Pemberontakan Andi Azis URAIAN MATERI

82

6. Republik Maluku Selatan RMS

Peristiwa ini terjadi di Maluku pada tanggal 25 April 1950 oleh orang- orang Indonesia pro Belanda yang tergabung dalam KNIL. Di Maluku, sebelum KMB masyarakat sudah terpecah menjadi dua golongan yang terhimpun dalam suatu organisasi yaitu: a. Partai Indonesia Maluku PIM. Golongan ini menginginkan Indonesia berdaulat penuh di bawah pimpinan E.M.Pupela. b. Persatuan Timur Besar PTB. Golongan ini berkeinginan untuk tetap mempertahankan negara federalis bikinan Belanda, di bawah pimpinan L. Pellaupessy. Suasana semakin menjadi keruh dengan datangnya pasukan istimewa KNIL yang bernama Pasukan Baret Hijau dan Baret Merah di kota Ambon pada tanggal 17 Januari 1950. Mereka mengadakan keonaran dan penganiayaan terhadap masyarakat sipil sehingga mengakibatkan kematian bagi masyarakat kecil. Suasana semacam ini menjadi kesempatan yang baik oleh Dr. Soumokil Cs. untuk menyebarkan isu-isu yang bernuansa SARA. Di antaranya: a. Orang-orang Jawa akan menjajah dan mengislamkan orang-orang Maluku. b. Apabila Republik Indonesia, maka semua orang Kristen di Ambon akan dibunuh. Karena itu kita harus memberikan perlawanan terhadap Republik Indonesia. c. Harus membentuk negara sendiri bernama Republik Maluku Selatan yang akan di dukung oleh Amerika Serikat, Australia, dan Belanda. Dalam menyelesaikan masalah ini, pada tanggal 29 April 1950 pemerintah RIS mengirimkan Dr. Leimena dengan maksud menyelesaikan masalah ini secara damai. Karena cara ini tidak dapat berjalan dengan efektif, maka dilaksanakan operasi militer di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Operasi militer memerlukan waktu cukup lama, pada tanggal 2 Desember 1963 Dr. Soumokil dapat tertangkap tanpa melalui letusan sejata. Dengan tertangkapnya Dr. Soumokil bukan berarti aktivitas RMS sudah selesai, hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa sampai saat ini di Maluku masih membawa bendera RMS. Hal ini mungkin disebabkan oleh sisa-sisa RMS yang di luar negeri, terutama di negeri Belanda. 83

7. G-30-SPKI

a Prakondisi Pemberontakan G-30-SPKI Manifesto Politik yang telah ditetapkan MPRS sebagai GBHN tenyata tidak hanya berlaku 5 tahun tetapi untuk waktu tanpa batas. Pada masa itu partai politik yang paling berperan adalah PKI karena lawan utama PKI yaitu Masyumi dan PSI telah dibubarkan oleh Sukarno. Upaya PKI melakukan ofensif gerakannya berkembang sangat pesat pasca pemilu 1955. Namun peran politik PKI dalam pemilu 1955 masih banyak ditolak banyak kalangan termasuk di pemerintahan disebabkan tindakan Pemberontakan tahun 1948 di Madiun. Dengan adanya Demokrasi Terpimpin, untuk pertama kalinya PKI masuk dalam pemerintahan Kerstin Beise,2004:14. Setelah berlakunya Demokrasi Terpimpin di Indonesia, hubungan antara Presiden Sukarno dengan PKI semakin dekat dibandingkan dengan partai-partai yang lain , karena PKI sebagai partai pendukung utama kebijakan Sukarno dalam melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Disamping itu antara Sukarno dan PKI terdapat persamaan persepsi dalam memandang berbagai masalah aktual saat itu termasuk kecurigaannya pada militer dan pengaruh intervensi asing, khususnya Blok Barat terhadap masalah dalam negeri Indonesia. Upaya PKI secara sistematis dimulai sejak Konggres Nasional tahun 1959 dengan menyusun rencana program yang disebut Plan Partai. Plan Partai ditetapkan dengan tujuan untuk menjadikan PKI sebagai partai kader dan massa. Dalam melaksanakan aksi-aksinya,PKI menggunakan Manipol sebagai landasan dengan menempatkan kaum buruh dan tani pada kedudukan yang istimewa, sebagai pelaku utama revolusi. Dalam rangka mendukung gerakannya, PKI berhasil mengorganisasi dan memobilisasi jutaan orang anggotanya. PKI menyusun program khusus dalam bidang sosial-ekonomi antara lain dengan berusaha mempertahankan tanah-tanah garapan,menurunkan sewa tanah, usaha menaikkan upah buruh dan tani. Program tersebut dalam rangka memperluas dukungan masyarakat dalam rangka mewujudkan cita-cita politiknya. Sejak tahun 1964 dan puncaknya tahun 1965 PKI semakin agresif dengan semangat untuk meningkatkan ofensif revolusioner sampai ke puncak, seperti yang dianjurkan ketuanya DN Aidit. Propaganda PKI dalam meningkatkan sentimen anti lawan politiknya dilakukan melalui rapat-rapat umum, kampanye