Mata Pelajaran Kesenian Praktik Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran di Kelas

commit to user hasil observasi juga menunjukkan nilai-nilai karakter yang dapat diintegrasikan pada siswa jika mengacu pada Said Hamid Hasan 2010 seperti: nilai - nilai religius, komunikatif, kreatif, dan rasa ingin tahu. Dan jika mengacu pada De induk pendidikan karakter 2010 siswa telah diajarkan intellectual development olah pikir untuk selalu mengkritisi inovatif dalam suatu pemikiran.

c. Mata Pelajaran Kesenian

1 Perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran Kesenian Proses integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran selain membutuhkan pemahaman yang komperhensif mengenai hakekat dan pengertian pendidikan karakter. Guru juga harus mempunyai perencanaan pembelajaran yang matang. Makin baik perencanaan yang disusun oleh guru, makin baik pula pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru, termasuk hasil yang dicapai. Berikut perangkat pelaksanaan pembelajaran yang dipakai guru kesenian di SLBA Negeri Denpasar dalam proses pembelajaran sehari- hari. Menurut hasil observasi, dalam perencanaan pembelajaran di dalam kelas guru kesenian di SLBA Negeri Denpasar pada tingkat SMPLB mempunyai perangkat pembelajaran antara lain: Silabus, Program Tahunan, Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dari hasil wawancara tujuan dari penyusunan program pembelajaran bertujuan untuk merencanakan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar materi-materi yang commit to user dijelaskan dapat diinternalisasikan dan terintegrasikan dengan Baik pada siswa. jadi perencanaan yang baik akan mempengaruhi implementasi proses pembelajaran di sekolah khusus dalam hal internalisasi dan integrasi nilai-nilai fundamental yang dapat mempengaruhi karakter siswa kearah yang lebih positif. Salah satu contohnya seperti nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter. Menurut hasil wawancara dengan salah satu guru kesenian di SLBA Negeri Denpasar-Bali tujuan dari pembuatan perangkat pembelajaran tersebut antara lain: “ Tujuan dari pembuatan perangkat pembelajaran ini secara khusus saya pergunakan sebagai pedoman di dalam mengajar dan selalu saya jadikan pedoman di dalam bertindak. Perencanaan yang baik menurut saya akan mempengaruhi kualitas pembelajaran itu sendiri. Dengan pembelajaran yang baik otomatis siswa menjadi gampang menerima pelajaran yang telah saya sampaikan. Walaupun kadang-kadang pada mata pelajaran Kesenian saya selalu mengajarkan praktek. Tapi tetap saja saya memerlukan perencanaan yang baik yang mungkin bisa saya lihat pada perangkat-perangkat pembelajaran yang saya buat seperti RPP, dan silabus”. CLHW 0301: Dewa Gede Sujana” Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berfungsi sebagai sarana dari guru untuk mengatur pembelajaran agar berjalan lebih tersruktur. Jadi hal tersebut mengindikasikan bahwa perangkat pembelajaran merupakan teks dasar untuk merealisasikan sebuah realitas perencanaan pembelajaran yang sesuai kurikulm pembelajaran. commit to user 2 Pelaksanaan pembelajaran dan proses integrasi nilai-nilai karakter pada mata pelajaran Kesenian. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran kesenian berjalan dengan baik. Guru yang mengajar mata pelajaran Kesenian pada saat proses observasi berlangsung bernama Dewa Made Sujana. Beliau merupakan guru Kesenian yang biasa memberikan pengajaran dalam bentuk materi maupun praktek di dalam kelas. Lokasi tempat proses berlangsung pembelajaran kesenian di kelas dan ruang kelas khusus yang memang dipergunakan untuk praktek bermusik. Dalam observasi tersebut guru telah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu menyisipkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembelajarn. Berikut tahap-tahap implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran Kesenian pada kelas VII tingkat SMPLB di Sekolah Luar Biasa Bagian A Negeri Denpasar Bali. a Tahap awal Pada pembelajaran didalam kelas seperti biasa guru mengucapkan salam kepada siswa dan siswa pun memberikan salam kepada guru merupakan bentuk karakter bangsa saling menghormati antar sesama. Kemudian sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu diselingi dengan doa doa mengajarkan siswa untuk selalu patuh dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: bentuk nilai karakter religius. Jadi pada tahap awal perencanaan pembelajaran di kelas, 2 nilai karakter bangsa secara tidak langsung telah diajarkan oleh guru kepada murid commit to user di dalam kelas. Kurikulum yang dipakai pedoman dalam mengajar adalah kurikulum KTSP. b Model dan Metode Pembelajaran Dalam proses pelaksanaan pembelajaran seorang guru tidak bisa lepas dari metode. Metode merupakan fundamen-fundamen dari berhasilnya integrasi yang dilakukan guru pada mata pelajaran yang mereka ajarkan. Metode dimaknai sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara model dan metode yang digunakan guru dalam proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran Kesenian antara lain: “Model pembelajaran yang sering saya gunakan dalam mengajar adalah model pembelajaran CTL. Karena dengan model ini saya bisa mengaitkan mata pelajaran saya ini dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. untuk pendekatan saya menggunakan pendekatan individual. Untuk metode saya menggunakan metode ceramah dan life skill karena pada mata pelajaran yang saya ampu ada praktek langsung misalnya praktek bermain music” CLHW-0302. Dewa Gede Sujana. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam memilih metode guru menggunakan berbagai macam metode. Hal ini dapat terlihat ketika pada mata pelajaran kesenian di kelas VII tingkat SMPLB. Sebelum menuju pada praktek bermusik guru terlebih dahulu memberikan arahan agar siswa mengerti tentang materi yang akan diajarkan, sembari sekali-sekali guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk melatih daya kritisi siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru di dalam kelas. commit to user Hal ini membuktikkan bahwa memang metode ceramah sudah terealisasikan dengan cukup baik. Pada proses pembelajaran ini guru juga menggunakan metode lifeskill hal ini dapat terlihat ketika guru memberikan praktek bermusik pada siswa. dalam metode lifeskill secara tidak langsung guru mengajarkan karakter kebangsaan kepada siswa: karakter rasa ingin tahu: yaitu itu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya. Untuk metode pendekatan menggunakan pendekatan individual. Pendekatan individual ini bertujuan untuk memberikan pelayanan khusus kepada siswa di SLBA N Denpasar yang notabennya merupakan siswa tunanetra agar lebih terfokus dan dapat mengikuti pelajaran kesenian secara terstruktur. Untuk model pembelajaran yang digunakan guru adalah Contextual Teaching Learning CTL. CTL Merupakan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar di kelas. Model CTL dapat dilihat aplikasinya secara realitas pada pelaksanaan praktek pembelajaran Kesenian yang dimplementasikan guru kepada siswa-siswi tunanetra di sekolah. Dalam praktek yang dilakukan guru memperkenalkan jenis-jenis lagu modern yang memang popular dan sering didengarkan oleh masyarakat secara kompleks, untuk di mainkan dalam praktek kesenian. Contohnya seperti lagu group Band Ungu, ST 12 dan masih banyak lagi lagu-lagu popular lainnya. Dengan pengenalan terhadap lagu modern, berarti guru telah menjalankan konteks kekinian, dengan memperkenalkan lagu-lagu yang mungkin sering mereka commit to user dengarkan hari-hari. Dengan demikian guru telah memadukan proses pembelajaran disekolah dengan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Proses ini mengindikasikan bahwa guru kesenian yang diobservasi memang sudah menerapakan model pembelajaran CTL. Selain memainkan lagu-lagu popular, guru juga memainkan musik- musik daerah. Tujuannya dimainkannya musik-musik daerah untuk memperkenalkan kepada siswa bahwa Indonesia merupakan negeri yang memiliki kekayaan seni yang beraneka ragam. c Media pembelajaran Berdasarkan obersevasi terhadap pelaksanaan pembelajaran kesenian di SLBA Negeri Denpasar pada jenjang SMPLB media pembelajaran yang digunakan guru dalam menunjang proses pembelajaran antara lain: alat-alat music modern seperti gitar, Drum, Bass, Keyboard, alat-alat musik tradisional seperti seperangkat gambelan serta ruang music sebagai tempat guru-guru memberikan praktek bermusik kepada siswa-siswa tunanetra khususnya jenjang SMPLB. Untuk lebih jelasnya dapat alat-alat musi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. commit to user Gambar. 6. Alat-alat musik modern Sumber: Doc Peneliti 2012 Gambar.7. Alat-alat musik tradisional Sumber: Doc. Peneliti 2012. Fungsi dari alat-alat ini antara lain adalah sebagai media pembelajaran yang dapat menumbuhkan daya kreativitas serta kepekaan siswa di dalam mendengarakan suara dan memperkenalkan siswa kepada alat-alat music baik yang berjenis modern maupun yang berjenis tradisional. commit to user Media pembelajaran yang digunakan cukup bervariasi. Pada intinya media pembelajaran yang baik akan menunjang prestasi siswa di dalam mata pelajaran kesenian. Hal ini dapat dilihat pada kemampuan siswa tunanetra dalam berolah vocal serta bermain musik Menurut hasil wawancara dengan guru Kesenian mengenai fungsi dari media pembelajaran tersebut antara lain: “Fungsi dari media pembelajaran ini, kalo kita kaitkan dengan pendidikan karakter adalah sebagai sarana di dalam menumbuhkan daya kreatifitas dari siswa dan membuat pelajaran semakin menarik sehingga dengan penyediaan alat-alat musik ini siswa bisa menumbuhkan rasa ingin tahu siswa: seperti yang manakah namanya alat-alat musik tradisional dan yang manakah alat musik modern” CLHW-0401: I Gede Purnama Eka Saputra. Dari hasil wawancara dan hasil observasi menunjukkan fungsi dari media pembelajaran ini antara lain: menggugah rasa ingin tahu dan menumbuhkan daya kreativitas siswa di dalam berolah skill . Berolah skill Baik itu dalam proses mendengarkan dan memainkannya, sehingga dari hal tersebut bisa diamati bahwa media pembelajaran yang dipakai guru dalam memberikan pembelajaran kepada praktek siswa-siswa tunanetra tingkat SMPLB, secara tidak langsung dapat menumbuhkan karakter bangsa, mengacu pada Said Hamid Hasan 2010 seperti: rasa ingin tahu, kreatif, dan bekerja keras untuk dapat bisa memperoleh ilmu yang dipelajari. commit to user d Evaluasi Evaluasi dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran. Jika kita kaitkan dengan sekolah wujud dari proses penilaian itu antara lain: meliputi evaluasi proses dan evaluasi produk atau hasil. Berdasarkan hasil observasi, hasil analisis dokumen dapat dilaporkan bahwa jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru Kesenian di dalam melakukan penilaian pada saat berlangsungnya proses belajar – mengajar meliputi evaluasi proses dan evaluasi produk atau hasil. Penilaian proses berlangsung ketika guru kesenian melakukan tanya jawab kepada siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung contoh yang bisa diamati ketika guru kesenian memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa. Instrumen yang digunakan antara lain: 1. Pertanyaan lisan; daftar pertanyaan. Sedangkan penilaian hasil dilakukan guru ketika memberikan test berupa pertanyaan tertulis dan praktek bermusik secara langsung. Dalam praktek bermusik walaupun mereka adalah anak tunanetra guru selalu memberikan penilaian yang objektif. Dalam penilaian praktek guru memberikan hasil penilaian secara kelompok dan secara individul. Tujuan dari penilaian ini agar siswa bisa belajar berkolaborasi dengan siswa-siswa yang lain serta selalu mengajarkan mereka untuk selalu bisa mandiri di dalam melakukan sesuatu Dalam penilaian praktek guru memberikan pelatihan kepada siswa. kemudian guru mengindikasikan kepada siswa untuk menunjukkan commit to user hasil latihan yang mereka lakukan kemudian guru melakukan penilaian kepada siswa. Untuk format penilaian setiap pertemuan memiliki sistem penilaian yang berbeda-beda untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada RPP bagian lampiran. jadi dalam format penilaian pada mata pelajaran Kesenian, guru memiliki sistem penilaian yang heterogen mulai dari tahap awal penilaian yang sering disebut penilaian proses sampai pada akhir penilaian yang disebut dengan penilaian hasil. Tujuan tidak lain sebagai bahan pertimbangan dari guru di dalam memberikan penilaian yang objektif kepada siswa pada mata pelajaran Kesenian. Dalam pelajaran Kesenian guru telah melaksanakan evaluasi baik dari segi proses maupun hasil. Kedua evaluasi inilah yang dikehendaki oleh KTSP. Pada intinya evaluasi proses dilakukan melalui pengamatan terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan siswa, dan evaluasi hasil dilakukan dengan memberi tugas siswa, dengan jenis intrumen seperti pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Jawaban ditulis menggunakan Pen dan tulisan Braillo . Serta penilaian praktek seperti bernyanyi dan memainkan alat musik dan mendengarkan lagu. Tapi kembali pada format penilaian yang digunakan pada proses penilaian pendidikan karakter. Format penilaian tidak jelas sehingga guru belum bisa memberikan nilai yang pasti apakah integrasi pendidikan karakter dapat teroptimalisasikan dengan baik. commit to user e Potret proses pembelajaran Kesenian tingkat SMPLB Menurut hasil observasi potret proses pembelajaran mata pelajaran Kesenian pada tingkat SMPLB dapat diuraikan sebagai berikut: Pada potret pembelajaran Kesenian di SLBA Negeri Denpasar. Peneliti memotret proses pembelajaran di kelas VII tingkat SMPLB. Pada hari selasa tanggal 5 Juni 2012, pukul 11.00 Wita. Dalam proses pembelajaran tersebut dapat diamati adanya proses integrasi nilai pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru. Pada proses pembelajaran Kesenian peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas VII tingkat SMPLB. Pada saat peroses observasi guru yang mengajar bernama Dewa Gede Sujana. Dalam proses pembelajaran tersebut Standar Kompetensi: Mengapresiasi karya seni musik, Komptensi dasar: menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan lagu daerah setempat, dalam pembelajaran pada pertemuan itu indikatornya antara lain: 1. Mengidentifikasi jenis-jenis lagu etnik dari daerah setempat; 2. Mengidentifikasi elemen-elemen musik, irama, tempo, nada, dinamika dari lagu daerah tersebut; 3. Mendeskripsikan lagu permainan pergaulan yang ada didaerah setempat. Dalam catatan dokumentasi melalui RPP, jika mengacu pada RPP maka secara tidak langsung terdapat karakter yang sudah dintegrasikan kepada siswa-siswi tunanetra. contohnya pada indikator mengandung unsur karakter kebangsaan yang secara tidak sengaja diintegrasikan kepada siswa yaitu dalam indikator yang pertama mengandung karakter commit to user kebangsaan yaitu: Cinta tanah air, yang ditunjukkan dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis lagu dari daerah etnik setempat. Yang kedua mengadung karakter kebangsaan: Rasa ingin tahu, yang ditunjukkan dengan menidentifikasi elemen-elemen musik, irama, tempo, nada, dinamika dari lagu daerah tersebut. Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti materi yang diajarkan antara l ain: 1. Musik; 2. Praktek Musik. Adapun langkah-langkah pembelajaran di kelas VII SMPLB dapat dideskripsikan sebagai berikut: Pada saat masuk kelas guru mengucapkan salam kepada siswa kemudian siswa juga mengucapkan salam kepada guru. Kemudian sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu diselingi dengan doa. Doa sebelum pembelajaran dimulai merupakan nilai karakter religious yang harus selalu dijunjung tinggi oleh guru maupun siswa. Kemudian masuk ke kegiatan pendahuluan. Pada kegiatan pendahuluan terjadi proses tanya jawab antara guru dengan siswa. Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan: pada kegiatan tersebut pertanyaan yang diajukan seperti: coba sebutkan lagu- lagu daerah yang kalian kenal. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti siswa diberikan mendengarkan lagu “Tanase” melalui kaset VCD. Hal ini dilakukan karena siswa tunanetra memiliki hendaya penglihatan jadi pengenalan lagu melalui media VCD adalah hal yang penting dalam proses pengenalan lagu kepada siswa-siswa di SLBA Negeri Denpasar commit to user khususnya pada tingkat SMPLB. Kemudian tahap kedua setelah selesai mendengarkan lagu “Tanase” siswa diajarkan belajar memahami intpretasi lagu Tanase untuk melatig daya kognitif siswa merupakan bentuk karakter bangsa: kreatif: yaitu sikap Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Ketiga. Kegiatan selanjutnya guru dan siswa mempelajari lagu “ Tanase” dengan diiringi musik Gitar, Drum, Kyeboard. Dalam kegiatan ini guru dengan cekatan mengajarkan siswa untuk selalu seksama mendengarkan setiap petikan nada dari setiap lagu “ Tanase”. Keempat Menyanyikan lagu “ Tanase ” dengan diiringi musik dan ekspresi permainan pergaulan. Jadi dalam tahap keempat secara tidak langsung guru mempergunakan model CTL dalam proses pembelajaran ini. Pada saat proses ini pembelajaran berlangsung secara kreatif, dinamis dan menyenangkan hal ini tampak dari ekspresi siswa yang selalu memperhatikan apa yang diarahkan oleh guru. commit to user Gambar.08. Proses pembelajaran Kesenian di SLBA Negeri Denpasar. Sumber: Doc Peneliti 2012 Gambar. 09. Proses pembelajaran Kesenian di SLBA N Denpasar tingkat SMPLB. Sumber: Doc. Peneliti 2012. Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir diadakan test bernyanyi untuk mengetahui kemampuan siswa di dalam bernyanyi. Test bernyanyi yang diberikan guru bertujuan untuk menanamkan sifat mandiri kepada siswa commit to user bahwa mereka mempuyai kemampuan untuk bisa dan selalu berusaha dan bekerja keras untuk belajar. Jadi secara tidak langsung pada proses pembelajaran kesenian ini telah terintegrasi berbagai macam nilai-nilai karakter bangsa. Walaupun secara holistik belum bisa diintegrasikan, tapi menurut hasil observasi nilai-nilai karakter yang diajarkan dapat terintegrasikan dengan baik CLHOB-03. Tapi jika ditinjau dari evaluasi masih belum jelas apakah integrasi dapat direaliasasikan secara optimal.

d. Proses Integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran Penjaskes