94 antara kebutuhan organisasi dengan kondisi yang sebenarnya. Bobot
sebesar 0.46538 menunjukkan bahwa pelatihan training dalam peningkatan kinerja sistem Just In Time memberikan pengaruh yang
hampir sama dengan pelatihan silang cross training. Just In Time menganggap faktor manusia bukan hanya
sebagai faktor produksi, namun berupaya untuk mengangkat harkat pekerja sehingga tercipta rasa memiliki sebagian dari perusahaan.
Sistem Just In Time perlu didukung oleh komitmen manajemen secara terus menerus melakukan investasi pada sumber daya manusia dan
menciptakan budaya
peningkatan berkelanjutan
continuous improvement. Dengan dilakukannya pelatihan terhadap para pekerja
tentang pentingnya peningkatan berkelanjutan dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik dan secara langsung maupun tidak
langsung dapat memuaskan konsumen. Walaupun demikian, pelatihan bukanlah suatu budaya yang rutin untuk dilakukan. Hal yang lebih
penting adalah komunikasi antara pihak manajemen dengan para pekerja di lapangan dalam pelaksanaan pokok-pokok materi yang telah
diberikan dalam pelatihan.
3. Faktor Layout
Faktor penentu kinerja sistem Just In Time di PT. Nippon Indosari Corpindo yang menjadi peringkat ketiga adalah faktor Layout tata letak
dengan bobot 0.17055. Faktor tata letak mendukung upaya penghilangan pemborosan dalam sistem Just In Time. Merubah desain tata letak lantai
pabrik tidak mudah untuk dilakukan ketika terdapat ketidaksesuaian. Peralatan atau mesin yang terlampau besar, terlalu berat, dan biaya yang
besar menjadi kendala untuk melakukan penataan kembali letak mesin dalam urutan proses yang tepat. Walaupun demikian, untuk menuju ke
sistem yang baik, pengaturan mesin-mesin perlu terus diupayakan menjadi suatu integrasi dalam jalur produksi yang efisien.
95 Faktor layout memiliki elemen-elemen yang mendukung
pelaksanaan sistem Just In Time di perusahaan. Elemen-elemen beserta bobot dan peringkatnya dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16. Tabel hasil perhitungan peringkat elemen faktor Layout
Faktor Bobot
Peringkat
1. Work cell untuk produk sejenis 0.49744
1
2. Jarak antar sel yang pendek 0.35212
2 3. Tempat kecil persediaan WIP
0.15044 3
a. Work cell untuk produk sejenis
Elemen work cell untuk produk sejenis berpengaruh dengan peringkat pertama bobot 0.49744 dalam implementasi sistem Just In
Time untuk faktor Layout. Tata letak pabrik PT. Nippon Indosari Corpindo memiliki desain sel kerja work cell yang memproduksi
produk sejenis product family. Sel kerja work cell dalam lantai pabrik plant roti tawar secara garis besar terdiri atas empat bagian
section sel kerja yaitu 1 Mixing, yang terdiri atas mesin mixer dan ruang fermentasi awal, untuk membuat adonan sponge dan dough; 2
Make Up, yang terdiri atas mesin devider, rounder, OHP, moulder, dan panning, untuk menghasilkan adonan yang berukuran sesuai
dengan standar dan siap ditempatkan pada loyang; 3 Baking, yaitu oven dan mesin depanning, untuk melakukan proses memanggang dan
mengelurkan roti dari loyang; serta 4 Packing, mulai dari cooling conveyor, slicer, packer, metal detector, hingga kratting, sebagai
proses akhir dan pengemasan produk. Berdasarkan
bobot pengaruh
yang didapatkan
dari supermatriks terbobot weight supermatrix, elemen work cell untuk
produk sejenis yang menjadi peringkat pertama dalam faktor Layout berkaitan dengan beberapa elemen lain seperti sistem tarik pull
system bobot pengaruh 0.03945, ukuran lot kecil bobot 0.11835, dan waktu set up yang singkat bobot pengaruh 0.11835, yang
96 merupakan elemen dari faktor inventory; serta jadwal campur merata
bobot pengaruh 0.34365, dan elemen pembekuan jadwal jatuh tempo bobot pengaruh 0.11455 pada faktor schedulling. Pengaruh terbesar
dari setiap elemen tersebut digambarkan pada Gambar 17. Sistem tarik menuntut lini produksi untuk memproduksi
produk sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga diperlukan ukuran lot yang kecil dengan waktu set up yang singkat dalam
pelaksanaan proses produksi. Hal tersebut mendukung pengaturan sel kerja work cell untuk memproduksi produk yang sejenis agar dapat
berproduksi lebih efisien sesuai dengan jadwal yang ditentukan untuk memenuhi permintaan konsumen.
b. Jarak antar sel yang pendek
Jarak antar sel yang pendek yang menjadi peringkat kedua bobot 0.35212 dalam faktor Layout. Peralatan diorganisasikan untuk
mengikuti aliran bahan baku yang sejalan dengan perubahannya menjadi produk. Proses diorganisasikan dalam bentuk huruf U, yang
merupakan cara yang baik untuk gerakan orang dan bahan baku yang efisien dan komunikasi yang baik. Selain itu, dapat juga diatur
membentuk garis lurus atau huruf L Liker, 2006. Tata letak yang baik dengan jarak antar sel yang pendek dapat
mereduksi transportasi yang tidak perlu. Memindahkan material, barang dalam proses WIP, atau barang jadi dalam jarak yang jauh ke
dalam atau ke luar gudang atau antar proses merupakan pemborosan yang disebabkan tata letak yang tidak sesuai. Selain itu, tata letak yang
efektif juga dapat mengurangi gerakan yang tidak perlu. Setiap gerakan pekerja yang sia-sia saat melakukan pekerjaannya, seperti
mencari, meraih, atau menumpuk komponen, alat, dan lain sebagainya dapat sedikit demi sedikit dihilangkan.
97 c.
Tempat kecil untuk persediaan WIP. Elemen tempat kecil persediaan Work In Process WIP
memberikan pengaruh pada peringkat ketiga 0.15044 yang dipengaruhi oleh elemen jarak sel yang pendek yang diterapkan di
lantai pabrik, serta dipengaruhi oleh kebijakan penggunaan ukuran lot yang kecil untuk menjaga tingkat persediaan minimum.
Dengan jarak sel yang pendek secara tidak langsung memberikan tempat yang kecil untuk persediaan WIP. Tempat yang
kecil sudah mencukupi untuk persediaan WIP jika ukuran lot yang digunakan dalam produksi merupakan ukuran lot yang kecil. Hal ini
mendukung implementasi tingkat persediaan minimum dalam sistem produksi secara Just In Time.
4. Faktor Supplier