2. Kabupaten Bone Bolango
Berdasarkan hasil survey dan interpretasi citra landsat kondisi HLGD di Kabupaten Bone Bolango sedikit mengalami tekanan dibandingkan dengan
kondisi HLGD di Kabupaten Gorontalo. Untuk melihat sejauh mana tekanan tersebut maka dilakukan analisis perubahan tutupan hutan yang dibagi ke dalam
beberapa periode waktu yang sama dengan kabupaten Gorontalo. Perubahan tutupan lahan HLGD di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Perubahan tutupan hutan kawasan HLGD di wilayah Kabupaten Bone Bolango tahun 1999-2009
No Jenis Penutupan Lahan
Luasha pada Tahun 1999
2001 2004
2009 1
Hutan 8338.01
8028.38 7250.68
6056.73 2
Lahan pertanian 407.89
502.18 687.76
956.79 3
Semak belukar 68.24
101.71 99.70
45.57 4
Lahan terbuka 36.30
63.35 49.89
13.63 5
Lainnya 86.81
241.63 849.23
1864.53 Total
8937.26 8937.26
8937.26 8937.26
Berdasarkan data-data pada Tabel 8 tutupan hutan di kawasan HLGD adalah yang paling banyak berubah sejak ditunjuk sebagai kawasan hutan lindung
ditahun 1999. Tutupan hutan di kawasan HLGD hingga tahun 2009 berkurang seluas 2281.28 ha atau berkurang 27.36. Perubahan tutupan hutan di kawasan
HLGD Kabupaten Bone Bolango lebih kecil jika dibandingkan dengan penurunan tutupan lahan hutan di HLGD Kabupaten Gorontalo yang mencapai 46.98 pada
periode yang sama. Sebaliknya lahan pertanian mengalami peningkatan sebesar 74.31 sejak sepuluh tahun terakhir. Selain itu, jenis tutupan yang mengalami
perubahan adalah semak belukar dan lahan terbuka. Semak belukar mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu sebesar 27.58 ha, sedangkan lahan terbuka
meningkat sebesar 14.82 ha. Peningkatan lahan pertanian dan lahan terbuka di HLGD Kabupaten Bone Bolango diakibatkan oleh adanya sistem ladang
berpindah yang dipraktekkan oleh masyarakat di desa Mongiilo dan Owata. Praktek ladang berpindah ini telah lama dilakukan dengan siklus 5-7 tahun.
Berdasarkan sejarah desa, interaksi antara masyarakat dengan HLGD sudah berlangsung ratusan tahun. Sistem peladang berpindah yang dipraktekkan oleh
masyarakat di empat desa yang menjadi sampel penelitian, merupakan bagian dari
upaya pelestarian budaya masyarakat sekitar HLGD. Didik et al. 1998 menyatakan pola pengelolaan hutan yang diprakarsai dan dilakukan masyarakat
dapat bertahan bahkan hingga ratusan tahun. Cara-cara pengelolaannya relatif menjamin keberadaan hutan dan sekaligus penting untuk mendukung dan
mempertahankan kehidupan mereka. Sistem pemanfaatan HLGD yang berbasis budaya berdampak terhadap kecilnya laju perubahan tutupan lahan pada periode
1999, 2001, 2004 dan 2009. Berikut ini dijelaskan perubahan tutupan lahan yang terjadi di HLGD selama periode tersebut
Periode 1999-2001 jenis tutupan lahan yang mengalami perubahan yang paling besar adalah tutupan hutan. Jenis tutupan hutan mengalami penurunan
sebesar 309.65 ha dengan laju penurunan rata-rata sebesar 1.86tahun. Apabila dibandingkan dengan laju perubahan tutupan hutan pada periode yang sama di
Kabupaten Gorontalo yang mencapai 1.73tahun maka laju degradasi yang terjadi di Kabupaten Bone Bolango lebih besar. Jenis tutupan lahan lain yang
mengalami perubahan cukup besar adalah peningkatan lahan pertanian. Lahan pertanian dalam kawasan HLGD mengalami peningkatan sebesar
94.30
ha mengalami peningkatan rata-rata sebesar 11.56tahun. Adapun jenis perubahan
tutupan lahan selama tahun 1999-2001 dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9. Laju perubahan tutupan hutan di kawasan HLGD tahun 1999-2001 di
wilayah Kabupaten Bone Bolango
No Jenis Penutupan Lahan
Luas ha Laju per tahun
1 Hutan
-309.65 -1.86
2 Lahan pertanian
94.30 11.56
3 Semak belukar
33.46 24.52
4 Lahan terbuka
27.06 37.27
Keterangan : - Berkurangmengalami penurunan Periode 2001-2004 jenis tutupan lahan yang mengalami perubahan yang
paling besar adalah tutupan hutan. Jenis tutupan hutan mengalami penurunan sebesar 777.70 ha atau rata-rata laju penurunan hutan mencapai 3.23 per tahun.
Jenis tutupan lahan lain yang mengalami perubahan yang cukup besar adalah tipe lahan pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 185.57 ha atau rata-rata laju
peningkatan lahan pertanian mencapai 12.32tahun. Data mengenai laju perubahan lahan pada periode ini dapat dilihat pada Tabel 10 dan pada Gambar
12.
Tabel 10. Laju perubahan tutupan hutan di kawasan HLGD Tahun 2001-2004 di wilayah Kabupaten Bone Bolango
No Jenis Penutupan Lahan
Luas ha Laju Per tahun
1 Hutan
-777.70 -3.23
2 Lahan pertanian
185.57 12.32
3 Semak belukar
-2.01 -0.66
4 Lahan terbuka
-13.46 -7.08
Keterangan : - Berkurangmengalami penurunan Periode 2004-2009 perubahan jenis tutupan lahan yang paling besar terjadi
pada tutupan hutan. Tutupan hutan ini mengalami penurunan yang paling besar selama periode tahun 1999 sampai tahun 2009. Penurunan tutupan hutan
mencapai 1193.95 ha atau rata-rata sebesar 4.11tahun. Jika dibandingkan dengan laju perubahan tutupan lahan hutan sebesar 8.02tahun di Kabupaten
Gorontalo maka laju perubahan tutupan lahan hutan di Kabupaten Bone Bolango relatif lebih rendah. Tipe tutupan lahan lain yang mengalami peningkatan yang
cukup besar adalah lahan pertanian sebesar 269.03 ha atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9.78tahun. Jika dibandingkan dengan peningkatan lahan
pertanian di HLGD Kabupaten Gorontalo sebesar 7.53 maka tutupan lahan pertanian di Kabupaten Bone Bolango relatif lebih besar. Data mengenai
perubahan tutupan lahan pada periode ini dapat dilihat pada Tabel 11 dan Gambar 13.
Tabel 11. Laju perubahan tutupan hutan di kawasan HLGD Tahun 2004-2009 di wilayah Kabupaten Bone Bolango
No Penutupan Lahan
Luas ha Laju Per tahun
1 Hutan
-1193.95 -4.12
2 Lahan pertanian
269.03 9.78
3 Semak belukar
-54.13 -13.57
4 Lahan terbuka
-36.26 -18.17
Keterangan : - Berkurangmengalami penurunan Secara umum perbandingan tutupan lahan selama periode 1999-2009 dapat
dilihat pada Gambar 12
Gambar 10. Grafik laju degradasi tutupan hutan di kawasan HLGD Bone Bolango Berdasarkan uraian di atas, ancaman terhadap keberadaan HLGD di
Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango berasal dari pemukiman, perladangan dan pengambilan kayu secara tidak sah. Aktivitas sistem perladangan
oleh masyarakat, pemukiman dan pengambilan kayu secara tidak sah merupakan aktivitas yang paling sering ditemukan di HLGD yang masuk dalam wilayah
administrasi Kabupaten Gorontalo, sedangkan di Kabupaten Bone Bolango aktivitas yang paling menonjol adalah perladangan berpindah. Aktivitas
perladangan dan pemukiman merupakan aktivitas yang dilakukan sejak lama bahkan sebelum kawasan HLGD ditunjuk oleh menteri kehutanan menjadi
kawasan lindung. Hal ini bisa dibuktikan dari sejarah terbentuknya desa desa tersebut. Pada umumnya desa yang terdapat disekitar kawasan HLGD telah ada
sekitar tahun 1800-an. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat diperoleh informasi bahwa terbentuknya pemukiman baru dimasa lalu
selalu disertai dengan pembukaan lahan pertanian untuk mendukung kehidupan penduduk setempat. Pada umumnya ladang-ladang yang dibuka oleh masyarakat
relatif berdekatan dengan pemukiman penduduk. Pola pemukiman penduduk yang tinggal di dalam kawasan HLGD menyebar dan tidak terkonsentrasi pada satu
lokasi saja. Aktivitas pengambilan kayu secara tidak sah biasanya terjadi pada saat pembukaan ladang.
-309.65 94.30
33.46 27.06
-777.70 185.57
-2.01 -13.46
-1193.95 2690.35
-541.30 -36.26
-1500.00 -1000.00
-500.00 0.00
500.00 1000.00
1500.00 2000.00
2500.00 3000.00
Hutan Lahan pertanian
Semak belukar Lahan terbuka
L a
j u
D e
g r
a
d a
s i
Jenis Penutupan Lahan
1999-2001 2001-2004
2004-2009
47
Gambar 11. Peta perubahan tutupan hutan di kawasan HLGD di Kabupaten Bone Bolango tahun 1999 dan 2001
48
Gambar 12. Peta perubahan tutupan hutan di kawasan HLGD di Kabupaten Bone Bolango tahun 2001 dan 2004
49
Gambar 13. Peta perubahan tutupan hutan di kawasan HLGD di Kabupaten Bone Bolango tahun 2004 dan 2009
50
b. Debit Air Sungai dan Sedimentasi