Lokasi dan Tata Letak Pabrik Ketenagakerjaan Distribusi Finished Goods

33

D. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. Nippon Indosari Corpindo saat ini memiliki 3 buah pabrik yang berlokasi antara lain di : 1. Kawasan Industri Jababeka Cikarang Jl. Jababeka XIIA Blok W 40-41 Cikarang Bekasi 2. Kawasan Industri Jababeka Cikarang Jl. Jababeka XIIA Blok C F.45 Cikarang Bekasi 3. Kawasan PIER [Pasuruan Industri Estate Rembang] Jl. Rembang Industri Raya No.28 Pasuruan Untuk pabrik utama yaitu pabrik Jababeka Blok W memiliki luas tanah 10.277 m 2 dengan bangunan yang terdiri atas area produksi roti tawar sebelah selatan, area produksi roti manis sebelah utara, ruangan gudang dan silo, area teknik, serta gudang finished goods. Denah tata letak pabrik dapat dilihat pada Lampiran 3.

E. Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja PT. Nippon Indosari Corpindo Cikarang per Januari 2008 adalah 249 orang yaitu pria 201 orang dan wanita 48 orang. Latar belakang pendidikan tenaga kerja beragam dengan presentasi masing- masing yaitu SLTA : 50 , D1 – D3 : 20 , S1 : 25 , dan S2 : 5 . Sistem hari kerja di PT. Nippon Indosari Corpindo adalah 5-2 5 hari kerja dan 2 hari libur dan 6-2 6 hari kerja dan 2 hari libur. Sistem 5-2 berlaku bagi karyawan bagian kantor office. Sistem 6-2 berlaku bagi karyawan departemen produksi dan departemen lain yang menunjang produksi. Sistem jam kerja dibagi menjadi jam kerja office dan jam kerja shift. Jam kerja normal untuk pekerja office ditentukan sebagai berikut : Senin- Jumat pukul 08.00-17.00 WIB dan Sabtu-Minggu libur, serta untuk sebagian pekerja office Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB, dan Minggu libur. Pembagian jam kerja shift sebagai berikut : Shift 1 pukul 07.00-15.00 WIB, Shift 2 pukul 15.00-23.00 WIB, dan Shift 3 pukul 23.00-07.00 WIB. 34

F. Proses Produksi

PT. Nippon Indosari Corpindo memproduksi berbagai produk merek Sari Roti dan Boti antara lain roti tawar white bread, roti manis sweet bread atau roti isi filled bread, roti krim sandroll, roti sobek tear of bread, roti burger bun bread, roti hot dog, dan remah roti bread chumb. Berikut ini adalah berbagai jenis roti yang diproduksi oleh PT. Nippon Indosari Corpindo. Tabel 3. Produk PT. Nippon Indosari Corpindo No. Item Roti Kode No. Item Roti Kode 1 Roti Tawar Spesial RTS 21 Roti Sobek Coklat Keju TCC 2 Roti Tawar Premium RTP 22 Roti Sisir Mentega RSM 3 Roti Tawar Gandum RTG 23 Roti Kasur Susu RKS 4 Roti Tawar Raisin RTR 24 Roti Sobek Coklat Strawberry TST 5 Roti Choco Chips RCC 25 Roti Kasur Keju RKJ 6 Roti Tawar Kupas RKU 26 Burger Bun BUR 7 Boti Tawar Spesial BTS 27 Hotdog Bun HOT 8 Boti Tawar Premium BTP 28 Boti Coklat BCK 9 Roti Isi Coklat ICK 29 Boti Sarikaya BSK 10 Roti Isi Strawberry IST 30 Boti Keju BKJ 11 Roti Isi Sarikaya ISK 31 Boti Nanas BNS 12 Roti Isi Keju IKJ 32 Boti Susu BSU 13 Roti Isi Kelapa IKL 33 Boti Kacang Hijau BKH 14 Roti Isi Coklat Coklat ICC 34 Boti Kelapa BKL 15 Roti Isi Krim Coklat SRC 35 Boti Sobek Coklat BTC 16 Roti Isi Krim Mocca SRM 36 Boti Krim Coklat BSC 17 Roti Isi Krim Coklat Vanilla SCV 37 Boti Krim Mocca BSM 18 Roti Isi Krim Keju SCC 38 Boti Krim Coklat Mocca BCM 19 Roti Sobek Coklat Sarikaya TCS 39 Boti Krim Strawberry BST 20 Roti Sobek Coklat TOC 35 Untuk menghasilkan produk roti yang berkualitas diperlukan proses produksi yang sebelumnya telah dianalisa oleh departemen Product Development Quality Assurance PDQA. Dalam pembahasan berikut dijelaskan mengenai proses pembuatan produk roti tawar di PT. Nippon Indosari Corpindo yang secara garis besar terdiri atas empat bagian section yaitu 1 Mixing, 2 Make Up, 3 Baking, dan 4 Packing.

1. Mixing

Proses pembuatan adonan roti di PT. Nippon Indosari Corpindo menggunakan sistem sponge and dough yang merupakan dua tahap berbeda. Tahap pembentukan sponge meliputi pencampuran sebagian bahan adonan yang diikuti dengan fermentasi pendahuluan. Sponge yang telah difermentasikan kemudian dijadikan satu dengan setengah bahan yang belum dimasukkan, dicampur untuk menjadi adonan dough dan dibiarkan untuk fermentasi yang kedua kalinya dalam waktu yang singkat. Penggunaan sistem sponge and dough memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan menggunakan sistem ini adalah toleransi terhadap waktu fermentasi lebih baik, volume roti lebih besar, self life lebih lama, dan aroma roti lebih kuat. Kerugiannya adalah toleransi terhadap waktu pengadukan lebih pendek, peralatan lebih banyak, jumlah pekerja lebih banyak, kehilangan karena fermentasi lebih banyak dan waktu produksi lebih lama. Dalam pembuatan adonan sponge, mixer 1 digunakan untuk mencampur bahan baku yaitu tepung terigu yang dialirkan dari Silo, air, ragi, dan softer. Pembuatan adonan ini memerlukan waktu selama 5 menit low speed selama 3 menit dan high speed selama 2 menit. Setelah adonan sponge terbentuk maka adonan tersebut dibawa menggunakan box ke ruang fermentasi I dan difermentasikan selama 4 jam dalam suhu 27,75 o C. Proses fermentasi pertama merupakan proses pemecahan karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme menghasilkan gas CO 2 , alkohol, dan asam. Setelah mengalami fermentasi dan adonan mulai mengembang, selanjutnya adonan melalui proses mixing kembali dengan penambahan 36 tepung terigu, air, gula, garam, shortening, kalsium propionat untuk dicampur menjadi adonan dough. Proses mixing untuk membuat adonan dough memerlukan waktu sekitar 22 menit. Dalam Tabel 4. berikut dapat dilihat standar proses mixing roti tawar. Standar dibuat berdasarkan hasil riset dari bagian Product Development departemen PDQA. Tabel 4. Standar Proses Mixing Roti Tawar Sponge Dough Item Roti Waktu Mixing menit Waktu Fermentasi Suhu 27 o C, RH 75 Air suhu 23 ± 0,5 o C Waktu Mixing menit Air suhu 23 ± 0,5 o C Floor Time RTS L3H2 4 jam 40 L3H4 ↓ L4H7-8 ± 20 5 mnt RTP L3H2 4 jam 40 L2H4 ↓ L3H7 ± 20 5 mnt RTG L3H2 4 jam 40 L2H3 ↓ L2H5 ± 22 5 mnt RTR L3H2 2,5 jam 40 L3H2 ↓ L4H6 ↓ L2 ± 11 5 mnt RCC L3H2 2,5 jam 40 L3H2 ↓ L4H6 ↓ L2 ± 18 5 mnt RKU L3H2 4 jam 40 L2H4 ↓ L3H8 ± 20 5 mnt Sumber : Produksi PT. NIC

2. Make Up

Setelah adonan dough terbentuk dan didiamkan sejenak dalam masa floor time 5 menit, adonan tersebut dinaikkan kedalam devider yang secara bertahap membagi-bagi adonan sesuai dengan berat yang diinginkan. Devider membagi adonan dengan kecepatan tertentu dalam satuan strokemenit sesuai dengan jenis roti yang diproduksi. Stroke adalah proses pemotonganpembagian adonan menjadi ukuran sesuai yang diinginkan. Adonan tersebut selanjutnya melalui rounder yang berfungsi untuk membuat adonan berbentuk bulat dan membentuk lapisan tipis pada permukaan adonan. Adonan yang berbentuk bulat tersebut memasuki wadah-wadah pada mesin OHP sebagai proses intermediate proofing selama 17-18 menit pada suhu ruang. Proses proofing dilakukan untuk membiarkan sejenak atau proses relaksasi adonan sehingga adonan lebih mudah dibentuk pada proses selanjutnya. 37 Proses make up selanjutnya adalah sheeting yaitu proses pemipihan adonan bertujuan agar gas yang telah terbentuk terdistribusikan secara merata pada adonan sehingga produk akhir yang dihasilkan memiliki pori-pori yang halus dan seragam. Adonan yang telah melewati proses sheeting dibentuk sesuai dengan bentuk produk akhir yang diinginkan moulding yang kemudian diletakkan pada loyang panning. Pada Tabel 5. dapat dilihat standar proses Make Up Roti Tawar. Tabel 5. Standar Proses Make Up Roti Tawar Item Roti Devider Speed stokemenit Berat gram Floor Time Menit RTS 17 337.5 ± 2.5 5 RTP 16 315 ± 2.5 5 RTG 16 315 ± 2.5 5 RTR 16 325 ± 2.5 5 RCC 15 313 ± 2.5 5 RKU 16 337.5 ± 2.5 5 Sumber : Produksi PT. NIC Adonan yang sudah masuk kedalam loyang kemudian disusun di dalam rak dan disimpan kedalam ruangan fermentasi dengan suhu 38 o C dan RH 80 selama 40-50 menit. Fermentasi kedua merupakan fermentasi akhir untuk mengembangkan adonan hingga mencapai volume yang diinginkan. Waktu fermentasi terkadang tidak stabil diakibatkan oleh karakteristik adonan yang berbeda dalam hal waktu untuk mengembang. Indikator fermentasi telah selesai adalah ketinggian adonan ± 80 dari tinggi loyang.

3. Baking

Baking merupakan proses pemanggangan adonan. Adonan yang sudah mengembang dari ruang fermentasi II dimasukkan kedalam oven dengan suhu 195 o C selama 33 menit 31 detik. Dalam proses baking, volume adonan bertambah selama 5-6 menit pertama ovenspring. Dalam proses baking, aktivasi ragi dalam adonan mulai terhenti pada kisaran suhu 62,8 o C. Selain itu, denaturasi protein dan gelatinisasi pati pada struktur 38 crumb terjadi pada suhu 60 – 82,2 o C serta terjadinya proses karamelisasi gula. Setelah roti keluar dari oven, maka roti sudah matang dan perlu dilakukan proses pengeluaran roti dari cetakannya depanning.

4. Packing

Roti yang telah matang kemudian didinginkan dalam suhu ruang dengan cooling conveyor. Roti berputar-putar mengikuti aliran conveyor selama ± 2 jam Line 1 : 2 jam 30 menit, Line 2 : 2 jam 10 menit hingga roti bersuhu 33 ± 2 o C. Proses cooling bertujuan untuk mempermudah proses pemotongan produk tanpa ada kerusakan serta mencegah kondensasi setelah pengemasan produk. Kehilangan kadar air produk selama pendinginan sekitar 2-3. Tabel 6. Standar Proses Pengemasan Roti Tawar Item Roti Cooling time jam Temperatur Roti o C Expired Date hari RTS 2 – 2.5 33 – 37 D + 5 RTP 2 – 2.5 33 – 37 D + 5 RTG 2 – 2.5 33 – 37 D + 5 RTR 2 – 2.5 33 – 37 D + 5 RCC 2 – 2.5 33 – 37 D + 5 RKU 4 – 5 28 D + 5 Sumber : Produksi PT. NIC Proses selanjutnya adalah slicing yaitu proses pemotongan roti tawar setelah pendinginan suhu 33 – 37 o C. Roti yang telah terpotong sesuai dengan ukuran standar roti tawar selanjutya melalui proses pengemasan packing. Proses pengemasan menggunakan mesin packer dengan kecepatan 45 packmenit. Roti yang sudah berada dalam kemasan di-seal dan diikat dengan kwik lock. Pengemasan dilakukan agar roti dapat dipasarkan dengan tetap mempertahankan kadar air produk serta melindungi produk dari kontaminasi. Pengunaan kwik lock yang berwarna untuk memudahkan bagian Sales dalam membedakan expired date produk yang berada dipasaran, produk mana yang masih fresh, dan produk mana yang sudah expired dan harus ditarik. Pengunaan kwik lock berdasarkan hari produksi : Senin 39 berwarna kuning, Selasa berwarna biru, Rabu berwarna merah, Kamis berwarna hijau, Jumat berwarna orange, Sabtu berwarna coklat, dan Minggu berwarna putih. Tabel 7. menjelaskan standar proses pengemasan roti tawar. Tabel 7. Standar Dimensi Produk Roti Tawar Target Nett Weight gram Item Roti Jumlah slicepack Standard Minimum RTS 10 370 359 RTP 7 361 350 RTG 10 366 355 RTR 11 375 364 RCC 10 275 267 RKU 10 200 194 Sumber : Produksi PT. NIC Produk yang sudah terkemas dilewatkan ke alat Metal Detector untuk mendeteksi apabila terdapat campuran logam dalam produk. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya logam berat yang bisa berasal dari mesin produksi, loyang, dan lain sebagainya. Produk kemudian disimpan dalam krat-krat dan siap didistribusikan ke pelanggan.

G. Distribusi Finished Goods

Setiap finished goods yang telah dikemas dan disimpan di krat, maka dilakukan serah terima dari produksi kepada gudang finished goods dan dilakukan penyimpanan sementara di gudang Finished Goods untuk masing- masing jenis produk. Untuk didistribusikan ke pelanggan, harus dilakukan proses picking terlebih dahulu, yaitu memisahkan dan mengelompokkan roti sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Proses picking untuk setiap produk akhir sesuai dengan BPPB atau estimasi yang merupakan data permintaan aktual dari pelanggan. Proses picking berdasarkan pesanan order dari distributor yang terdiri atas Depot, Reguler Outlet RO, Institusi, DC Distribution Channel untuk Indomaret serta Alfamart, Branch, Stock Point, serta untuk sample QA. DC Alfamart terdiri atas 8 unit yaitu Cileungsi 1, Cileungsi 2, Serpong, Cirebon, Bandung, Bekasi, Cikokot, dan Lampung. DC Indomaret 40 terdiri atas 7 unit yaitu Volvo, Bekasi, Jatake, Cimanggis, Parung, Bandung, dan Lampung. Stock Point terdiri atas 10 unit yaitu Cikarang, Pasar Minggu, Jakarta Barat, Bogor, Banten, Tasik, Bandung, Tangerang kota, Purwakarta, dan Sukapura. Sedangkan RO terdiri atas 353 unit dan Agen terdiri atas 137 unit distribusi. Proses pendistribusian dilakukan dengan bantuan perusahaan transporterekspedisi yang diatur untuk mendistribusikan ke masing-masing wilayah distribusi. Adapun perusahaan transporter tersebut antara lain : a. PT. Bangun Putra Kerawang BPK untuk wilayah distribusi timur dan barat, b. PT. Adira Logistic untuk wilayah distribusi selatan, dan c. PT. Pangestu Daya Sari PDS untuk wilayah distribusi utara. Dalam sekali pendistribusian menggunakan truk berukuran sedang, pengiriman ke distributor dapat dilakukan hanya sekali atau beberapa transit, tergantung distributor yang dituju. Untuk DC dan Stock Point, setiap armada truk transit hanya di outlet tersebut. Untuk RO dan Institusi, setiap armada truk transit di lebih dari 8 outlet. Sedangkan untuk Agen, setiap armada truk transit di 3 atau 4 outlet. Hal ini disebabkan jumlah pesanan dari setiap outlet berbeda. Produk yang telah sampai kepada distributor, pada hari yang sama disalurkan kepada konsumen akhir. Dalam penyimpanan finished goods seringkali terdapat kelebihan stock akibat kelebihan produksi. Jumlah stock berlebih tersebut merupakan sisa produksi kemarin ditambah POC Product Output Control setelah dikurangi produk yang telah didistribusikan per 24 jam. Waktu penyimpanan maksimum stock adalah 2 hari dikarenakan masa kadaluarsa roti hanya 5 hari dari tanggal produksi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Produksi PT. Nippon Indosari Corpindo

Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen yaitu input, proses, dan output, serta adanya suatu mekanisme untuk pengendalian sistem produksi itu agar mampu meningkatkan perbaikan terus menerus Gaspersz, 1998. Sistem produksi PT. Nippon Indosari Corpindo merupakan sistem produksi manufakturing dengan strategi Make to Demand, dimana respon terhadap pelanggan secara total adalah fleksibel. Gaspersz 1998 menjelaskan bahwa dalam strategi Make to Demand, penyerahan produk dari perusahaan berkaitan dengan kualitas dan waktu penyerahan delivery time secara tepat berdasarkan keinginan pelanggan. Dengan strategi tersebut, perusahaan memberikan tanggapan atau respon terhadap permintaan konsumen sesuai dengan permintaan aktual. Perusahaan akan memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan aktual walaupun dengan adanya penambahan estimasi loss produksi dan pengiriman secara cepat ke tangan konsumen. Strategi desain proses manufakturing mendefinisikan bagaimana suatu produk diproses dalam suatu industri. PT. Nippon Indosari Corpindo menggunakan desain proses Small Batch Line Flow. Menurut Gaspersz 1998, Small Batch Line Flow memiliki semua karakteristik dari line flow product flow yaitu menyusun stasiun-stasiun kerja work station dalam urutan operasi yang membuat produk dimana produk mengalir mengikuti langkah urutan yang sama dalam proses produksi. Berbeda dengan Large Batch Line Flow, desain proses Small Batch Line Flow memproses beberapa jenis produk dalam ukuran batch yang kecil sehingga memerlukan set up peralatan atau mesin diantara batch yang diproses. Produksi dengan ukuran batch lot yang kecil dipengaruhi oleh kapasitas mesin dan jumlah produk yang ingin diproduksi. Penggunaan ukuran batch lot yang kecil mendukung sistem produksi campur merata heijunka dengan changeover pergantian produksi item produk yang sering dan set up yang singkat.