dan efektif karena tidak ada sumberdaya yang menganggur
11 serta mampu memberikan hasil yang optimal kepada pemilik perusahaan
share holder Gaspersz, 1998. Jidoka juga sering disebut juga autonomation, peralatan dilengkapi
dengan intelegensia manusia untuk menghentikan dirinya sendiri ketika ia memiliki masalah. Kualitas dalam proses mencegah masalah untuk
dilanjutkan ke proses berikutnya jauh lebih efektif dan lebih murah daripada memeriksa dan memperbaiki masalah kualitas setelah terjadi. Ketika mesin
berhenti, lampu yang biasanya disertai bunyi alarm disebut Andon, digunakan untuk memberikan sinyal tanda bahwa bantuan diperlukan untuk
memecahkan masalah kualitas Liker, 2006.
Sumber : http:is.ba.ttu.edufacultych15.ppt Gambar 2. Contoh Lampu Tanda Andon
Heizer dan Render 2004 menambahkan bahwa diperlukan juga penggunaan Statistical Process Control dan poka-yoke dalam meningkatkan
kualitas produk untuk mendukung penerapan sistem Just In Time. Menurut Liker 2006, poka yoke adalah alat anti kesalahan atau anti kebodohan
yang membuat seorang operator hampir tidak mungkin membuat kesalahan. Setiap poka yoke memiliki bantuk standar masing-masing yang meringkas
masalah yang diatasi, alarm darurat yang akan berbunyi, tindakan yang perlu diambil dalam keadaan darurat, metode dan frekuensi untuk
memastikan metode anti kesalahan beroperasi secara benar, dan metode untuk melaksanakan pengecekan kualitas jika metode anti kesalahan macet.
12 Sumber : http:is.ba.ttu.edufacultych15.ppt
Gambar 3. Contoh Alat Anti Kesalahan Poka Yoke
Menurut Heizer dan Render 2004, Total Quality Management TQM merujuk pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi
keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang terus
menerus ingin mencapai keunggulan dalam semua aspek produk yang penting bagi pelanggan. Terdapat tujuh alat yang berguna dalam penerapan
TQM antara lain : a.
Lembar pengecekan check sheet : sebuah metode terorganisir untuk mencatat data.
b. Diagram sebar scatter diagram : sebuah grafik nilai sebuah variabel
dihadapkan dengan variabel lain. c.
Diagram sebab akibat cause and effect diagram : sebuah alat untuk mengenali elemen proses penyebab yang mungkin memberikan
pengaruh pada hasil. d.
Diagram pareto pareto charts : sebuah grafik untuk mengenali dan memetakan masalah atau cacat dalam urutan frekuensi menurun.
e. Diagram alir flow charts : sebuah diagram yang menjelaskan
langkah-langkah dalam sebuah proses. f.
Histogram : sebuah distribusi yang menunjukkan frekuensi kejadian sebuah variabel.
g. Pengendalian proses statistik Statistical Process Control : sebuah
diagram dengan waktu pada sumbu horizontal untuk memetakan nilai sebuah statistik.
13 Ketujuh alat TQM tersebut termasuk ke dalam tiga golongan yaitu
alat untuk membangkitkan ide : lembar pengecekan, diagram sebar, dan diagram sebab akibat; alat untuk mengatur data : diagram pareto, dan
diagram alir; serta alat untuk mengidentifikasi masalah : histogram dan pengendalian proses statistik.
Statistical Process Control adalah sebuah tekik statistik yang digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar.
Statistical Process Control merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran, dan mengambil tindakan
perbaikan saat sebuah produk sedang diproduksi Heizer dan Render, 2005.
6. Faktor Preventive Maintenance Pemeliharaan Pencegahan