72 dengan kepemilikan lahan oleh penduduk desa sekitar HLGD di Kabupaten Bone
Bolango yaitu mencapai 89.67.
4.3. Aturan Formal Pengelolaan Hutan Lindung
Pengelolaan hutan lindung Gunung Damar tidak terlepas dari ketentuan ketentuan yang terkandung dalam peraturan perundangan. Hasil identifikasi
terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan lindung berjumlah 11 peraturan-perundangan yang meliputi 1 surat keputusan
menteri kehutanan, 2 keputusan presiden, 5 peraturan pemerintah dan 3 undang undang yang berkaitan dengan pengelolaan hutan lindung seperti yang terlihat
pada Tabel 32. Tabel 32 Aspek manajemen hutan lindung yang diatur oleh peraturan
perundangan lihat lampiran 1
Aspek Peraturan
Perundangan Isi
Interpretasi Hak
Kepemilikan Terhadap
Kawasan HLGD
Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
Bumi dan
air dan
kekayaan alam
yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Seluruh sumberdaya alam dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan sebesar besarnya untuk
kemakmuran rakyat
Pasal 4 UU 411999
tentang Kehutanan
Semua hutan di dalam wilayah
Republik Indonesia
termasuk kekayaan
alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara
untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat Penegasan penguasaan
negara atas kawasan hutan termasuk potensi
sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya
Penetapan dan
Pemantapan Pasal
8 Keppres
321990 tentang
Pengelolaan Kawasan
Lindung Penunjukkan
kawasan hutan lindung didasarkan
pada kriteria kelerengan, jenis tanah,curah hujan
yang melebihi skor 175 Kriteria yang dipergunakan
dalam penunjukkan
kawasan hutan
lindung belum mempertimbangkan
faktor sosial
misalnya adanya
pemukiman di
dalam kawasan hutan Pasal
24 butir 3 PP
No 442004 tentang
Perencanaan Kehutanan
Kriteria Penetapan
kawasan hutan lindung didasarkan pada kriteria
kelerengan, jenis
tanah,curah hujan yang melebihi skor 175
Memperkuat Kriteriapenetapan
hutan lindung
yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh Keppres 321990
Pasal 5
Kepmen Kehutanan
Kawasan hutan
yang ditunjuk harus memenuhi
kriteria sebagai berikut Pemerintah daerah harus
memastikan kawasan hutan yang tunjuk berdasarkan
73
No 32Kpts- II2001
tentang kriteria dan
standart pengukuhan
kawasan hutan
yaitu. a belum pernah ditunjuk atau ditetapkan
Menteri sebagai kawasan hutan, b tidak dibebani
hak hak atas tanah, c tergambar
dalam peta
penunjukkan kawasan
hutan dan perairan yang ditetapkan oleh Menteri
atau RTRWPRTRWK keputusan
menteri kehutanan
atas rekomendasi
BupatiGubernur tidak
tumpang tindih
dengan penggunaan lainnya
Pasal 10 PP 442004
tentang Perencanaan
Kehutanan Pemerintah
daerah menyelenggarakan
inventarisasi kawasan
hutan sebagai tahap awal pengukuhan
kawasan hutan
Inventarisasi merupakan
kewenangan Pemerintah
daerah
Pasal 20 PP N0 442004
tentang Perencanaan
Kehutanan Dalam
pelaksanaan penataan
kawasan permasalahan
yang berkaitan dengan hak atas
tanah disepanjang trayek dan
didalam kawasan
hutan harus diselesaikan oleh panitia tata batas
Kewenangan penyelesaian permasalahan hak hak atas
tanah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
Pasal 19 PP No 442004
tentang Perencanaan
Kehutanan Berdasarkan penunjukkan
kawasan maka
Pemerintah Daerah
melaksanakan penataan
kawasan hutan
yang dicantumkan
dalam RTRW
Pemerintah daerah
memiliki kewenangan
dalam penataan kawasan hutan sebelum dikukuhkan
sebagai kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan
Penetapan dan
Pemantapan Pasal 20 PP 15
2010 tentang
Penyelenggara n
Penataan Ruang
Pemerintah harus
melibatkan partisipasi
masyarakat dalam
penyusunan konsepsi
rencana tata ruang Terbuka
peluang masyarakat
untuk berpartisipasi dalam proses
penyusunan konsepsi
kawasan hutan Permenhut
282009 Tata cara konsultasi
persetujuan RTRW
Pemerintah daerah harus mengkonsultasikan
PERDA RTRW kepada Menteri
Kehutanan berkaitan
dengan substansi kawasan hutan
Menteri Kehutanan
dimungkinkan membatalkan
PERDA RTRW jika tidak sesuai
dengan substansi kehutanan
Pasal 18 PP 442004
tentang Perencanan
Kehutanan Penunjukkan suatu
kawasan hutan termasuk didalamnya adalah
kawasan hutan lindung dilakukan berdasarkan
keputusan Menteri Kehutanan
Pemerintah pusat masih menganut
single player
dalam penunjukkan
kawasan hutan
meski disebutkan
penunjukkan kawasan
hutan tetap
mempertimbangkan RTRW Pasal 16 PP
442004 tentang
Pengukuhan kawasan
hutan meliputi:
penunjukan kawasan
Kewenangan pengukuhan berada ditangan pemerintah
pusat
74
Perencanan Kehutanan
hutan, penataan batas, pemetaan dan penetapan
Pengelolaan Pasal 21 UU
411999 tentang
Kehutanan Pengelolaan
hutan meliputi: a tata hutan
dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, b
pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan, c rehabilitasi dan
reklamasi hutan, dan d perlindungan hutan dan
konservasi alam Pengelolaan
hutan ditujukan
untuk memperoleh manfaat yang
sebesar besarnya
serta serbaguna dan lestari untuk
kemakmuran rakyat
Pasal 23 PP No 62007 tata
hutan dan
rencana pengelolaan
hutan serta pemanfaatanny
a Pemanfaatan
Hutan lindung
hanya diperkanankan
untuk pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan
jasa lingkungan
dan pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu Menegaskan bahwa hutan
lindung hanya
bisa dimanfaatkan untuk jasa
lingkungan, pemanfaatan
kawasan
Pasal 2 Perpres No
282011 Penggunaan
HL untuk
Pertambangan Bawah Tanah
Kawasan hutan lindung dapat
dimanfaatkan untuk
pertambangan bawah tanah
Keputusan ini bertentangan dengan Pasal 23 PP No
62007 jo PP No 32008
Pengelolaan Pasal 4 PP No
242010 tentang
Penggunaan Kawasan
Hutan Didalam hutan lindung
dapat dibangun kegiatan religi, pertambangan,
instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi
listrik serta teknologi energi baru dan
terbarukan, pembangunan jaringan
telekomunikasi, stasiun pemancar radiodan
televise sarana transportasi yang bukan
transportasi umum, sarana dan prasarana
sumber daya air fasilitas umum, industri
terkait kehutanan, pertahanan dan
keamanan, prasarana keselamatan umum dan
penampungan korban bencana alam
Keputusan ini bertentangan dengan Pasal 23 PP No
62007 jo PP No 32008
Pasal 2 ayat 4 PP
382007 tentang
Pemerintah menyerahkan
31 kewenangan
urusan Kewenangan
yang dimaksud hanya berupa
permintaan pertimbangan
75
Pembagian Kewenangan
antara Pemerintah
pusat, pemerintah
provinsi
dan pemerintah
kabupatenkota pemerintahan
kepada daerah
termasuk kewenangan
pengelolaan kehutanan kepada daerah
teknis yang
bersifat administrative berkaitan
dengan substansi kehutanan tanpa berhak memutuskan.
Keputusan akhir
tetap berada ditangan pemerintah
pusat
Pembinaan dan
Pengawasan Pasal 123 PP
62007 tata
hutan dan
rencana pengelolaan
hutan serta pemanfaatanny
a Kewenangan pembinaan
dan pengawasan berada ditangan
pemerintah, Gubernur untuk tingkat
provinsi, Bupati untuk tingkat kabupaten
Dimungkinkan untuk
melakukan koordinasi
pembinaan dan pengawasan antar institusi pemerintah
Pasal 60 UU 411999
tentang Kehutanan
Pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat maupun
perorangan wajib
berperan serta
dalam pengawasan
hutan Pengawasan
secara kolaboratif
sangat dimungkinkan
Pembinaan dan
Pengawasan Pasal 15 dan
19 UU
32 2009
tentang Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan Pemerintah daerah wajib
membuat Kajian
Lingkungan Hidup
Strategis Untuk
menjamin kelestarian
lingkungan hidup setiap perencanaan
ruang wajib
Pemerintah daerah
memiliki kewenangan
dalam menentukan norma atau aturan dalam rangka
memantau dampak
pemanfaatan ruang
termasuk pemanfaatan
hutan lindung Pasal 48-49 PP
452004 tentang
Perlindungan Hutan
Pembinaan terhadap
pengelolaan hutan
terdiri dari pedoman, bimbingan,
pelatihan, arahan, supervise
Ketentuan mengenai
pengawasan belum diatur dalam
peraturan perundangan
Berikut ini uraian dari ketentuan ketentuan mengenai tahapan kegiatan dalam penyelenggaraan hutan lindung
a. Hak kepemilikan