25 yang dilakukan terdiri atas wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner
maupun wawancara tidak terstruktur Pengumpulan data penunjang dilakukan dengan cara studi literatur untuk
mempelajari beberapa dokumen peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan lindung. Selain itu dilakukan studi literatur terhadap
dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh intansi terkait. Dokumen ini berupa buku, hasil penelitian, laporan hasil pertemuan diskusi, workshop, seminar dan
lain sebagainya. Dokumen tersebut dikumpulkan dengan menggunakan purposive sampling dalam artian dokumen yang diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Adapun dokumen yang dibutuhkan diantaranya adalah memiliki substansi terkait dengan topik penelitian; dokumen cetak atau digital.
Sumber data adalah responden dari berbagai stakeholder yaitu: 1 instansi atau lembaga pemerintah yang terkait dengan pengelolaan hutan lindung seperti
Balai Pemantapan Kawasan Hutan, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Balai Konservasi Sumberdaya Alam, Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dewan Perwakilan Daerah
DPRD, Universitas Gorontalo, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Kepala Desa, Polisi Kehutanan, Badan Penyuluhan, Dinas Pekerjaan Umum PU,
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, dan Lembaga Donor. Penentuan responden ditentukan melalui snowball sampling. 2 Masyarakat di sekitar HLGD
yang terkait langsung dengan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan. Penentuan responden
ditentukan dengan
cara purposive
sampling dengan
mempertimbangkan tujuan penelitian. Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 kepala keluarga setiap desa. Jumlah desa yang disurvei yaitu Desa Malahu,
Desa Dulamayo Selatan, Desa Dulamayo Utara, Desa Talumelito di Kabupaten Gorontalo, Desa Tupa, Desa Mongiilo, Desa, Longalo dan Desa Owata di
Kabupaten Bone Bolango
3.6. Analisis Data a.
Analisis Kinerja Pengelolaan Hutan Lindung Gunung Damar
Analisis kinerja pengelolaan HLGD dilakukan dengan menganalisis laju perubahan tutupan hutan di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.
26 Laju perubahan tutupan hutan dianalisis berdasarkan citra Landsat TM tahun,
1999, 2001, 2004 dan 2009. Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisis citra landsat TM tersebut adalah dengan mengadakan koreksi dari citra digital
landsat TM tersebut dengan acuan peta rupa bumi. Koreksi geometris dengan menggunakan peta acuan ini hanya dilakukan pada salah satu data citra landsat
TM. Koreksi geometris untuk citra yang lain dilakukan dengan cara koreksi dari citra ke citra. Penentuan lokasi penelitian clipping dilakukan dengan
menggunakan peta tata batas kawasan hutan lindung Gunung Damar. Selanjutnya dilakukan interpretasi citra landsat TM dengan menggunakan klasifikasi
terbimbing supervised classification. Pembagian kelas klasifikasi dibuat
berdasarkan klasifikasi Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC,
2003 yaitu: 1. hutan, 2. lahan pertanian, 3 padang rumput 4. lahan basahtubuh air, 5. pemukiman 6. lahan lainnya. Cek lapangan dilakukan untuk mengetahui
kondisi saat ini di lapangan. Posisi geografis obyek yang diamati dilapangan dapat diketahui dengan menggunakan alat GPS. Untuk mengetahui perubahan
penutupan lahan dari tahun 1999, 2001, 2004 dan 2009 dilakukan dengan meng- overlay peta tematik hasil klasifikasi pada tiap liputan. Selain melihat kinerja
melalui perubahan tutupan lahan hutan, kinerja pengelolaan HLGD ditelusuri
melalui besarnya sedimentasi dan debit air yang berasal dari HLGD b.
Analisis Situasi di Hutan Lindung Gunung Damar
Analisis situasi ekologi dan dan sosial ekonomi dipergunakan analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono 2002 analisis deskriptif kuantitatif
adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat sebuah kesimpulan. Tujuan
penggunaan analisis deskriptif kuantitatif adalah memberikan deskripsi subyek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari lapangan dengan
menggunakan teknik tabulasi dan menyajikannya dalam bentuk tabel distribusi dengan prosentase untuk masing masih kelompok yang diteliti. Dalam konteks
penelitian ini variabel yang dikumpulkan merupakan data yang dapat mendefiniskan karakteristik sumberdaya yang bisa menyebabkan interdependensi.
Adapun variabel tersebut adalah data tentang kondisi penutupan lahan di HLGD, jumlah penduduk, tingkat pendapatan, mata pencaharian, jarak pemukiman
27 dengan kawasan hutan, tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, jumlah
masyarakat miskin.
c. Analisis Isi