Mata Pelajaran Penjaskes Solusi Mengatasi Kendala Implementasi Pendidikan Karakter

commit to user psikomotorik seperti mengajarkan siswa bermain alat musik tradisional maupun modern. Pengenalan secara langsung pada praktek bermusik ini bertujuan agar siswa mampu untuk menambah daya kreativitas siswa-siswi dalam hal bermusik. Aplikasi dalam praktek ini diharapkan siswa-siswi ini menjadi generasi penerus bangsa yang selalu menghargai dan selalu senantiasa menjaga tradisi-tradisi peninggalan nenek moyang hal ini ditunjukkan pada pengenalan terhadap musik-musik tradisional. Jadi guru-guru mata pelajaran kesenian di SLBA Negeri Denpasar sudah melakukan upaya-upaya untuk membentuk karakter siswa-siswi anak- anak berkebutuhan khusus agar mempunyai karakter kebangsaan yang bersifat Indonesianis. Walaupun pada mata pelajaran kesenian nilai-nilai karakter tidak dapat diintegrasikan secara holistik kepada siswa di SLBA Negeri Denpasar yang notabennya adalah anak yang memiliki hendaya penglihatan atau lebih sering disebut tunanetra.

e. Mata Pelajaran Penjaskes

Dalam mata pelajaran Penjaskes banyak sekali nilai-nilai karakter yang bisa di integrasikan jika diaplikasikan secara baik dan benar. Akan tetapi hal itu akan menjadi kendala jika tidak dapat diaplikasikan dan diinternalisasikan secara benar. Menurut hasil wawancara uapaya-upaya yang dilakukan guru dalam membentuk karakter anak-anak tunanetra cukup bervariasi. Berikut upaya-upaya yang dilakukan guru-guru olahraga Penjaskes dalam commit to user membentuk karakter anak- anak tunanetra pada tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar - Bali. “Upaya-upaya yang saya tekankan dalam mengajarkan olah raga adalah selalu menanamkan nilai-nilai kerja sama, toleransi, percaya diri, keberanian disiplin, kejujuran, sportivitas, tanggung jawab, menghargai lawan, keluwesan, estetika dan tenggang rasa” CLHW 0506: I Wayan Sukada. Sesuai dengan hasil observasi di lapangan dapat diamati pada saat proses pembelajaran penjaskes, hampir Sembilan puluh persen penilaian dilakukan melali praktek-praktek yang bersifat psikomotorik gerak. Pada saat pembelajaran berlangsung guru berusaha semaksimal mungkin untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa kepada siswa di SLBA Negeri Denpasar dengan cara sebagai berikut: pada saat proses pembelajaran dimulai guru selalu menanamkan sifat sportivitas, kejujuran, serta kerjasama kepada siswa. Contohnya: sebelum memulai pelajaran guru selalu mengintruksikan siswa berdoa. Berdoa merupakan nilai karakter religius yang wajib untuk dilakukan setiap hari. Berikut dapat dilihat pada saat guru mempraktekkan permainan Borgol . Pada saat permainan Borgol berlangsung siswa dibiarkan bekerjasama untuk menghalau bola yang dilemparkan oleh pihak lawan. Siswa diajarkan untuk selalu mempunyai sifat jujur dalam setiap pertandingan. Siswa diharapakan selalu bersifat sportif, karena dalam suatu pertandingan pasti ada yang menang dan kalah, serta tidak lupa menutup pelajaran dengan doa sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Karena semua yang telah direncanakan berjalan dengan baik Bentuk karakter religius. Jadi dapat dikatakan dalam pelajaran commit to user penjaskes guru-guru di SLBA Negeri Denpasar-Bali sudah melakukan upaya- upaya yang maksimal untuk dapat membentuk karakter anak-anak berkebutuhan khusus. Pembentukkan karakter anak-anak berkebutuhan khusus ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada mata pelajaran Penjaskes. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar-gambar dokumentasi sebagai berikut: Gambar 22. Contoh sikap sportivitas yang ditanamakan guru pada mata pelajaran Penjaskes. Sumber: Doc Peneliti 2012 Gambar 23. Sikap cooperative siswa saat pertandingan Boorgol Sumber: Doc. Peneliti 2012 commit to user Gambar 24. Doa : Bentuk karakter religius Sumber: Doc. Peneliti 2012 Hal ini senada dengan yang dilakukan guru Penjaskes yang lain. berikut petikan hasil wawancaranya dengan guru yang bersangkutan: “ Upaya-upaya dilakukan dalam membentuk karakter siswa pada mata pelajaran penjaskes di SLBA Negeri Denpasar khususnya pada jenjang SMPLB biasanya dilakukan dengan cara selalu mengajarkan mereka untuk selalu berjuang dan pantang menyerah pada suatu pertandingan, dan selalu bermental. Hal ini selalu saya ajarkan pada siswa di SLBA negeri Denpasar khususnya pada jenjang SMPLB bahwa kekurangan yang kalian miliki bukanlah penghalang bagi mereka untuk meraih prestasi’’ CLHW 0507: Komang Praja. Dari Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa guru-guru selalu menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa agar selalu berjuang. Perjuangan merupakan awal dari kesuksesan khususnya dalam meraih prestasi dibidang apapun. Kekurangan fisik bukan merupakan kendala bagi mereka yang ingin meraih prestasi. Jadi dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti amati, upaya-upaya yang dilakukan guru sudah commit to user menunjukkan bahwa, pendidikan karakter sudah terintegrasi dengan baik khusnya pada mata pelajaran penjaskes. Walaupun masih terdapat sejumlah kendala-kendala di dalam pembentukkan karakter anak-anak berkutuhan khusus pada tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar-Bali.

C. Pokok Temuan

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa dalam proses implementasi pendidikan karakter di SLBA Negeri Denpasar bisa bisa diaplikasikan dengan dua cara antara lain pada proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Dalam implementasi pendidikan karakter di SLBA Negeri Denpasar terdapat kendala-kendala pada proses implementasi dan integrasi nilai-nilai pendidikan karakter untuk dapat direalisasikan secara optimal. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan berbagai solusi dari masing-masing guru mata pelajaran pada proses implementasi dan integrasi pendidikan karakter. Berikut berbagai aspek yang menjadi tema pokok dalam penelitian ini meliputi beberapa temuan yaitu: Dalam proses pendidikan karakter di kelas implementasi dan integrasi pendidikan karakter belum dapat dikatakan berjalan dengan cukup baik. Pada hasil observasi dari tahap perencanaan pembelajaran sampai proses evaluasi pembelajaran, terdapat banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diintegrasikan kepada siswa di SLBA Negeri Denpasar khususnya pada mata pelajaran IPS, IPA, dan Kesenian, Penjaskes yang menjadi pokok kajian dalam penelitian. Tapi jika ditinjau dari segi penilaian belum ada format penilaian yang