commit to user
yaitu dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari mereka memiliki suatu
keterbatasan baik itu dilihat dari segi kognitif, Afektif, dan Psikomotorik, dan memiliki hendaya penglihatan. Walaupun demikian mereka merupakan
generasi penerus bangsa yang secara
holistic
harus diberikan pengetahuan tentang pendidikan karakter. Jadi dalam mata pelajaran IPS banyak sekali
nilai-nilai karakter yang bisa diintegrasikan kepada siswa di SLBA Negeri Denpasar-Bali.
b. Mata Pelajaran IPA
Menurut hasil observasi dan wawancara. Solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam proses integrasikan nilai-nilai pendidikan
karakter pada anak berkebutuhan khusus pada mata pelajaran IPA antara. Dari hasil hasil wawancara dapat dituliskan sebagai berikut:
“Dalam pembelajaran IPA upaya-upaya yang dilakukan untuk memberikan solusi dalam pembentukan karakter siswa antara
lain: pendekatan pendidikan karakter lebih difokuskan pada kejadianfakta sikap yang pernah mereka alami antara individu,
artinya mengurangi tindakan-tindakan contoh yang terlalu abstrak, sehingga gampang dipahami oleh anak tunanetra. Dalam
pembelajaran
di dalam
kelas saya
berusaha untuk
mengintegrasikan nilai-nilai karakter misalnya seperti: 1. nilai religious seperti berdoa sebelum memulai dan menutup
pelajaran. 2. Nilai karakter disiplin, seperti tertib saat pelajaran sudah dimulai baik itu dalam materi pelajaran manapun dalam
pembelajaran yang saya ampu. 3. Nilai karakter Mandiri, seperti ketika diberikan test mereka wajib mengerjakannya sendiri.
Metode yang kami gunakan adalah metode Individual. Jika hal ini tidak dilakukan maka khusunya dalam pembelajaran IPA:
siswa tunanetra ini akan sulit untuk menterjemakannya dalam bentuk tindakan nyata yang harus selalu diingata dalam prilaku
sehari-hari. karena untuk anak visual impairment tunannetra
commit to user
mereka hanya bisa merasakan dan mendengar saja. Sehingga kami mempunyai model pembelajaran khusus yang sering
dinamakan PLB” CLHW-0205: Pande Udayana.
Jadi pendapat diatas menyatakan bahwa, walaupun mereka merupakan
anak tunanetra perapan model untuk anak awas perlu dilakukan. Pendekatan model pembelajaran kontekstual pada mata IPA perlu dilakukan agar siswa
dapat berpikir secara konteks, logis dan bisa menemukan hakikat dari pembelajaran itu sendiri termasuk dalam
Trustwothiness
, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegrasi. Jadi menurut guru IPA.
Model pembelajaran kontekstual sangat sesuai dengan system pembelajaran jaman sekarang, yang menuntut siswa supaya aktif untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Pada tahap ini karakter siswa akan terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang mereka alami.
Metode yang digunakan dalam upaya pengintegrasian nilai-nilai karakter pada pembelajaran IPA, adalah metode pendekatan individual karena
anak tunanetra memang mempunyai kekurangan di dalam penglihatan. Kekurangan tersebut mengindikasikan bahwa guru wajib bekerja extra dan
melakukan pendekatan- pendekatan khusus agar mata pelajaran yang di ajarkan dapat terintegrasi dengan baik. Integrasi pembelajaran yang baik akan
membantu memudahkan guru untuk memadukan serta mengintegrasikan nilai- nilai pendidikan karakter yang diajarkan pada siswa di sekolah. Jadi dalam
hasil wawancara di atas menyatakan metode individual wajib digunakan untuk memhami karakteristik dari anak-anak tunanetra sehingga guru lebih mudah
melakukan pendekatan kepada siswa sehingga pembelajaran di dalam kelas
commit to user
dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran yang baik berarti memudahkan guru melakukan integrasi nilai-nilai pendidikan karakter pada mata pelajaran yang
diampu seperti pada mata pelajaran IPA. Kenyataan dilapangan menunjukkan pada pembelajaran IPA guru-guru
di SLBA Negeri Denpasar khususnya pada tingkat SMPLB telah melakukan upaya-upaya maksimal dalam proses integrasi pendidikan karakter kepada
peserta didik. Contoh guru-guru selalu memberikan pertanyaan kepada siswa saat proses pembelajaran IPA di kelas. Hal ini menunjukkan guru secara tidak
langsung mengajarkan siswa karakter untuk selalu berpikir kritis, dan selalu sigap di saat menghadapi sesuatu.
Dalam segi media pembelajaran guru-guru sudah mengupayakan berbagai media pembelajaran yang bisa diraba secara langsung oleh siswa
tunanetra pada tingkat SMPLB seperti: media kerangka tubuh manusia, serta patung organ-organ tubuh manusia. Fungsi dari media pembelajaran ini secara
tidak langsung menumbuhkan karakter bangsa yaitu rasa ingin tahu siswa untuk mengetahui bentuk-bentuk kerangka tubuh manusia, serta bentuk-
bentuk organ-organ tubuh yang dimiliki oleh manusia. Media pembelajaran yang dipakai guru-guru IPA di dalam menumbuhkembangkan karakter rasa
ingin tahu siswa pada jenjang SMPLB untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada foto sebagai berikut:
commit to user
Gambar 20. Media pembelajaran yang dipakai guru IPA dalam menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa.
Gambar 21. Media pembelajaran yang dipakai guru IPA dalam menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa.
Sumber: Doc. Peneliti 2012. Dari hasil wawancara dan pengamatan secara langsung dapat
dikatakan guru sudah menyadari bahwa, pada mata pelajaran IPA anak tunanetra belajar melalui proses pendengaran dan perabaan, karena bagi
mereka untuk mengerti dunia sekelilingnya harus bekerja dengan benda-benda konkret yang dapat dimanipulasi melalui observasi perabaan benda-benda riil,
commit to user
dalam tempatnya yang bersifat alamiah, mereka dapat memahami bentuk, ukuran, berat, kekerasan, sifat-sifat permukaan, kelenturan suhu, dan
sebagainya. Dengan
demikian mereka
lebih mudah
untuk menginternalisasikan mata pelajaran IPA.
Dapat dijelaskan disini untuk mata pelajaran IPA pada tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar, guru-guru sudah berupaya semkasimal mungkin
untuk dapat membentuk karakter peserta didik agar mempunyai kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Jadi pada mata pelajaran IPA
guru bukan hanya mengajarkan materi yang diajarkan. Akan tetapi dibalik materi yang diajarkan guru berusaha mengembangkan materi-materi
pembelajaran tersebut untuk bisa diintegrasikan pada pendidikan karakter. Berpulang dari apa yang di sampaikan tersebut, dapat dikatakan IPA
bukan hanya mata pelajaran yang bisa membentuk daya pikir siswa menjadi lebih logis. IPA memberikan solusi dalam membentuk karakter kebangsaan
siswa contohnya: nilai karakter mandiri, berpikir kritis ikut mewarnai dan berintegrasi dengan pendidikan karakter sebagai suatu hal yang terpisahkan.
Jadi dengan demikian guru mata pelajaran IPA di SLBA Negeri Denpasar sudah berupaya memberikan solusi terbaik untuk meminimalisir kendala yang
dihadapi guru dalam proses implementasi dan integrasinya.
c. Mata Pelajaran Kesenian