81 inventory dapat menjalankan prinsip Just In Time dengan baik dan mampu
mengeliminasi segala bentuk pemborosan. Persediaan dengan tingkat buffer stock yang tinggi, namun tidak pernah terjadi kekurangan, dapat mulai
diupayakan untuk diturunkan hingga mendekati tingkat terendah agar orientasi zero inventory dapat dilaksanakan.
3. Produktivitas
Produktivitas productivity adalah perbandingan antara output barang dan jasa dibagi dengan satu atau lebih input sumber daya, seperti
tenaga kerja dan modal Heizer dan Render, 2005. Produktivitas dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu produktivitas parsial dan produktivitas total.
Penggunaan hanya satu sumber daya sebagai input untuk mengukur produktivitas disebut produktivitas parsial, sedangkan produktivitas total
memasukkan semua input tenaga kerja, material, energi, modal untuk mengukur produktivitas.
Pengukuran produktivitas dilakukan oleh peneliti secara parsial yaitu produktivitas tenaga kerja. Produksi yang tinggi dapat
mencerminkan bahwa lebih banyak orang yang bekerja dan tingkat ketenagakerjaan tinggi tingkat pengangguran rendah, tetapi belum tentu
mencerminkan tingginya produktivitas. Pekerja merupakan input yang paling penting bagi perusahaan, sehingga tingkat produktivitas tenaga
kerja sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan
beragam cara antara lain perbandingan total produk dengan jumlah jam kerja, perbandingan total produk dengan jumlah pekerja yang terlibat
dalam produksi, atau kombinasi keduanya yaitu perbandingan total produk yang dihasilkan dengan jumlah pekerja dikalikan dengan jam kerja yang
diperlukan. Produktivitas tenaga kerja = output yang dihasilkan
jumlah pekerja x jam kerja
Tabel 11 menunjukkan jumlah pekerja yang terlibat dalam lini produksi Roti Tawar.
82 Tabel 11. Man Power Produksi Roti Tawar
People Section
Job Description Line 1
Line 2 Mixer
Mixing 3 orang
3 orang Make up
Devider 1 orang
1 orang Make up
1 orang 1 orang
Racking 1 orang
1 orang Dorong dan Resting
2 orang 2 orang
Oven Baking
7 orang 5 orang
Packer Packing
4 orang 7 orang
Total 39 orang
Sumber : Spv Produksi PT. NIC Dengan diketahuinya jumlah pekerja yang terlibat dalam proses
produksi, serta jumlah jam kerja yaitu 8 jam per hari dengan 3 shift kerja maka produktivitas tenaga kerja pada masing-masing lini adalah sebagai
berikut : Tabel 12. Produktivitas Tenaga Kerja Plant Roti Tawar Januari-Maret 2008
Produktivitas Tenaga Kerja PcsOrang.Jam
No. Bulan
Kapasitas Output
Maksimum Pcshari
Potensi Maksimum
Rata-rata Standar Deviasi
σ 1
Januari 98.608
10.121 2
Februari 102.676
12.530 3
Maret 110784
118.359 103.462
12.941 Sumber : PT. NIC, diolah
Plant roti tawar memiliki kapasitas untuk menghasilkan output secara maksimum sebanyak 110784 pcshari atau 4616 pcsjam sehingga
dapat diketahui potensi produktivitas maksimum plant roti tawar sebesar 118,359 pcsorang.jam. Output POC rata-rata yang dihasilkan sebesar
92297,6 pcshari pada bulan Januari 2008, sebesar 96105 pcshari pada bulan Februari 2008 dan sebesar 96840,8 pcshari pada bulan Maret 2008.
Dengan output rata-rata tersebut maka dihasilkan produktivitas tenaga kerja rata-rata untuk plant roti tawar sebesar 98,608 pcsorang.jam σ = 10,121
untuk bulan Januari 2008, sebesar 102,676 pcsorang.jam σ = 12,530 untuk bulan Februari 2008 dan sebesar 103,462 pcsorang.jam σ = 12,941
untuk bulan Maret 2008. Produktivitas tenaga kerja plant roti tawar tersebut
83 menunjukkan nilai yang masih dibawah potensi maksimum, namun
mengalami peningkatan setiap bulannya. Hal tersebut menunjukkan peningkatan produktivitas tenaga kerja terus dilakukan untuk mencapai
produktivitas setinggi mungkin dalam menghasilkan output yang optimum. Meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan efisiensi
mengerjakan pekerjaan dengan baik dengan sumber daya dan waste yang minimum. Peningkatan produktivitas seringkali dilakukan dengan
menyibukkan para pekerja untuk membuat produk secepat mungkin. Namun, bekerja lebih cepat untuk mendapatkan sebanyak mungkin hasil
dari para pekerja merupakan bentuk lain dari pemborosan dan akan memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja secara keseluruhan inefisiensi.
Peningkatan produktivitas lebih baik dilakukan dengan meningkatkan output yang disertai dengan penggunaan sumber daya serta menghasilkan
pemborosan waste yang minimum. Penerapan sistem Just In Time di PT. Nippon Indosari Corpindo
ditujukan untuk memberikan manfaat yang terukur dari kinerja kualitas, tingkat persediaan, dan produktivitas. Walaupun terjadi peningkatan
produktivitas tenaga kerja di plant roti tawar, kinerja kualitas secara umum mengalami peningkatan dan tingkat persediaan sangat berfluktuasi yang
menunjukkan pencapaian kinerja sistem Just In Time yang diterapkan oleh perusahaan belum optimal. Peningkatan kinerja sistem Just In Time dapat
dilakukan dengan memperhatikan secara lebih ketat implementasi elemen- elemen sistem tersebut terutama elemen yang paling mempengaruhi sistem
Just In Time.
D. Faktor Penentu Kinerja Sistem Just In Time
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem Just In Time yang diterapkan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo tidak sepenuhnya sesuai
dengan teori. Dalam pembahasan mengenai penerapan sistem Just In Time di PT. Nippon Indosari Corpindo, diketahui bahwa terdapat beberapa elemen dari
beberapa faktor yang tidak relevan dengan keadaan sebenarnya, sehingga tidak diikutsertakan dalam penyusunan hubungan keterkaitan kerangka ANP.