83
7. G-30-SPKI
a Prakondisi Pemberontakan G-30-SPKI
Manifesto Politik yang telah ditetapkan MPRS sebagai GBHN tenyata tidak hanya berlaku 5 tahun tetapi untuk waktu tanpa batas. Pada masa itu partai
politik yang paling berperan adalah PKI karena lawan utama PKI yaitu Masyumi dan PSI telah dibubarkan oleh Sukarno. Upaya PKI melakukan ofensif
gerakannya berkembang sangat pesat pasca pemilu 1955. Namun peran politik PKI dalam pemilu 1955 masih banyak ditolak banyak kalangan termasuk di
pemerintahan disebabkan tindakan Pemberontakan tahun 1948 di Madiun. Dengan adanya Demokrasi Terpimpin, untuk pertama kalinya PKI masuk dalam
pemerintahan Kerstin Beise,2004:14. Setelah berlakunya Demokrasi Terpimpin di Indonesia, hubungan antara
Presiden Sukarno dengan PKI semakin dekat dibandingkan dengan partai-partai yang lain , karena PKI sebagai partai pendukung utama kebijakan Sukarno
dalam melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Disamping itu antara Sukarno dan PKI terdapat persamaan persepsi dalam memandang berbagai masalah aktual
saat itu termasuk kecurigaannya pada militer dan pengaruh intervensi asing, khususnya Blok Barat terhadap masalah dalam negeri Indonesia.
Upaya PKI secara sistematis dimulai sejak Konggres Nasional tahun 1959 dengan menyusun rencana program yang disebut Plan Partai. Plan Partai
ditetapkan dengan tujuan untuk menjadikan PKI sebagai partai kader dan massa. Dalam melaksanakan aksi-aksinya,PKI menggunakan Manipol sebagai landasan
dengan menempatkan kaum buruh dan tani pada kedudukan yang istimewa, sebagai pelaku utama revolusi. Dalam rangka mendukung gerakannya, PKI
berhasil mengorganisasi dan memobilisasi jutaan orang anggotanya. PKI menyusun program khusus dalam bidang sosial-ekonomi antara lain dengan
berusaha mempertahankan tanah-tanah garapan,menurunkan sewa tanah, usaha menaikkan upah buruh dan tani. Program tersebut dalam rangka
memperluas dukungan masyarakat dalam rangka mewujudkan cita-cita politiknya.
Sejak tahun 1964 dan puncaknya tahun 1965 PKI semakin agresif dengan semangat untuk meningkatkan ofensif revolusioner sampai ke puncak, seperti
yang dianjurkan ketuanya DN Aidit. Propaganda PKI dalam meningkatkan sentimen anti lawan politiknya dilakukan melalui rapat-rapat umum, kampanye
84
pers dan radio serta poster-poster dipinggir jalan dengan menyebut golongan diluar PKI sebagai setan kota, setan desa, kapitalis birokrat yang harus
disingkirkan. Pada bulan Januari 1965 posisi PKI di Jakarta sangat kuat setelah Sukarno
melarang partai Murba. Partai Murba sejak lama menentang PKI dalam rangka memperebutkan kepemimpinan golongan kiri Ricklefs, 1991:423. Pada sekitar
bulan Pebruari 1965, Ketua CC-PKI, DN Aidit mengusulkan dibentuknya organisasi Angkatan Kelima yaitu milisi rakyat yang dipersenjatai yang terdiri
buruh dan tani, disamping kekuatan TNI dan Kepolisian. Alasan tuntutan PKI tersebut dalam rangka menambah kekuatan militer dalam menghadapi konflik
dengan Malaysia melalui aksi Dwikora. PKI juga mengusulkan agar prinsip-prinsip tentang Nasakomisasi disegala
bidang diperluas, dengan cara membentuk tim penasehat yang mewakili unsur- unsur Nasakom untuk bekerja sama dengan para panglima dari keempat
angkatan dalam TNI Harold Crouch, 1999:92. Diantara keempat Panglima Angkatan, hanya Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani
yang secara tegas mendukung terbentuknya Angkata Kelima . Usul PKI untuk menasakomisasi dalam tubuh Angkatan Bersenjata yang
merupakan bagian dari kampanye PKI untuk mencapai tujuan adanya perwakilan Nasakom diseluruh lembaga negara dihalangi oleh para pemimpin Angkatan
Darat Harold Crouch, 1999:93. TNI-AD juga menentang dibentuknya Angkatan ke-5, dengan alasan bahwa Angkata ke-5 dan pembentukan Komisaris-komisaris
Politik, tidak diperlukan dalam lingkungan kemiliteran Yahya Muhaimin, 2002:179.
Satu-satunya kekuatan organisasi atau kelembagaan yang dapat menandingi manuver PKI adalah TNI. Pengaruh partai politik dalam
pemerintahan berkurang drastis sejak berlakunya Demokrasi Terpimpin. Sebagai upaya untuk mensentralisasikan struktur organisasinya, TNI semakin
solid dengan konsep Dwifungsinya yang mengintensifkan keterlibatan militer dalam administrasi sipil dan ekonomi Indonesia. Meski demikian terdapat friksi
dalam militer yang disebabkan polarisasi antara perwira anti-komunis dan yang pro Sukarno atau perwira dari Jawa dan non JawaKerstin Beise, 2004:13.
Bahkan yang lebih berbahaya, ternyata PKI berhasil menyusup ke dalam tubuh