commit to user
Mereka umumnya memerlukan layanan-layanan pendidikan khusus dengan modifikasi metode secara khusus.
3. Teori Belajar Perkembangan Kognitif
Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko - fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh factor
lingkungan dan proses belajar dalam
passage
waktu tertentu menuju kedewasaan Kartini Kartono, 1990: 21. Salah satu teori belajar yang dikatagorikan dapat
berpengaruh terhadap perkembangan seseorang salah satunya kognitivisme. Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai
pembahasan sering juga disebut model kognitif Aunurachman, 2009: 44. Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan sebuah proses spontan
Crain, 2007: 217. Anak-anak bisa dikatakan mengembangkan struktur-struktur kognitif mereka sendiri, tanpa pengajaran langsung dari orang dewasa. Menurut
piaget anak-anak secara konstan mengeksplorasi, memanipulasi dan berusaha memahami lingkungannya dan berusaha memahami lingkungannya, dan di dalam
proses ini mereka aktif mengkonstruksi struktur-struktur baru yang lebih elaborative agar bisa menghadapinya Kohlberg, 1968.
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaktif aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan.
Sementara itu bahwa interaksi social dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu pemikiran itu menjadi logis Nur,
1998.
commit to user
Menurut teori Piaget setiap individu pada saat tumbuh mulai dari Bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif. Empat tahap perkembangan kognitif dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Empat Tahap Perkembangan Kognitif Tahap
Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama
Sensorimotor
Praoperasional
Operasi Kongkrit
Operasi Formal Lahir sampai 2 tahun
2 sampai 7 tahun 7 sampai 11 tahun
11 Tahun sampai dewasa
Terbentuknya konsep “ kepermanenan obyek” dan kemjuan grdual dari
prilaku refleksi ke prilaku yang mengarah pada tujuan. Perkembangan
kemampuan menggunakan symbol- simbol untuk menyatakan obyek-
obyek
dunia. Pemikiranmasih
egosentris dan sentrasi. Perbaikan dalam kempuan untuk
berpikir secara logis. Pemikiran tidak. Pemikiran abstrak dan murni simbolis
mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui pengunaan
eksperimentasi sistematis.
Sumber: Nur, dalam Trianto 2007: 15
Jadi implikasi teori piaget bagi pendidikan menimbulkan spekulasi bahwa belajar merupakan sebuah proses penyelidikan dan penemuan spontan. Kami dan
De Vries dalam Crain 2007: 2012 mengemukan anak-anak butuh kesempatan untuk melukiskan segala sesuatu sendiri. Karena adalah hal yang baik bagi diri
mereka sendiri, ketimbang membuat mereka merasa harus kembali terus kepada orang dewasa untuk mengetahui jawaban apa yang benar. Jadi intinya filsafat
kontruktivisme sangat berperan di dalam perkembangan kognitif seorang anak- anak dalam menemukan sesuatu dan menjadikan diri mereka lebih cerdas dan
commit to user
sigap untuk menghadapi suatu permasalahan. Jadi perkembangan kognitif merupakan tolak ukur yang penting untuk mengetahui kemampuan anak di dalam
berpikir. Jadi teori perkembangan piaget mewakili konstruktivisme, yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman
dan interaksi-interaksi mereka Trianto, 2007: 14. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada sebrapa jauh anak aktif berinteraksi dengan
lingkungannya Slavin 1994: 145. Jadi menurut Aunurrachman 2009: 45 Kognitivisme memberikan
pengaruh dalam perkembangan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut: a Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila
pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola logika tertetentu; b Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks. Untuk dapat menyelesaikan
tugas-tugas dengan baik peserta didik harus terlebih dahulu telah mengetahui tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana; c Belajar dengan memahami lebih baik
dari pada dengan hanya menghafal, apalgi tanpa pengertian; d Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan, karena factor ini sangat
mempengaruhi proses belajar peserta didik. Tinjauan diatas senada dengan kajian Vygotsky yang menyatakan, bahwa
siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Akan tetapi teori Vygotsky ini, lebih menekankan pada
aspek social dari pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran
commit to user
akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-
tugas tersebut berada dalam
zone of proximal development
Trianto, 2010: 76.
Zone f proximal development
adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih
tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama antar individu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut
Slavin, 1994: 49. Jadi kerjasama dalam individu akan menghasilkan pemikiran yang lebih kompleks, proses kerja sama merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu proses pembelajaran. Jadi teori pembelajaran Vygotsky ini dikenal dengan teori pembelajaran
sosial. Teori vygotsky sama juga halnya Piaget bisa dikelompokkan ke dalam teori konstruktivisme. Karena siswa dalam teori pembelajaran sosial tersebut
diharapkan harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam diri mereka secara mandiri. Intinya berpengaruh pada
perkembangan kognitif seseorang.
4. Perkembangan Moral dan Implementasinya Dalam Pembelajaran