Penentuan siapa yang akan diwawancarai Persiapan wawancara Langkah awal Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara mendalam

in-dept interviewing Dalam penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam in-dept interviewing . Teknik wawancara mendalam ini menempatkan subyek yang diteliti berperan sebagai informan dari pada responden. Seperti wawancara mendalam dengan Kepala Sekolah SLBA Negeri Denpasar:, guru-guru dan siswa-siswi tingkat SMPLB di SLBA Negeri Denpasar - Bali. Pertanyaan yang diajukan bisa semakin fokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan tentang pendidikan karakter di SLBA Negeri Denpasar. Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhann pelengkapan dan pendalaman data yang diperoleh. Tahapan tersebut biasanya meliputi:

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai

Dalam hal pengumpulan informasi lewat wawancara secara mendalam, peneliti harus bias mendapatkan narasumber atau informan yang tepat. Artinya commit to user peneliti harus bias mewawancarai informan yang memang memiliki informasi yang benar, lengkap dan mendalam.

b. Persiapan wawancara

Peneliti perlu mempersiapkan diri untuk memahami pribadi dan peran informan dalam konteksnya, sehingga bila perlu peneliti berusaha menyesuaikan diri dengan karakter dan posisi informanya agar tidak terjadi kesan yang mungkin kurang tepat sehingga bias berakibat hanya mendapatkan informasi yang kurang sesuai dengan yang sebenarnya diharapkan. Selain itu peneliti juga perlu membuat rencana rincian mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali dari informan tersebut.

c. Langkah awal

Peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk mengorganisasikan apa yang ada dalam pikiranya, sehingga benar-benar terjadi suasana yang santai.

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif

Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap terasa santai tetapi lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengan yang baik tetapi harus tetap berusaha bersikap kritis. Namun disini peneliti perlu menjaga arah pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam dan mampu mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamanya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informanya. commit to user

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan

Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktifitasnya. Bila peneliti menangkap segala kelelahan baik pada informan maupun pada peneliti sendiri, maka ia wajib berfikir apakah sudah waktunya peneliti bisa menghentikan wawancara tersebut, dan sudah bisa menarik simpulan dari semua informasi yang telah diperoleh Sutopo, 2006:70-72.

2. Observasi langsung