Saran Penggunaan Modul Modul Sejarah KK C GP

9 KEGIATAN PEMBELAJARAN1 PENGARUH HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat memahami Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia secara kronologis

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan Masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia 2. Menjelaskan Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia

C. URAIAN MATERI

Penemuan 7 buah prasasti Yupa dari Kutai di pinggir sungai Mahakam pada abad ke 4 Masehi dipandang sebagai tonggak penting dalam penulisan sejarah Indonesia Indonesia kini. Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya sebuah wilayah di Indonesia terekam dalam sebuah sumber sejarah tertulis berupa prasasti. Meskipun tidak menyebutkan angka tahun namun berdasarkan perbandingan huruf yang dipakai dalam hal ini pallawa maka dapat ditentukan secara relatif usia prasasti tersebut, yaitu berkisar pada akhir abad ke IV M 1 . Penemuan ini sekaligus sebagai bukti bahwa pengaruh Hindu telah masuk ke Indonesia berdasarkan beberapa bukti terkait, yaitu terdapat beberapa nama raja yang menggunakan gelar berbau India bukan lagi nama lokal, penyebutan Dewa A ńsuman yang dikenal dalam agama Hindu. Selain itu diberitakan pula adanya upacara dengan menyebut tempat bernama Waprake wara yang dapat 1 Pertanggalan dalam prasasti dapat ditentukan baik secara absolut pasti maupun relatif kisaran. Penentuan secara absolut didapatkan dari uraian pertanggalan yang tercantum secara eksplisit dalam teks prasasti tersebut. Beberapa prasasti hanya menyebutkan angka tahunnya saja, namun beberapa prasasti yang lain juga menyebutkan pertanggalan detil untuk bulan, minggu, hari dan bahkan jam ketika prasasti tersebut dikeluarkan. Ahli epigrafi memiliki kemampuan untuk dapat mengkonversi pertanggalan dari saka ke masehi. Penentuan relatif dilakukan dengan dua cara setelah tidak ditemukannya teks pertanggalannya. Cara yang pertama dengan melakukan perbandingan analogi dengan prasasti-prasasti yang sejaman dari segi bentuk huruf, gaya pemahatan, formula prasasti maupun nama pejabat yang tertera. Cara yang lain adalah dengan melakukan uji kimia terhadap bahan dasar prasasti tersebut, biasanya menggunakan bahan karbon C14. 7 buah prasasti yūpa dari Kutai ini diketahui usia relatifnya setelah dilakukan perbandingan dengan beberapa prasasti berhuruf pallawa dari daerah India dan diduga kuat sejaman dengan akhir abad IV Masehi. 10 diidentikan sebagai tempat pemujaan terhadap Trimurti Soemadio, 1994. Pengenalan beberapa unsur Hindu ini kemudian menjadi sebuah informasi penting bahwa agama dan kebudayaan Hindu sudah dikenal oleh masyarakat pada kisaran awal abad masehi. Bagaimana dengan agama Buddha?, Selama ini para ahli berkeyakinan bahwa agama Buddha pertama kali dikenal di Indonesia berdasarkan informasi dari pr asasti Talang Tuo 684 M yang dikeluarkan oleh Dapunta Hyaŋ rī Jayanāsa. Prasasti ini berisi pembuatan kebun rīksetra untuk kebaikan semua mahluk, dari doa-doa yang dituliskan dalam teks dikenali sebagai pujian dalam agama Buddha Soemadio, 1994:56. Penemuan prasasti dari masa awal kerajaan rīwijaya ini dapat dipandang bahwa agama Buddha telah mulai berkembang di Indonesia. Selain itu, penemuan gugusan percandian di utara Karawang Jawa Barat telah memberikan arti penting mengenai penyebaran agama Buddha di Jawa yang dikenal sebagai situs percandian Batujaya 2 . Gugusan bangunan kuil dan kemungkinan pula biara Budhis telah menambah suatu upaya baru penafsiran terhadap perkembangan agama Buddha. Gugusan percandian yang sejaman dengan keberadaan kerajaan Tārumanāgara ini mungkin dapat menjadi landasan pemikiran bahwa agama Buddha juga telah berkembang pada masa-masa awal abad masehi hampir bersamaan dengan agama Hindu. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan bahwa pengaruh Hindu- Buddha ini sangat dominan dan kuat sehingga memunculkan pula sistem-sistem pemerintahan beserta bentuk kehidupan yang bercorak Hindu-Buddha. Tinggalan arkeologis dari masa ini begitu kayanya dan beberapa di antaranya dapat dikategorikan sebagai masterpiece karya manusia di dunia. Lombard 2000 mengatakan bahwa tanah di Indonesia terutama di Jawa mengandung dan masih akan terus mengeluarkan bukti-bukti warisan masa lampau yang menakjubkan 3 . Berbagai situs percandian dan benda-benda lain terus 2 Situs ini terletak kurang lebih 30 km arah utara Karawang di tepi Ci Tarum kurang lebih 7 km dari muaranya. Gugusan ini terhampar di dua desa dengan sekitar lebih dari 10 gugus percandian. Telah dilakukan penggalian dan penelitian secara sistematis dan berkelanjutan oleh Puslitarkenas, EFEO dan Universitas Indonesia. Hasan Djafar dari Universitas Indonesia telah mengangkat situs ini sebagai bahan disertasi doktornya. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa gugusan ini berusia sangat panjang sejak awal abad ke VI hingga abad ke XII Masehi. 3 Penemuan-penemuan tak terduga dari berbagai daerah di Indonesia telah membuktikan betapa kaya peninggalan masa lampau dan tingginya penguasaan kemampuan teknologi leluhur pada