commit to user
b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan jenis mata pelajaran terpadu. Pada mata pelajaran IPA tingkat SMPLB, pelajaran yang terintegrasi ke dalamnya antara lain: Fisika
dan Biologi. Melalui hasil wawancara, observasi, serta analisis dokumen mengenai proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam IPA pada tingkat SMPLB, maka di dapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1 Perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
Proses integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran, selain membutuhkan pemahaman yang komperhensif mengenai hakekat dan
pengertian pendidikan karakter. Guru juga harus mempunyai perencanaan Menurpembelajaran yang matang. Makin baik perencanaan yang disusun
oleh guru, makin baik pula pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru, termasuk hasil yang dicapai. Berikut perangkat pelaksanaan
pembelajaran yang dipakai guru IPA di SLBA Negeri Denpasar dalam proses pembelajaran sehari-hari. Dalam perencanaan pembelajaran guru
IPA di SLBA Negeri Denpasar pada tingkat SMPLB mempunyai perangkat pembelajaran yang hampir sama dengan guru mata pelajaran
Kesenian, dipakai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran antara lain; 1. Silabus, 2. Program Tahunan; 3. Program Semester; 4. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dari hasil wawancara dengan guru IPA dapat diketahui tujuan dari penyusunan program pembelajaran bertujuan
commit to user
untuk mempermudah dalam menyusun dan menyajikan pembelajaran secara baik dan terstruktur. Berikut petikan wawancara dengan guru IPA
tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar: “RPP, Silabus, Program Tahunan, Program Semester, dan
Silabus walaupun sudah diberikan dari pusat tetap saja saya membuatnya tujuannya agar saya bisa mengajar lebih
terssruktur di dalam mengajar, baik itu dalam memberikan tanya jawab pada siswa dan kegiatan inti pembelajaran
menjadi lebih mantap CLHW: 0201- Pande Udayana”. Dalam petikan wawancara diatas guru sudah belajar mandiri untuk
membuat perangkat pembelajaran. Karena guru yang bersangkutan menyadari betapa pentingnya perencanaan pembelajaran terhadap realitas
dari suatu proses pembelajaran itu sendiri khususnya pada mata pelajaran IPA.
Menurut hasil analisis dokumen jika dikaitkan dengan pendidikan karakter. Pada silabus dan RPP belum menujnjukkan analisis perencanaan
nilai-nilai pendidikan karakter yang akan diintegrasikan kepada siswa. Silabus serta RPP dibuat oleh guru IPA merupakan RPP lama yang belum
ter-
update.
2 Pelaksanaan Pembelajaran dan Proses Integrasi Nilai-Nilai Karakter
pada Mata Pelajaran IPA. a Tahap awal pembelajaran
Proses integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPA bahwasanya dilakukan pada pembelajaran di dalam dan luar kelas. Berikut
commit to user
proses pembelajaran IPA dan integrasi nilai-nilai pendidikan karakter yang dilakukan guru dalam pembelajaran di dalam kelas
Pada pembelajaran didalam kelas seperti biasa pada saat memasuki ruang kelas guru mengucapkan salam kepada siswa dan siswa
pun memberikan salam kepada guru merupakan bentuk karakter bangsa saling menghormati antar sesama. Kemudian sebelum pelajaran dimulai
terlebih dahulu diselingi dengan doa doa mengajarkan siswa untuk selalu patuh dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: bentuk nilai karakter
religius. Jadi tidak berbeda dengan mata pelajaran Kesenian pada tahap
awal perencanaan pembelajaran IPA di kelas, 2 nilai karakter bangsa secara tidak langsung telah diajarkan oleh guru kepada murid di dalam
kelas. Kurikulum yang dipakai pedoman dalam mengajar adalah kurikulum KTSP. Dengan kurikulum KTSP guru bebas berexplorasi
menentukkan pola dan system pembelajaran dengan menggunakan metode dan model-model yang telah dikembangkan.
b Model dan Metode Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara model dan metode yang digunakan guru dalam proses integrasi pendidikan karakter pada
mata pelajaran IPA antara lain: “Dalam pembelajaran IPA metode dan model yang sering
saya gunakan. Untuk metode menggunakan Diskusi, Ceramah, Observasi. Untuk model pembelajaran saya
commit to user
menggunakan model
Cooperatif Learning
dan
Direct Instruction
” CLHW-0202: Pande Udayana.
Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam memilih metode guru
menggunakan berbagai macam metode. Hal ini dapat terlihat ketika pada
mata pelajaran IPA di kelas VII, VIII, IX jenjang SMPLB guru melakukan berbagai macam pendekatan untuk memberikan pengetahuan
kepada siswa agar siswa lebih paham apa yang dijelaskan oleh guru khususnya yang terkait dengan pelajaran IPA.
Untuk metode pendekatan sama halnya dengan mata pelajaran kesenian, menggunakan pendekatan individual. karena hal ini bertujuan
untuk memberikan pelayanan khusus kepada siswa agar siswa lebih terfokus dan dapat mengikuti pelajaran IPA secara terstruktur.
Untuk model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran IPA, sesuai dengan hasil observasi lapangan dan hasil observasi dokumen
berupa RPP guru menggunakan model
Direct Instruction
dan
Cooperatif Learning.
Kedua model pembelajaran secara tidak langsung menyatu dalam proses pembelajaran IPA di dalam kelas. Dalam proses
pembelajaran guru memberikan arahan langsung kepada. Pada saat proses pemberian arahan langsung, guru telah menjalankan prinsip
Direct Instruction
. Cara ini lazim digunakan oleh guru yang menggunakan model pembelajaran
Cooperatif Learning.
Contohnya dapat diamati pada hasil observasi secara langsung, guru memberikan ceramah terlebih dahulu
sebelum memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi secara langsung. Contoh kegiatan yang memberikan ciri model
Direct
commit to user
Instruction
telah terealisasikan secara baik pada observasi tersebut dapat dilihat pada tahap elaborasi seperti: 1 Siswa dibimbing oleh guru jalan-
jalan ke halaman sekolah untuk mencatat apa saja yang ditemukan; 2 Siswa melakukan diskusi untuk menyebutkan perbedaan makhluk hidup
dan makhluk tak hidup; 3 Siswa dibimbing oleh guru mendiskusikan ciri-ciri makhluk hidup; 4 Wakil siswa diminta mengambil tumbuhan
putri malu, batang korek api dan air; 5 Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui reaksi tumbuhan putri
malu terhadap rangsangan sentuh; 6 Siswa bergantian melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru;
7 Guru mengawasi kegiatan siswa dan mengkoreksi jika terdapat kesalahan; 8 Peserta didik dibimbing oleh guru mendiskusikan
perbedaan antara hewan dan tumbuhan; 9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal; 10 Guru menanggapi hasil diskusi dan
memberikan informasi yang sebenarnya. CLHD-RRP02
Jika ditinjau secara
holistic
model
Direct Instruction
berlangsung ketika guru membimbing siswa untuk jalan-jalan ke lapangan. Dalam
kegiatan lapangan guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencatat apa yang ditemukan dilapangan dengan cara meraba dan
mendengarkan. Seperti dalam intruksi guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk
mengintepretasikan sendiri.
Setelah mengintepretasikan sendiri siswa diajak mendiskusikan hasil temuan
mereka untuk dipresentasikan.
commit to user
c Media Pembelajaran
Berdasarkan obersevasi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA di SLBA Negeri Denpasar pada jenjang SMPLB media pembelajaran yang
digunakan guru dalam menunjang proses pembelajaran antara lain: alat- alat peraga seperti tiruan tubuh manusia, kerangka manusia dan alat-alat
media pembelajaran seperti buku
Braillo.
Berikut foto media pembelajaran IPA yang dapat didokumentasikan.
Gambar. 4. Buku
Braillo
Sumber: Doc Peneliti 2012
commit to user
Gambar. 5. Alat-alatmedia pembelajaran IPA Sumber: Doc. Peneliti 2012
Fungsi dari media pembelajaran IPA yang dipergunakan guru antara lain, untuk melatih kepekaan indra peraba dari siswa tunanetra.
Dengan pengenalan secara langsung kepada alat-alat atau media pembelajaran diharapakan siswa dapat mengetahui secara langsung seperti
organ-organ tubuh yang ada dalam manusia, serta menambah ketertarikan siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Media pembelajaran yang digunakan cukup bervariasi. Pada intinya media pembelajaran yang baik akan menunjang prestasi siswa. Hal
ini dapat dilihat pada kemampuan siswa melatih indra peraba dan pendengaran mereka untuk mengetahui bentuk dan nama-nama organ
tubuh manusia yang mereka raba dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Menurut hasil wawancara dengan guru IPA mengenai fungsi dari
media pembelajaran antara lain:
commit to user
“ Fungsi dari media pembelajaran ini, jika kita kaitkan dengan pendidikan karakter sebagai sarana di dalam
menumbuhkan daya kreatifitas dari siswa dan membuat pelajaran semakin menarik sehingga dengan penyediaan
alat-alat seperti tiruan organ-oragan tubuh manusia serta alat-alat media laiannya siswa bisa menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa: seperti yang manakah sey namanya Jantung, yang mana sih namanya paru-paru dan lain
sebagainya CLHW-0203: Pande Udayana. Dari hasil wawancara dan hasil observasi menunjukkan fungsi dari
media pembelajaran ini antara lain: menimbulkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan daya kreativitas siswa dalam menambah pengetahuan
mereka di bidang pelajaran IPA. Baik itu dalam hal membaca buku pelajaran IPA, serta mengetahui secara lebih lanjut tentang apa yang
sebenarnya ada di dalam ala mini. sehingga dari sini bisa diamati bahwa media pembelajaran yang dipakai guru dalam memberikan pembelajaran
kepada praktek siswa-siswa tunanetra tingkat SMPLB, secara tidak langsung dapat menumbuhkan karakter bangsa mengacu pada Said Hamid
Hasan 2010 seperti: rasa ingin tahu, kreatif, dan bekerja keras untuk dapat bisa memperoleh ilmu yang dipelajari.
Secara singkat fungsi media pembelajaran pada mata pelajaran IPA melatih keterampilan proses. Keterampilan proses sangat penting untuk
dilakukan karena dalam keterampilan ini yang diajarkan dalam pendidikan IPA memberi penekanan pada keterampilan-keterampilan berpikir yang
dapat berkembang pada anak-anak.
commit to user
d Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran. Wujud pelaksanaan kegiatan evaluasi ini disesuaikan dengan apa yang telah
direncanaka. Selain itu, evaluasi juga dilakukan pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, hasil analisis dokumen dapat
dilaporkan bahwa jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru IPA di dalam melakukan penilaian pada saat berlangsungnya proses belajar - mengajar
meliputi evaluasi proses dan evaluasi produk atau hasil. Penilaian proses berlangsung ketika guru IPA ketika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi. Kemudian hasil diskusi tersebut dipresentasikan dan dijelaskan di depan
kelas yang dilakukan di tempat duduk mereka masing-masing Sedangkan penilaian hasil dilakukan guru ketika memberikan test berupa pertanyaan
tertulis Untuk format penilaian setiap pertemuan memiliki system
penilaian yang berbeda-beda untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada RPP bagian lampiran. jadi dalam format penilaian pada mata pelajaran IPA,
guru memiliki system penilaian yang bernekan ragama mulai dari tahap awal penilaian yang sering disebut penilaian proses sampai pada akhir
penilaian yang disebut dengan penilaian hasil. Tujuan tidak lain sebagai bahan pertimbangan dari guru di dalam memberikan penilaian yang
objektif kepada siswa pada mata pelajaran IPA.
commit to user
Dalam pelajaran IPA guru telah melaksanakan evaluasi baik dari segi proses maupun hasil akan tetapi kekurangannya disini guru terlalu
terfokus pada penilaian kelompok sehingga penilaian secara individual tidak dapat terealisasikan dengan baik. Pada intinya evaluasi proses
dilakukan melalui pengamatan terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan siswa, dan evaluasi hasil dilakukan dengan memberi tugas siswa, dengan
jenis instrumen seperti pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Jawaban ditulis menggunakan Pen dan tulisan
Braillo.
Dari hasil analisis wawancara, observasi, dan analisis dokumen penilaian untuk proses pendidikan karakter dimasukkan kedalam aspek
afektif. Tapi jika ditinjau dari segi format penilaian belum jelas, karena dalam analisis RPP tidak menunjukkan format penilaian tertulis yang
dijadikan acuan dalam melakukan penilaiaan kepada siswa.
e Potret proses pembelajaran IPA tingkat SMPLB
Dalam potret pembelajaran IPA di SLBA Negeri Denpasar. Peneliti memotret proses pembelajaran IPA di kelas VII tingkat SMPLB.
dalam pengamatan tersebut dapat diamati adanya proses integrasi nilai- nilai pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru. Berikut proses
pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang telah diobservasi.
Pada proses pembelajaran IPA peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas VII tingkat SMPLB. Pada saat
commit to user
observasi guru yang mengajar bernama bapak Pande Made Diesna Udayana, pada hari senin pukul 09.00 Wita. Dalam proses pembelajaran
tersebut Standar Kompetensi: Memahami keanekaragaman makhluk hidup. Kompetensi dasar: Mengklasifikasi makhluk hidup berdasarkan
ciri-ciri yang dimiliki. Indikator: 1. Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri khusus kehidupan yang
dimilikinya; 2. Mendeskripsikan pentingnya kalsifikasi makhluk hidup; 3. Mengklasifikasikan beberapa mahkluk hidup di sekitar berdasarkan ciri
yang dimiliki CLHD-RPP 02.
Dalam catatan dokumentasi, jika mengacu pada RPP maka secara tidak langsung terdapat karakter yang sudah diintegrasikan guru kepada
siswa-siswa tunanetra. Contohnya pada indikator mengandung unsur karakter kebangsaan yang secara tidak sengaja diintegrasikan kepada
siswa yaitu dalam indikator yang pertama sampai indikator ketiga mengandung karakter kebangsaan yaitu: Rasa ingin Tahu.
Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti materi yang diajarkan antara lain:1. Ciri-ciri mahkluk hidup; 2. Tata nama mahkluk hidup
Adapun langkah-langkah pembelajaran di kelas VII SMPLB dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pada saat masuk kelas seperti biasa guru mengucapkan salam kepada siswa kemudian siswa juga mengucapkan salam kepada guru.
Kemudian sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu diselingi dengan doa. Doa sebelum pembelajaran dimulai merupakan nilai karakter
commit to user
religious
yang harus selalu dijunjung tinggi oleh guru maupun siswa. Hal ini lazim dilakukan dalam mata pelajaran yang lain. Karena karakter
religious merupakan karakter utama yang selalu harus diajarkan kepada siswa di sekolah manapun tak terkecuali seperti sekolah khusus seperti
SLBA Negeri Denpasar Kemudian masuk ke kegiatan pendahuluan. Pada kegiatan
pendahuluan terjadi proses tanya jawab antara guru dengan siswa. Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai materi
yang akan disajikan. Guru memberikan motivasi berupa pertanyaan- pertanyaan yang dapat mengundang daya kritis siswa di dalam menjawab
pertnyaan yang telah diajukan. Pada kegiatan tersebut pertanyaan yang diajukan seperti: 1. Bagaimanakah cara mengelompokkan makhluk hidup;
2. Apakah nama ilmiah dari tanaman padi CLHO-02. Kemudian siswa-
siswi mencoba untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru secara singkat dan kritis. Sifat kritis jika kita mengacu pada bagan 2 berarti
siswa telah berhasil berolah pikir sesuai dengan inovasi yang mereka miliki. Pada saat proses awal ini telah terjadi interaksi yang positif antara
guru dan siswa. Tahap awal dalam proses pembelajaran IPA telah berjalan sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.
Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru memadukan antara model pembelajaran CTL,
Cooperatif Learning, Direct Instruction.
Dari segi metode pembelajaran guru menggunakan metode observasi, Ceramah, Diskusi kelas. Berikut proses kegiatan inti
commit to user
pembelajaran yang telah diobservasi peneliti secara langsung di kelas VII tingkat SMPLB.
Pertama. Siswa dibimbing oleh guru jalan-jalan ke halaman sekolah. Dalam proses ini guru memberi intruksi kepada siswa untuk
mencatat makhluk hidup yang ditemukan. Dengan memberi intruksi dan arahan kepada siswa untuk mencatat makhluk hidup yang ditemukan, guru
telah menggunakan model pembelajaran CTL dan
Direct Instruction
. CTL karena secara langsung telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari sendiri mahkluk hidup yang ada disekolah dengan cara mereka sendiri yaitu dengan mengandalkan indra peraba mereka. Metode
observasi juga menjadi pedoman dalam proses ini.
Direct Instruction
karena sebelum guru membiarkan siswa mengkontruksi sendiri, terlebih dahulu guru memberikan intruksi kepada siswa agar siswa tidak salah
arah. Kedua, siswa dibimbing oleh guru mendiskusikan tujuan
klasifikasi makhluk hidup. Diskusi berarti guru telah menerapkan model
Cooperatif Learning.
Dalam proses diskusi karena jumlah siswa yang tidak banyak. Guru hanya membaginya menjadi 1 kelompok kerja. Dalam
diskusi ini sekali-sekali guru membimbing siswa agar proses diskusi berjalan dengan baik.
Seperti biasa siswa menggunakan alat
Pen
sebagai alat tulis dan
Riglet
sebagai pencetak huruf
Braillo
di kertas yang telah dibawa oleh siswa. Siswa disuruh mengambil alat peraga seperti belalang, kupu-kupu,
commit to user
udang, dan laba-laba agar siswa mengetahui secara jelas seperti apakah jenis-jenis dan bentuk mahkluk hidup yang ada.
Ketiga. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa mempresentasi hasil diskusi yang telah dikerjakan. Pada saat
presentasi terjadi interaksi antara guru dan siswa. Pelajaran berlangsung cukup interaktif antara guru dan siswa. pada proses ini guru memberikan
konfirmasi pada siswa jika ada jawaban siswa yang salah. Pada tahap konfirmasi guru juga mengulang dan menegaskan kembali mengenai tata
nama ilmiah. Keempat. Kegiatan akhir: pada kegiatan akhir guru beserta siswa
merangkum dan mebuat kesimpulan mengenai klasifikasi mahluk hidup dan tata nama ilmiah. Guru membagikan soal untuk dikerjakan siswa,
setelah selesai langsung dikoreksi. Kegiatan penutup setelah selesai pelajaran guru menutup dengan doa sebagai bentuk rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena pelajaran telah berjalan dengan baik dan lancar.
Pada pembelajaran IPA guru telah memperagakan model pembelajaran yang atraktif inovatif dan menyenangkan. Tapi walaupun
demikian dalam proses pembelajaran IPA integrasi pendidikan karakter belum dapat dikatakan berhasil karena dalam proses implementasinya
belum ada format penilaian yang menjadi patokan keberhasilan apakah nilai-nilai pendidikan karakter dapat terintegrasikan secara optimal kepada
siswa-siswi pada tingkat SMPLB di SLBA N Denpasar-Bali. Tapi dari
commit to user
hasil observasi juga menunjukkan nilai-nilai karakter yang dapat diintegrasikan pada siswa jika mengacu pada Said Hamid Hasan 2010
seperti: nilai - nilai religius, komunikatif, kreatif, dan rasa ingin tahu. Dan jika mengacu pada De induk pendidikan karakter 2010 siswa telah
diajarkan
intellectual development
olah pikir untuk selalu mengkritisi inovatif dalam suatu pemikiran.
c. Mata Pelajaran Kesenian