Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter a. Hakekat Pendidikan dan karakter

commit to user dengan dimensi moral yang positif atau yang baik, bukan yang negatif atau yang buruk. Hal ini didukung oleh Petersondan Seligman Gede Raka, 2007: 5 yang mengaitkan secara langsung ‘ character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan virtues . Salah satu kriteria utama dari ‘character strenght’ adalah karakter tersebut berkonstribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya M. Furqon Hidayatullah, 2009: 10. Karakter berarti jati diri dan harga diri. Jati diri dan harga diri ini bisa terpancar dari dalam tubuh manusia Atik Catur.B, Ardhi Raditya, 2010. Manusia dapat menjadi manusia ketika tubuh mereka benar-benar memantikkan sifat kemanusiaan dan kedalaman berempati sekaligus bereaksi terhadap tirani ataupun tindak patologi yang menyengsarakan manusia. Jadi manusia harus mempunyai karakter yang kuat. karakter yang kuat merupakan dasar terwujudnya kemajuan, bagi individu dan masyarakat secara holistic .

b. Pendidikan Karakter

Seperti disampaikan di atas bahwa pendidikan adalah proses internalisasi budaya dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Jadi, pendidikan merupakan sarana strategis dalam pembentukan karakter. commit to user Untuk dapat memahami pendidikan karakter itu sendiri, kita perlu memahami struktur antropologis yang ada dalam diri manusia Koesoema A, 2007: 80. Struktur antropologis manusia terdiri atas jasad, ruh, dan akal. Hal ini selaras dengan pendapat Lickona 1992 yang menekankan tiga komponen karakter yang baik, yaitu moral knowing pengetahuan tentang moral, moral feeling perasaan tentang moral, dan moral action perbuatan moral, yang diperlukan agar anak mampu memahami, merasakan , dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan. Menurut Lickona Dalam Berkowitz Bier dalam bukunya What Works In Character Education: A research-driven guide foe educators. Menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah “ character education is a deliberate effort to develop good character based on core virtues are objectively good for individuals and society” Berkowitz Bier, 2005 . Artinya, pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan kebajikan-kebajikan inti yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Dalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan tanpa penanaman nilai-nilai luhur universal, yaitu: karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaannya-Nya; kedua , kemandirian dan tanggung jawab; ketiga , kejujuranamanah, diplomatis; keempat , hormat dan santun; kelima , dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh , kepemimpinan dan keadilan; kedelapan , baik dan rendah hati, dan; kesembilan , karakter toleransi kedamaian, dan kesatuan. Kesembilan commit to user pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good , dan acting the good. Paterson dan Seligman Gede Raka, 1997 mengidentifikasi 24 jenis karakter yang baik atau kuat character strength. Karakter-karakter itu diakui sangat penting artinya dalam berbagai agama dan kebudayaan di dunia. Dari berbagai jenis karakter, untuk Indonesia ada lima jenis karakter yang sangat penting dan sangat mendesak dibangun dan dikuatkan sekarang ini yaitu kejujuran, kepercayaan diri, apresiasi terhadap kebhinekaan, semangat belajar, dan semangat kerja. Karakter ini sangat diperlukan sebagai modal dasar untuk memecahkan masalah besar yang menjadi akar dari kemunduran bangsa Indonesia selama ini, yaitu korupsi, konflik horizontal yang berkepanjangan, perasaan sebagai bangsa kelas dua, semangat kerja dan semangat belajar yang rendah. Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter dapat didefinisikan adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh- sungguh dari guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya Winton, 2010, dalam Samani Hariyanto 2011: 42. Menurut Ki Hajar Dewantara 1967: 484-489, yang dimaksud pengajaran budi pekerti atau pendidikan karakter adalah upaya untuk membantu perkembangan jiwa yang sifatnya umum, menganjurkan atau kalau perlu menyuruh anak untuk: duduk yang baik, jangan berteriak-teriak agar tidak mengganggu anak lain, bersih badan dan pakaiannya, hormat terhadap ibu-bapak dan orang lain, menolong teman yang perlu ditolong, demikian seterusnya. Ini commit to user semua sudah merupakan pengajaran budi pekerti. Jadi lebih lengkap menurut Ki Hajar Dewantara dalam bukunya yang berjudul Manusia Merdeka dinyatakan: “Karakter itu terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar yang dinamakan dasar yaitu bekal hidup atau bakat anak yang berasal dari alam sebelum mereka lahir, serta sudah menjadi satu kodrat kehidupan anak biologis. Sementara kata ajar diartikan segala sifat pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam kandungan ibu hingga akil baligh, yang dapat mewujudkan intelligible , yakni tabiat yang dipengaruhi oleh kematangan berpikir” Ki Hajar Dewantara, 2009: 87. Dalam pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa karakteristik seseorang dipengaruhi oleh pengaruh bahan ajar. Yang dimaksud bahan ajar disini yaitu bakat yang dimiliki oleh seseorang sebelum mereka lahir factor biologis mempengaruhi karakter. Jadi semasa dalam kandungan karkater anak dibentuk sedini mungkin agar menjadi anak berkarater positif ketika dia lahir nanti. Sedangkan Hill, 2002 mengatakan, “ Charakter determines someone’ private thoughts and someone’s actions done. Good character is the inward motivation to do what is right, according to the highest standar of behavior, in every situation” . Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan prilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Ellen G White dalam Sarumpet 2001: 12 mengemukakan bahwa pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. commit to user Terkait dengan itu, sebagaimana yang disitir oleh Character Counts Coalition a project of The Joseph Institute of Ethics dalam Masnur 2011: 39, ada enam pilar pilar karakter The Six Pillars of Character yang dapat menjadi acuan. Enam pilar karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1 Trustwothiness , bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegrasi, jujur, dan loyal; 2 Fairness , bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain; 3 Caring , bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain; 4 Respect , bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain; 5 Citizenship , bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam; 6 Responsibility , bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin. The Six Pillars of Character untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan 1 sebagai berikut: commit to user Bagan 1. Enam Pilar Karakter Sumber: Masnur 2011: 39 Berdasarkan alur pikir pada Bagan 1 di atas, pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Semua pilar karakter di atas harus dikembangkan secara continue dan holistik pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia kognitif, afektif, psikomotorik dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam bagan 2 sebagai berikut. Enam Pilar Karakter F airness Caring Respect Citizenship Responsibility Trustworthiness commit to user Bagan 2: Ruang Lingkup Pendidikan Karakter Sumber: httpwww.pendidikan_karater.com Berdasarkan bagan tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada pertimbangan pada hakekat perilaku seseorang yang berkarakter. Hal tersebut merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia kognitif, afektif , dan psikomotorik dan fungsi totalitas sosial- kultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan Olah Pikir Olah Rasa Karsa Olah Raga Olah Hati ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER commit to user masyrakat dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: 1 olah hati spiritual emotional development ; 2 olah pikir intellectual development ; 3 olah raga dan kinestetik physical kinesthetic development ; dan 4 olah rasa dan karsa affective and creativity development . Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas De Induk Pendidikan Karakter, 2010: 8-9. Menurut Said Hamid Hasan 2010: 9-10 Untuk nilai dan deskripsi pendidikan karakter dapat dilihat sebagai berikut: 1 Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2 Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; 3 Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya; 4 Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; 5 Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6 Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki; 7 Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain commit to user dalam menyelesaikan tugas-tugas; 9 Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; 10 Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; 11 Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya; 12 Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; 13 Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain; 14 Bersahabat Komuniktif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain; 15 Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya; 16 Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; 17 Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi; 18 Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan; 19 Tanggung- jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan commit to user kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita kaitkan pendidikan karakter dengan sekolah, maka pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen-komponen pemangku pendidikan harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolahlingkungan. Di samping itu pendidikan karakter di maknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter Sofan Amri dkk, 2011:4. Maka dari itu karakter disini merupakan suatu nilai fundamental yang harus diintegrasikan pada semua individu.

c. Jenis - Jenis Pendidikan Karakter