commit to user
karakter baik itu secara pikiran, gerak, sikap dapat terealisasikan secara holistik.
6. Pembelajaran Konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lam dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak sesuai lagi Trianto, 2010: 76. Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Guru dapat
member siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjatnya Slavin, 1994: 225.
Belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi penekanan bahwa
pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri Suparni, 1997: 18. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparno 1997: 73, antara lain:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; 2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; 3. Mengajar adalah membantu siswa belajar; 4.
Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; 5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa; 6. Guru sebagai fasilitator.
commit to user
Setia jenis pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip yang berperan penting dan mempunyai peranannnya secara eksklusif. Secara umum, prinsip – prinsip
tersebut berperan sebagai referensi dan alat refleksi kritis terhadap praktik, pembaharuan, dan perencanaan pendidikan. Jika kita bandingkan pembelajaran
kontruktivis dan tradisonal untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Perbedaan Pembelajaran Konstruktivis dan Tradisional Kelas konstruktivis versus kelas tradisional
Tradisional Konstruktivis
Kegiatan-kegiatannya terutama
bersandar pada text book Kegiatan-kegiatannya terutama bersandar
pada materi-materi Presentasi materi dimulai dengan
bagian bagian, kemudian pindah ke keseluruhan
Presentasi materi
dimulai dengan
keseluruhan, kemudian pindah ke bagian- bagian
Menekankan pada
keterampilan- keterampilan dasar
Menekankan pad ide-ide besar Guru menekankan tentang harus
diikutinya kurikulum yang pasti Guru mengikuti pertanyaan-pertanyaan
murid Guru mempresentasikan informasi
kepada murid Guru menyiapkan sebuah lingkungan
belajar, di mana murid dapat menemukan pengetahuan
Guru berusaha membuat murid memberikan jawaban yang benar
Guru berusaha
membuat murid
mengungkapkan sudut-pandang
dan pemahaman mereka , sehingga mereka
dapat memahami pembelajaran mereka. Asesmen dilihat sebagai sebuah
kegiatan tersendiri
dan terjadi
melalui testing Asesmen dilihat sebagai sebuah kegiatan
yang diintegrasikan dengan belajar – mengajar dan terjadi fortofolio dan
observasi
Sumber: Muis Reynolds, 2008: 105 Jadi dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa konstruktivisme cenderung
mengutamakan ide-ide besar di dalam proses pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengeksplorasikan pemikirannya sehingga diharapakan
dari hal tersebut bisa melatih daya kritis siswa. Lingkungan merupakan faktor
commit to user
yang sangat menentukan dalam proses kontruksi pengetahuan dari siswa dalam melakukan observasi secara mandiri. Dari proses konstruksi ini karakter mandiri
dari siswa akan terbentuk. Pembelajaran kontruktivisme tidak menekankan pada hal-hal yang bersifat tradisional yang cenderung berpatokan pada apa yang sudah
ada. Prinsip
Discovery
menjadi fundamen dari proses olah pikir pengetahuan dari siswa.
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya adalah:
1. Karya tulis Wanda Crisiana 2005 Universitas Kristen Petra dengan judul:
“ Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri UK Petra”
. Penelitian ini membahas pentingnya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan formal. Dimulai dengan melihat
contoh manfaat pendidikan karakter di negara lain seperti Amerika dan Cina. Kemudian, dilanjutkan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh Jurusan
Teknik Industri UK Petra untuk merancang pendidikan karakter yang sistematis dan terintegrasi dalam kurikulum bagi mahasiswa sebagai persiapan
menuju ke dunia kerja. Usaha tersebut antara lain penetapan pendidikan karakter sebagai salah satu rencana strategis jurusan, penetapan tim,
perancangan dan pelaksanaan program pendidikan karakter, evaluasi, serta usaha perbaikan terus menerus. Relevansi penelitian ini dengan dengan
penelitian yang akan diteliti antara lain sama-sama membahas tema sentral