6
separatisme dan
makar Indonesia
pada awal
kemerdekaan sampai
munculnya Orde Baru 5
Penyusunan RPP Menyusun
rencana pembelajaran sejarah sesuai
dengan prinsip dan sistematika yang berlaku.
6 Konsep Penilaian Autentik
Memahami penilaian autentik dan
mengaplikasikan dalam
pembelajaran Sejarah
7
D. Ruang Lingkup
Materi Sejarah SMASMK
Profesional Pengaruh Hindu-
Budha di Indonesia
Pengaruh Islam di Indonesia
Imperialisme Dan Kolonialisme Di
Indonesia
Upaya Mengatasi Disintegrasi Bangsa
Pedagogik Penyusunan RPP
Konsep Penilaian Autentik
8
E. Saran Penggunaan Modul
Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati
dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain: Penguasaan materi pedagogik yang mendukung penerapan materi
profesional Penguasaan materi profesional sebagai pokok dalam pembelajaran
sejarah di SMASMK Bacalah setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar anda mengetahui pokok-pokok pembahasan
Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang berkaitan dengan materi
Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam menyelesaikan setiap latihantugaskasus
Latihantugaskasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan dalam kelompok dan individu
Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam memahami materi.
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN1
PENGARUH HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat memahami Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia secara kronologis
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan Masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia 2. Menjelaskan Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia
C. URAIAN MATERI
Penemuan 7 buah prasasti Yupa dari Kutai di pinggir sungai Mahakam pada abad ke 4 Masehi dipandang sebagai tonggak penting dalam penulisan
sejarah Indonesia Indonesia kini. Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya sebuah wilayah di Indonesia terekam dalam sebuah sumber sejarah tertulis
berupa prasasti. Meskipun tidak menyebutkan angka tahun namun berdasarkan perbandingan huruf yang dipakai dalam hal ini pallawa maka dapat ditentukan
secara relatif usia prasasti tersebut, yaitu berkisar pada akhir abad ke IV M
1
. Penemuan ini sekaligus sebagai bukti bahwa pengaruh Hindu telah masuk
ke Indonesia berdasarkan beberapa bukti terkait, yaitu terdapat beberapa nama raja yang menggunakan gelar berbau India bukan lagi nama lokal, penyebutan
Dewa A ńsuman yang dikenal dalam agama Hindu. Selain itu diberitakan pula
adanya upacara dengan menyebut tempat bernama Waprake wara yang dapat
1
Pertanggalan dalam prasasti dapat ditentukan baik secara absolut pasti maupun relatif kisaran. Penentuan secara absolut didapatkan dari uraian pertanggalan yang tercantum secara eksplisit
dalam teks prasasti tersebut. Beberapa prasasti hanya menyebutkan angka tahunnya saja, namun beberapa prasasti yang lain juga menyebutkan pertanggalan detil untuk bulan, minggu, hari dan
bahkan jam ketika prasasti tersebut dikeluarkan. Ahli epigrafi memiliki kemampuan untuk dapat mengkonversi pertanggalan dari saka ke masehi. Penentuan relatif dilakukan dengan dua cara
setelah tidak ditemukannya teks pertanggalannya. Cara yang pertama dengan melakukan perbandingan analogi dengan prasasti-prasasti yang sejaman dari segi bentuk huruf, gaya
pemahatan, formula prasasti maupun nama pejabat yang tertera. Cara yang lain adalah dengan melakukan uji kimia terhadap bahan dasar prasasti tersebut, biasanya menggunakan bahan karbon
C14. 7 buah prasasti
yūpa dari Kutai ini diketahui usia relatifnya setelah dilakukan perbandingan dengan beberapa prasasti berhuruf pallawa dari daerah India dan diduga kuat sejaman dengan
akhir abad IV Masehi.