100 pabrik lebih diutamakan untuk menjaga kelancaran pengiriman
material secara Just In Time. Selain itu, pemasok dalam lokasi geografis yang berdekatan tersebut memudahkan kunjungan dan
pemberian bantuan teknis kepada pemasok, serta menciptakan pemahaman yang lebih baik dan cepat terhadap kebutuhan kualitas.
5. Faktor Inventory
Faktor peringkat kelima dengan bobot 0.09411 yaitu faktor Inventory persediaan. Faktor ini memiliki elemen-elemen yaitu tingkat
persediaan minimum, waktu set up yang singkat, ukuran lot yang kecil, pengurangan variabilitas, dan sistem tarik pull sistem. Bobot dan
peringkat untuk masing-masing elemen dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Tabel hasil perhitungan peringkat elemen faktor Inventory
Faktor Bobot
Peringkat 1. Pull system
0.03424 5
2. Persediaan minimum 0.32625
1
3. Ukuran lot kecil 0.19797
3 4. Waktu set up singkat
0.32268 2
5. Pengurangan variabilitas 0.11887
4
a. Tingkat persediaan minimum
Elemen peringkat pertama faktor inventory yang mendukung peningkatan sistem Just In Time adalah elemen tingkat persediaan
yang minimum bobot 0.32625. Persediaan dalam sistem Just In Time merupakan salah satu pemborosan yang harus dihilangkan. Menurut
Liker 2006, kelebihan bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi menyebabkan lead time yang panjang, barang kadaluarsa, barang
rusak, peningkatan biaya pengangkutan dan penyimpanan, serta keterlambatan.
Setiap perusahaan harus dapat mempertahankan sejumlah persediaan yang optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi
101 kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat
serta dengan biaya yang serendah-rendahnya. PT. Nippon Indosari Corpindo menyimpan persediaan dengan memperhitungkan buffer
stock persediaan penyangga. Buffer stock dipengaruhi oleh lamanya lead time material, semakin panjang lead time maka semakin tinggi
jumlah buffer stock. Pengadaan buffer stock merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan terutama untuk material impor. Penentuan besarnya buffer stock merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh
perusahaan secara cermat dan tepat. Apabila penentuan buffer stock suatu material terlalu tinggi, mengakibatkan biaya penyimpanan yang
besar. Begitu pula sebaliknya, apabila buffer stock suatu bahan baku terlalu kecil, maka fungsinya sebagai persediaan pengaman tidak
terealisasikan. Tingkat persediaan pada gudang PT. Nippon Indosari Corpindo juga dipengaruhi oleh kapasitas gudang yang tidak terlalu
besar. Gudang yang kecil secara tidak langsung mempertahankan tingkat persediaan minimum yang diperlukan dalam implementasi
sistem Just In Time. Sasaran dari sistem Just In Time adalah menstabilkan mekanisme kerja dari sistem manufakturing dengan
melibatkan langsung pemasok dan konsumen dalam sistem tersebut, sehingga kebijaksanaan terhadap stok pengaman dapat diminimumkan
menjadi nol zero inventory. Tingkat persediaan berkaitan erat dan dipengaruhi elemen-
elemen lain dalam faktor inventory sendiri seperti ukuran lot yang kecil bobot pengaruh 0.03262, waktu set up yang singkat bobot
pengaruh 0.07469, dan pengurangan variabilitas bobot pengaruh 0.08546. Bobot pengaruh tersebut didapatkan dari supermatriks
terbobot weight supermatrix. Ukuran lot yang kecil mempengaruhi tingkat persediaan, terutama persediaan Work In Process WIP.
Dengan penggunaan ukuran lot yang kecil, menyebabkan persediaan WIP menjadi minimum dan menuntut agar waktu set up yang relatif
singkat. Persediaan yang berlebih menyembunyikan masalah
102 variabilitas seperti ketidakseimbangan produksi, keterlambatan
pengiriman dari pemasok, produk cacat, mesin rusak, dan waktu set up yang panjang. Dengan tingkat persediaan yang minimum maka
masalah-masalah tersebut muncul ke permukaan dan diselesaikan. Selain itu, elemen tingkat persediaan minimum dipengaruhi
oleh elemen dari faktor lain seperti elemen lokasi pemasok dekat dengan pabrik bobot pengaruh 0.04576, peningkatan frekuensi
pengiriman bobot pengaruh 0.11286, kontrak jangka panjang bobot pengaruh 0.01855 yang merupakan elemen dari faktor supplier;
elemen jadwal campur merata bobot 0.34657 pada faktor schedulling; serta elemen work cell untuk produk sejenis bobot
pengaruh 0.02308 dan tempat kecil untuk persediaan WIP bobot pengaruh 0.06924 pada faktor layout.
Lokasi pemasok yang dekat dengan pabrik apabila memasok material dengan frekuensi tinggi dalam jumlah kecil yang diatur dalam
kontrak jangka panjang dapat menjaga tingkat persediaan selalu minimum. Selain itu, jadwal campur merata dengan memproduksi
produk bervariasi dalam ukuran lot kecil juga mendukung tingkat persediaan minimum untuk digunakan dalam proses produksi. Dengan
pengaturan tata letak sel kerja work cell untuk produk sejenis dan tempat kecil untuk persediaan WIP dapat mempengaruhi kebijakan
dalam meminimumkan tingkat persediaan. Pengaruh antar elemen yang dominan dari setiap faktor digambarkan pada Gambar 17.
b. Waktu set up yang singkat
Elemen waktu set up yang singkat memberikan pengaruh pada peringkat kedua bobot 0.32268 dalam pelaksanaan sistem Just In
Time. Set up merupakan aktivitas yang terdiri dari menyiapkan bahan, mengubah setting mesin, mempersiapkan peralatan, dan melakukan
pengujian Agustina, dkk, 2007. Pengurangan waktu set up diperlukan dalam menciptakan produksi campur merata dalam proses produksi di
PT. Nippon Indosari Corpindo. Produksi campur merata tidak
103 mungkin terjadi jika pabrik tidak menemukan cara untuk
menghilangkan waktu set up pada saat melakukan changeover. Set up pada mesin dapat dilakukan pada saat mesin masih berjalan
dinamakan set up eksternal yang merupakan kebalikan dari set up internal, pekerjaan yang dilakukan ketika mesin berhenti. Dilakukan
sebanyak mungkin kegiatan changeover saat mesin masih berjalan sampai tidak ada lagi set up dengan menghentikan mesin berjalan.
Waktu set up yang singkat sangat diperlukan agar dapat tetap mempertahankan produksi yang kontinu dalam memenuhi permintaan
konsumen secara Just In Time.
c. Ukuran lot yang kecil
Ukuran lot lot size atau ukuran batch batch size adalah kuantitas dari item yang digunakan dalam proses produksi. Ukuran lot
yang kecil peringkat ketiga, bobot 0.19797 dapat mempersingkat lead time dimana sel kerja selanjutnya dari suatu proses produksi tidak
akan menunggu lebih lama hingga sel kerja sebelumnya menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, ukuran lot yang kecil
memudahkan pemeriksaan terhadap barang dalam proses WIP sehingga barang reject dan rework dapat dipisahkan dengan lebih
terkontrol. Penggunaan ukuran lot yang kecil juga mendukung sistem
produksi campur merata yang diterapkan perusahaan. Dengan memproduksi secara campuran akan dihasilkan produk dalam jumlah
yang sesuai dengan permintaan konsumen.
d. Pengurangan variabilitas
Persediaan seringkali dipandang sebagai tingkat permukaan
air kolam yang menyembunyikan berbagai masalah. Bila tingkat permukaan air tinggi, tak seorang pun yang serius dan peduli terhadap
berbagai masalah tersembunyi dibawahnya seperti masalah kualitas, gangguan mesin, absensi, dan sebagainya. Tingkat persediaan yang
104 rendah memberikan petunjuk penting dan terfokus bagi kita dalam
merumuskan masalah yang harus ditangani Imai, 1997.
Sumber : www.futuresgroup.netchinahr8_ppt16.ppt Gambar 18. Ilustrasi Tingkat Persediaan Minimum Mengurangi Variabilitas
Dengan jumlah persediaan minimum yang dimiliki PT. Nippon Indosari Corpindo, mampu menciptakan pengurangan variabilitas
peringkat keempat, bobot 0.11887 dengan sedikit demi sedikit mengatasi masalah-masalah yang muncul seperti masalah keterlambatan
kedatangan material, loss produksi scrap, waktu set up dan masalah mesin, masalah-masalah kualitas, dan lain-lain. Untuk menekan
variabilitas, manajemen
harus menetapkan
berbagai standar,
membangun disiplin pribadi diantara para pekerja agar mereka mematuhi standar, dan memastikan bahwa tidak ada cacat produksi
yang diteruskan ke proses berikutnya.
e. Sistem tarik pull system
Elemen sistem tarik pull system memberikan pengaruh terhadap kinerja sistem Just In Time dengan bobot 0.03424. Proses
mengalir berarti bahwa pesanan pelanggan memicu proses untuk memperoleh bahan baku yang diperlukan hanya untuk pesanan
pelanggan tersebut. Kebutuhan bahan baku tersebut kemudian segera mengalir ke pabrik pemasok, dan bahan baku segera mengalir ke pabrik,
dimana para pekerja merakit pesanan tersebut, dan pesanan yang telah selesai dengan segera mengalir ke pelanggan. Keseluruhan proses hanya
105 memerlukan beberapa jam atau hari saja, bukan beberapa minggu atau
bulan Liker, 2006. Penerapan sistem tarik pull system yang ideal dan umumnya
diterapkan perusahaan Jepang adalah sistem dengan teknik yang dibantu dengan suatu tanda atau sinyal yang menunjukkan permintaan dari suatu
bagian lini produksi akhir ke bagian sebelumnya. Ketika permintaan konsumen masuk, bagian akhir dari perakitan akan memberikan tanda
ke bagian sebelumnya untuk mengirimkan sejumlah bahan yang dibutuhkan pada bagian tersebut. Demikian seterusnya, bagian di
belakangnya akan mengirimkan tanda ke bagian yang ada di belakangnya lagi untuk mengirimkan barang setengah jadi sesuai
dengan kebutuhan, hingga akhirnya mengirimkan tanda pemesanan kepada pemasok untuk mengirimkan bahan baku yang diperlukan.
Tanda tersebut sering disebut dengan istilah kanban. Walaupun penerapan sistem tarik di PT. Nippon Indosari
Corpindo tidak menggunakan teknik kanban, namun tetap berdasarkan kepada permintaan aktual konsumen. Setiap produksi dijalankan untuk
memproduksi jenis produk yang diminta dan sesuai jumlah yang diminta konsumen untuk segera sampai ke tangan konsumen secara Just
In Time.
6. Faktor Preventive Maintenance