commit to user
B. Sajian Data
1. Praktik Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran di Kelas
Praktik implementasi pendidikan karakter sering sekali terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut hasil penelitian di SLBA Negeri
Denpasar, mengenai praktik implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS, IPA, Kesenian, Penjaskes dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu social, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Ilmu
pengetahuan social diruumuskan atas dasar realitas dan fenomena budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena social
yang meujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu social Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan ekonomi. IPS merupakan
bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu social: sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi Trianto, 2010:
171. Begitu erat kaitan IPS dengan realitas social, berimplikasi pada terpilihnya IPS sebagai mata pelajaran yang dapat dikatagorikan membentuk
karakter siswa.
Melalui hasil wawancara, observasi, serta analisis dokumen mengenai proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS pada tingkat
commit to user
SMPLB, peneliti melihat banyak sekali nilai karakter yang dapat diintegrasikan kepada siswa pada pembelajaran IPS. Berikut hasil observasi
Tahapan proses pembelajaran IPS di SLBA Negeri Denpasar.
1 Perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS
Dalam perencanaan pembelajaran guru IPS di SLBA Negeri Denpasar pada jenjang SMPLB mempunyai perangkat pembelajaran
yang dipakai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran antara lain; 1. Silabus, 2. Program Tahunan; 3. Program Semester; 4. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dari hasil wawancara dengan guru di IPS dapat diketahui tujuan dari penyusunan program pembelajaran
bertujuan untuk merencanakan pembelajaran yang optimal, agar materi- materi yang dijelaskan dapat terintegrasi dengan baik, sehingga
implementasi dan integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS dapat direalisasikan secara
holistik
. Berikut petikan wawancara dengan guru IPS tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar-Bali:
“Tujuannnya tentu saja agar pembelajaran tersruktur secara
baik, sehingga
dengan melihat
perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP, kit dapat
melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan
standar kompotensi serta indikator-indikator yang kita buat.
Apalagi kita ketahui di SLB ini sebagian besar siswa- siswinya tunanetra, sehingga membutuhkan perencanaan
yang baik untuk memberikan pengajaran kepada mereka”. CLHW-0101: Ngakan Putu Silayusa.
commit to user
Jadi sama halnya dengan guru mata pelajaran Kesenian, IPA, dan Penjaskes, pada persiapan tahap perencanaan mempunyai perangkat
pembelajaran seperti RPP, Silabus, Prota, dan Promes. Hasil observasi menunjukkan bahwa silabus, Prota, dan Promes
sudah sesuai dengan kurikulum KTSP, akan tetapi RPP yang digunakan masih merupakan RPP lama yang seharusnya diperbaharuhi agar sesuai
dengan kurikulum KTSP. Hasil analisis dokumen menunjukkan RPP yang digunakan belum menunjukkan analisis perencanaan karakter yang akan
diintegrasikan kepada siswa di SLBA Negeri Denpasar.
2 Pelaksanaan Pembelajaran dan Proses Integrasi Nilai-Nilai Karakter
Pada Mata Pelajaran IPS.
Pelaksanaan dan proses integrasi nilai-nilai karakter pada mata pelajaran IPS, bisa diimplementasikan pada prose pembelajaran di dalam
kelas. Berikut proses implementasi dan integrasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS. untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tahapan-tahapan sebagai berikut:
a Tahap awal pembelajaran
Pendidikan karakter pada umumnya bisa diintegrasikan pada semua mata pelajaran yang ada di sekolah. Salah satunya pada mata
pelajaran IPS. Proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS bahwasanya dilakukan pada pembelajaran di dalam kelas. Berikut
commit to user
proses pembelajaran IPS dan integrasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS.
Pada proses pembelajaran didalam kelas seperti biasa pada tahap awal guru mengucapkan salam kepada siswa dan siswa pun memberikan
salam kepada guru merupakan bentuk karakter bangsa saling menghormati antar sesama. Jika kita kaitkan dengan pelajaran IPS ini
merupakan interaksi social antara guru dan siswa. Kemudian sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu diselingi dengan doa doa mengajarkan
siswa untuk selalu patuh dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: bentuk nilai karakter religius.
Jadi pada tahap awal perencanaan pembelajaran di kelas, 3 nilai karakter bangsa secara tidak langsung telah diajarkan oleh guru kepada
murid di dalam kelas seperti: karakter social. Kurikulum yang dipakai pedoman dalam mengajar adalah kurikulum KTSP.
b Model dan Metode Pembelajaran
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, guru tidak bisa lepas dari model dan metode pembelajaran. Metode merupakan fundamen-
fundamen dari optimalisasi proses integrasi yang dilakukan guru pada mata pelajaran yang mereka ajarkan. Model dan Metode dimaknai sebagai
suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara model dan metode
yang digunakan guru dalam proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS antara lain:
commit to user
“untuk metode saya cenderung menggunakan metode Ceramah, pemecahan masalah, diskusi. Untuk model
cenderung menggunakan model CTL. Dalam pembelajaran IPS banyak sekali fenomena-fenomena social yang bisa
diintegrasikan ke dalam pelajaran. Contohnya pada mata pelajaran ekonomi: kejadian ekonomi yang menimpa
Indonesia misalnya, sosiologi: kejadian-kejadian yang sering terjadi di masyarakat, geografi: isu tentang
lingkungan,
serta sejarah:
mengenai peninggalan-
peninggalan sejarah. Saya berharap dengan memadukannya dengan model kontekstual saya bisa menumbuhkan rasa
kepedulian social, toleransi serta, rasa, serta menghargai setiap peninggalan yang ada. Dalam proses tersebut saya
hanya menggunakan pendekatan individual, agar bisa mengintegrasikan materi dan nilai-nilai yang terkandung
pada mata pelajaran IPS”. CLHW-0102: Ngakan Putu Silayusa.
Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa dalam memilih metode. Guru menggunakan metode yang bervariatif. Fakta ini dapat
terlihat ketika pada mata pelajaran IPS di kelas VIII, pada saat proses pembelajaran di dalam kelas guru menggunakan metode ceramah, dan
sekali-sekali guru mendekati siswa yang dirasa kurang faham tentang materi yang telah dijelaskan. Pendektan individual mendominasi pada
setiap proses pembelajaran yang berlangsung. Untuk model pembelajaran yang digunakan. Guru menggunakan
model
Contextual Teaching Learning
CTL. CTL Merupakan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar di kelas. Faktanya
dapat terlihat ketika guru ketika guru menjelaskan materi ajar, acap kali guru selalu mengaitkannya dengan kehidupan nyata, artinya guru
menyesuaikan materi yang diajarkan dengan konteks atau isu-isu yang beredar pada jaman sekarang.
commit to user
c Media Pembelajaran
Berdasarkan obersevasi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS di SLBA Negeri Denpasar jika ditinjau secara universal pada jenjang
SMPLB media pembelajaran yang digunakan guru dalam menunjang proses pembelajaran antara lain: Buku-buku IPS terpadu untuk SLTP
kelas VII, VIII, IX. Buka pegangan guru serta buku khusus tulisan
Braille
untuk siswa. tujuan penyediaan media pembelajaran berupa buku
Braiile
khusus siswa. Agar siswa dapat membaca buku pelajaran yang telah disediakan. Berikut gambar sumber dan media pembelajaran yang dipakai
guru dan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan cukup bervariasi antara lain seperti Buku
pegangan guru dan buku jenis
braillo
yang dipakai siswa pada mata pelajaran IPS.
Gambar 1. Buku IPS terpadu pegangan guru terbitan Ganesha Exact.
commit to user
Sumber: Doc. Peneliti 2012.
Gambar 2. Buku IPS berhuruf
Braillo
karya Ngakan Putu Silayusa. Sumber: Doc. Peneliti 2012.
Pada intinya media pembelajaran yang baik akan menunjang prestasi siswa di dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPS
terpadu. Karena media pembelajaran mempunyai fungsi sangat penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah solusi untuk
membantu siswa untuk mengetahui suatu pengetahuan yang belum mereka ketahui.
d Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran. Wujud pelaksanaan kegiatan evaluasi ini disesuaikan dengan apa yang telah
direncanakan. Selain itu, evaluasi juga dilakukan pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, hasil analisis wawancara
dapat dilaporkan bahwa jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru IPS di dalam melakukan penilaian pada saat berlangsungnya proses belajar –
mengajar meliputi evaluasi proses dan evaluasi produk atau hasil.
commit to user
Penilaian proses berlangsung ketika guru IPS melakukan tanya jawab kepada siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung contoh
yang bisa diamati ketika guru IPS memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa. Pada proses kegiatan tanya jawab secara lisan, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepada guru. Siswa yang berhasil menjawab
akan dicatat pada sebuah buku agenda guru. Instrumen yang digunakan antara lain: Pertanyaan lisan, yang ditanyakan secara spontan oleh guru
kepada siswa Sedangkan penilaian hasil dilakukan guru ketika memberikan test
berupa pertanyaan tertulis. Pertanyaan tentu saja berhubungan dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Untuk format penilaian pada hasil
observasi, guru tidak mempunyai format penilaian yang jelas. Kedua evaluasi merupakan syarat dari KTSP. Pada intinya evaluasi
proses dilakukan melalui pengamatan terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan siswa, dan evaluasi hasil dilakukan dengan memberi tugas
siswa, dengan jenis instrumen seperti pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Jawaban ditulis menggunakan Pen dan tulisan
Braillo
. Jadi dapat disimpulkan pada mata pelajaran IPS guru belum
melaksanakan evaluasi secara optimal ditinjau dari segi proses maupun produk. Tidak optimalnya hasil yang dicapai karena format penilaian yang
digunakan belum jelas.
commit to user
e Potret proses pembelajaran IPS tingkat SMPLB
Dalam potret pembelajaran IPS di SLBA Negeri Denpasar. Peneliti memotret proses pembelajaran IPS di kelas VIII tingkat SMPLB.
Pada pengamatan tersebut peneliti melihat implementasi proses integrasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru. Aplikasinya direalisasikan
dalam bentuk tindakan nyata di dalam kelas dari awal proses pembelajaran sampai akhir proses pembelajaran. Berikut Proses integrasi pendidikan
pada mata pelajaran IPS di kelas VIII tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar.
Pada proses pembelajaran IPS peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas VIII tingkat SMPLB. Pada saat proses
observasi guru yang mengajar pada saat itu bernama Ngakan Putu Silayusa beliau mengajar pada hari selasa pukul 10.00 Wita. Dalam proses
pembelajaran tersebut
Standar Kompetensi:
Memahami proses
kebangkitan nasional;
Kompetensi dasar:
Menguraikan proses
terbentuknya keasadaran nasional, identitas Indonesia, dan pergerakan kebangsaan. Proses pembelajaran pada pertemuan itu indikatornya antara
lain: 1. Jalan menuju lahirnya nasionalisme; 2. Perkembangan peregerakan
nasional CLHD-RPP 01.
Dalam catatan dokumentasi melalui RPP, jika mengacu pada RPP maka secara tidak langsung terdapat karakter yang sudah dintegrasikan
guru kepada siswa-siswa tunanetra. contohnya pada indikator mengandung unsur karakter kebangsaan yang secara tidak sengaja
commit to user
diintegrasikan kepada siswa yaitu dalam indikator pertama dan kedua mengandung karakter kebangsaan yaitu: Cinta tanah air, yang ditunjukkan
dengan cara siswa diajak untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan terbentuknya kesadaran nasional dan siswa diharapkan mampu memahami
perkembangan pergerakan nasional di Indonesia. Dalam pengamatan yang dilakukan materi pokok yang diajarkan
antara lain: 1. Terbentuknya kesadaran nasional. Adapun Langkah-langkah pembelajaran di kelas VIII SMPLB dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pada saat masuk kelas guru seperti biasa mengucapkan salam kepada siswa. Kemudian siswa juga mengucapkan salam kepada guru.
sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu diselingi dengan doa. Doa sebelum pembelajaran dimulai merupakan nilai karakter religius yang
harus selalu dijunjung tinggi oleh guru maupun siswa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Karakter religius merupakan karakter penting
yang harus selalu dijunjung siswa. masuk pada kegiatan pendahuluan. Pada kegiatan pendahuluan
terjadi proses tanya jawab antara guru dengan siswa. Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai materi yang
akan disajikan: pada kegiatan tersebut pertanyaan yang diajukan seperti: Coba jelaskan secara singkat tiga program politik etis, guru sengaja
memancing daya kritisi siswa agar siswa selalu siap untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan CLHO-01.
commit to user
Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tiga program politik etis dan kemudian guru memberikan
penjelasan mengenai organisasi-organisasi awal seperti budi utomo, serikat islam, indische partij dan juga organisasi pergerakan kedaerahan,
pergerakan pada masa radikal serta pergerakan masa modern. Pada proses pembelajaran guru menggunakan pendekatan individual kepada siswa.
Pendekatan individual dilakukan karena notabennya siswa-siswa di SLBA Negeri Denpasar adalah anak tunanetra. Metode yang digunakan untuk
menjelaskan materi adalah metode ceramah. Pada saat menjelaskan materi sejarah pada pertemuan itu, terjadi proses integrasi pendidikan karakter.
Pada saat itu guru menjelaskan kepada siswa agar selalu mengingat perjuangan pahlawan-pahlawan kita. Secara tidak langsung guru
mengajarkan siswa untuk selalu mempunyai semangat kebangsaan, serta rasa cinta tanah air.
Penutup, guru merangkum materi yang telah diuraikan. Ini merupakan bagian refleksi yang bertujuan untuk mengingatkan kembali
mengenai materi yang telah diuraikan. Kemudian guru memberikan tugas rumah kepada siswa. tujuannya agar siswa mandiri di dalam mengerjakan
tugas yang telah diberikan. Terakhir guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
Pada proses pembelajaran IPS guru sudah berusaha untuk mengintegrasikan pendidikan karakter pada materi yang diajarkan. Hanya
saja kekurangnnya disini guru cenderung menggunakan metode ceramah
commit to user
sehingga siswa yang mempunyai daya kognitif yang rendah tidak mampu menangkap setiap penjelasan yang disampaikan oleh guru. Berikut hasil
dokumentasi gambar proses pembelajaran IPS di kelas VIII tingkat SMPLB.
Gambar 3. Proses pembelajaran IPS di kelas VIII tingkat SMPLB Sumber: Doc. Peneliti 2012
Jadi dari hasil dokumentasi gambar di atas menunjukkan guru IPS telah berhasil mengitegrasikan nilai-nilai karakter kedisiplinan kepada
siswa. hal ini tercermin, ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas siswa-siwi mendengarkan dengan tertib.
Tapi jika ditinjau secara holistik guru belum mampu melakukan proses integrasi pendidikan karakter secara optimal. Hal ini
dilatarbelakangi ketidaksesuaian dari segi model, metode, dan ketidak jelasan jenis format penilaian yang digunakan. Tapi secara realitas guru
IPS telah berusaha untuk selalu melakukan proses integrasi nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa tunanetra pada tingkat SMPLB di SLBA
N Denpasar-Bali.
commit to user
b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam