Mata Pelajaran IPA Sehingga secara realitas tidak dapat diimplementasikan secara optimal.

commit to user dengan cara meraba: Hal ini merupakan salah satu bentuk karakter bangsa yaitu gemar membaca, mandiri, dan rasa ingin tahu. Jadi guru mata pelajaran IPS khususnya pada tingkat SMPLB telah berupaya melakukan solusi dalam membentuk karakter anak-anak tunanetra untuk mempunyai karakter yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari mereka memiliki suatu keterbatasan baik itu dilihat dari segi kognitif, Afektif, dan Psikomotorik, dan memiliki hendaya penglihatan. Walaupun demikian mereka merupakan generasi penerus bangsa yang secara holistic harus diberikan pengetahuan tentang pendidikan karakter. Jadi dalam mata pelajaran IPS banyak sekali nilai-nilai karakter yang bisa diintegrasikan untuk dapat diberikan kepada siswa.

b. Mata Pelajaran IPA

Upaya-upaya untuk memberikan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus pada mata pelajaran IPA. Model pembelajaran kontekstual menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kendala dalam proses implementasi pendidikan karakter khusunya pada mata pelajaran IPA. Pendekatan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA perlu dilakukan agar siswa dapat berpikir secara konteks, logis dan bisa menemukan hakikat dari pembelajaran itu sendiri termasuk dalam Trustwothiness , bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi commit to user berintegrasi. . Jadi menurut guru IPA di SLBA Negeri Denpasar model pembelajaran kontekstual sangat sesuai dengan system pembelajaran jaman sekarang, yang menuntut siswa supaya aktif untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Sesuai dengan apa yang dipaparkan Johnson. “ Contextual teaching learning enables students to connect the content of academic subject with the immediate context of their daily lives to discover meanin. It enlargers their personal context furthermore, by providing students with fresh experience that stimulate the brain to make new connection and consecuently, to discover new meaning” Johnson, 2002 . “CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari untuk menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna yang baru” Johnson, 2002. Pada tahap ini karakter siswa akan terbentuk melalui pengalaman- pengalaman yang mereka alami. CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dan materi yang dipelajari dengan kehidupan isi kehidupan sehari-hari Rusman, 2011: 190. Dari pengalaman akan terbentuk karakter yang kuat yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Metode yang digunakan dalam upaya pengintegrasian nilai-nilai karakater pada pembelajaran IPA, adalah metode pendekatan individual karena anak tunanetra memang mempunyai kekurangan di dalam penglihatan, wajib bagi guru bekerja extra dan melakukan pendekatan- pendekatan khusus agar mata pelajaran yang di ajarkan dapat terintegrasi dengan baik. Karena integrasi pembelajaran yang baik akan membantu memudahkan guru untuk memadukan mengintegrasikan nilai-nilai yang salah satunya pendidikan commit to user karakter yang diajarkan pada siswa di sekolah. Jadi dalam hasil wawancara di atas menyatakan metode individual wajib digunakan untuk memhami karakteristik dari anak-anak tunanetra sehingga guru lebih mudah melakukan pendekatan kepada siswa sehingga pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran yang baik berarti memudahkan guru melakukan integrasi nilai-nilai pendidikan karakter pada mata pelajaran yang diampu seperti pada mata pelajaran IPA. Kenyataan dilapangan menunjukkan pada pembelajaran IPA guru-guru di SLBA Negeri Denpasar khususnya pada tingkat SMPLB, telah melakukan upaya-upaya maksimal di dalam proses integrasikan pendidikan karakter kepada peserta didik. Contoh guru-guru selalu memberikan pertanyaan kepada siswa saat pembelajaran IPA. Hal ini menunjukkan guru secara tidak langsung mengajarkan siswa karakter untuk selalu berpikir kritis, dan selalu sigap di saat menghadapi sesuatu. Dalam segi media pembelajaran guru-guru sudah mengupayakan berbagai media pembelajaran yang bisa diraba secara langsung oleh siswa tunanetra pada tingkat SMPLB seperti: media kerangka tubuh manusia, serta patung organ-organ tubuh manusia. Fungsi dari media pembelajaran ini secara tidak langsung menumbuhkan karakter bangsa yaitu rasa ingin tahu siswa untuk mengetahui bentuk-bentuk kerangka tubuh manusia, serta bentuk- bentuk organ-organ tubuh yang dimiliki oleh manusia. Dari hasil wawancara dan pengamatan secara langsung dapat dikatakan guru sudah menyadari bahwa, pada mata pelajaran IPA anak commit to user tunanetra belajar melalui proses pendengaran dan perabaan, karena bagi mereka untuk mengerti dunia sekelilingnya harus bekerja dengan benda-benda konkret yang dapat dimanipulasi melalui observasi perabaan benda-benda riil, dalam tempatnya yang bersifat alamiah, mereka dapat memahami bentuk, ukuran, berat, kekerasan, sifat-sifat permukaan, kelenturan suhu, dan sebagainya. Dengan demikian mereka lebih mudah untuk menginternalisasikan mata pelajaran IPA serta nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Dapat dijelaskan disini untuk mata pelajaran IPA pada tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar, guru-guru sudah berupaya semkasimal mungkin untuk dapat membentuk karakter peserta didik agar mempunyai kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Jadi pada mata pelajaran IPA guru bukan hanya mengajarkan materi yang diajarkan. Akan tetapi dibalik materi yang diajarkan guru berusaha mengembangkan materi-materi pembelajaran tersebut untuk bisa diintegrasikan pada pendidikan karakter. Dengan demikian dapat dikatakan IPA bukan hanya mata pelajaran yang bisa membentuk daya pikir siswa menjadi lebih logis. IPA memberikan solusi dalam membentuk karakter kebangsaan siswa contohnya: nilai karakter mandiri, berpikir kritis ikut mewarnai dan berintegrasi dengan pendidikan karakter sebagai suatu hal yang terpisahkan. Jadi dengan demikian guru mata pelajaran IPA di SLBA Negeri Denpasar sudah berupaya memberikan solusi terbaik untuk meminimalisir kendala yang dihadapi guru dalam proses implementasi dan integrasinya. commit to user

c. Mata Pelajaran Kesenian