Tingkat I. Moralitas Pra-konvensional Tingkat II. Moralitas Konvensional

commit to user

a. Tingkat I. Moralitas Pra-konvensional

Pre- Convention Level Pada tingkat I. Moralitas Prakonvensional dibagi dalam dua tahap perkembangan moral: 1. Tahap 1. Kepatuhan dan Orientasi Hukum. Dalam tahap ini anak-anak berasumsi bahwa otoritas-otoritas yang kuasa telah menurunkan seperangkat aturan baku yang harus mereka patuhi tanpa protes Crain, 2007: 231. Tahap 1 ini disebut pra-konvensional karena anak-anak masih belum bicara sebagai anggota masyarakat. Mereka melihat moralitas sebagai suatu yang eksternal-sesuatu yang orang dewasa katakana dan harus mereka lakukan Colby dkk: 1987: 16. Tahap 2. Individualisme dan Pertukaran. Di tahap ini anak-anak mulai menyadari bahwa bukan hanya ada satu saja pandangan benar yang diturunkan dari otoritas-otoritas. Individu-individu yang berbeda memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Tahap 2 termasuk dalam tingkatan pra-konvensional karena dalam tahap ini berbicara tentang individu yang terisolasi dan bukan sebagai anggota masyarakat. Tapi dalam tahap ini telah ada sifat kritisasi dari individu untuk sedikit mengkritisi suatu pernyataan yang sifatnya permanen. Pada level ini anak-anak memberikan respons terhadap aturan-aturan kebiasaan, baik dan buruk, benar atau salah, tetapi intepretasi ini mereka terjemahkan menurut tarap pemikiran mereka sendiri atau dalam batas kekuasaan fisik dari orang-orang yang menetapkan aturan - aturan bagi mereka Aunurrahman, 2009: 62. commit to user

b. Tingkat II. Moralitas Konvensional

Conventional Level Dalam tingkat II dimasukkan ke dalam tahap 3 dan 4. Tahap 3. Hubungan –hubungan Antar- Pribadi yang Baik. Di tahap ini, anak-anak sudah memasuki usia remaja. Menurut Piaget dalam Elizabeth 2004 menyatakan: “Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat-tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah bak integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyaka aspek efektif . kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewas, yang kenyataannya merupakn ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini Elizabeth, 2004: 206” . Jadi dalam tahap remaja ini mereka melihat moralitas lebih daripada urusan-urusan sederhana. Mereka percaya manusia mestinya hidup menurut harapan keluarga dan komunitas, dan bertindak dengan cara-cara yang baik dalam menjalin hubungan antar pribadi yang baik. Tahap 4. Memelihara tatanan social. Dalam tahap ini perhatian menjadi lebih luas yaitu tahap kepedulian terhadap masyarakat secara lebih luas Crain, 2006: 235. Jadi di tahap 4 kepedulian bergeser menjadi kepatuhan terhadap hukum untuk mempertahankan masyarakat secara keseluruhan. Pada level ini telah tumbuh kesadaran dan penghargaan terhadap individu lain, keluarga, kelompok atau Negara dan hal-hal tersebut memiliki nilai bagi dirinya Aunurahcman, 2009: 62. commit to user

c. Tingkat III. Moralitas Pasca-Konvensional