Adat dan Kepercayaan Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel

commit to user 51 secara sukarela apa yang diinginkan tuan guru. Permintaan tuan guru merupakan sebuah kehormatan luar biasa bagi orang yang dimintai tuan guru terlebih dalam hal mencari istri. Gadis manapun yang diinginkannya akan ia dapatkan dengan mudah dan orang tua si gadis akan menganggap itu sebagai sebuah keberuntungan atau keberkahan yang patut disyukuri. Berikut kutipannya: Namun kuasa tuan guru, seolah melebihi jagad pada diri wanita yang diinginkannya. Tuan Guru: 376 Bagi mereka, mendapatkan menantu tuan guru, sudah lebih dari cukup. Untuk hal itu, mereka rela mengeluarkan biaya pernikahan yang cukup besar. Padahal abahnya Nailal sudah termasuk tuan guru desa. Orang terpandang secara agama dan ekonomi. Tuan Guru: 392 Salman Faris memandang bahwa tuan guru merupakan otak yang menggerakkan semua jamaahnya. Apa yang menjadi kehendak tuan guru akan dilaksanakan secara sukarela oleh jamaahnya. Para jamaah seolah kaki dan tangan tuan guru yang melakukan apapun yang diperintahkan otak yakni tuan guru. Semua tindakan yang dilakukan masyarakat selalu melalui persetujuan tuan guru. sebagaimana kutipan berikut. Apalah kami. Kami hanya mengikuti tuan guru. Kami tidak mengetahui apa-apa. Toh, jika kami bertindak, kami harus melakukannya dengan sepengetahuan tuan guru. Tuan Guru: 414-415

2. Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel

Tuan Guru

a. Adat dan Kepercayaan

Dalam sebuah masyarakat, hidup dan berkembang kebiasaan-kebiasaan yang telah diwariskan secara turun-temurun sehingga menjadi adat yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Adat yang ada di dalam komunitas commit to user 52 masyarakat menjadi sebuah kekayaan tersediri bagi masyarakatnya yang bisa menjadi ciri identitas masyarakat tersebut. Selain adat, dalam masyarakat tersirat kepercayaan-kepercayaan yang diakui eksistensinya. Walaupun perekmbangan ilmu pengetahuan telah mengubah pola pikir masyaraat tetapi adat dan kepercayaan tetap tumbuh meski terkadang dilahat dari segi logika tidak bisa berterima. Masyarakat Lombok memiliki beberapa adat yang khas dalam merumuskan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersifat mengikat meskipun aturan tersebut tidak diuraikan secara tersurat. Masyarakat menaati aturan tersirat tersebut sebagai sebuah aturan yang bagi pelanggarnya akan mendapat sanksi yang umumnya lebih ke arah psikologis, misalnya berupa pengucilan oleh masyarakat. Masyarakat Lombok percaya dan meyakini bahwa rizki akan datang dengan mudah tanpa bekerja terlalu keras dan menguras banyak keringat, caranya membuka semua jendela dan pintu di pagi hari dari waktu subuh sampai sebelum matahari pagi menghilang merahnya. Sebagaimana yang tercermin dalam kutipan berikut. Seperti keyakinan ibu dan orang kampungku: dari daun pintu yang dibuka, sebelum matahari pagi menghilang merahnya, akan mengalir rizki-rzki itu, seperti terhalau dari tempatnya yang jauh, lalu mendekat, merapat dengan tanpa melelahkan peluh yang bercucuran bagi yang mencarinya. Tuan Guru: 92 Selain kepercayaan dalam hal kemudahan dalam mencari rejeki, masyarakat Lombok memiliki kepercayaan terhadap beberapa tempat keramat yang bisa menenangkan jiwa. Jika seseorang tertimpa musibah dan sulit commit to user 53 mengendalikan diri dan jiwanya tidak tenang maka ia akan pergi untuk berendam dalam kesunyian di daerah Tete Batu dan Joben. Setelah itu, ia akan memperoleh khasiat ketenangan psikologis. Berikut kutipannya: …. Jalal yang menawarkan rencana lain di hari pernikahan Nailal: pergi ke Tete Batu atau Joben. Berendang di dalam air dingin. Satu tirakat, banyak orang di kampungku melakukan tirakat itu agar dapat mengendalikan diri ketika ditimpa musibah besar. Aku tolak. Tuan Guru: 387 Kepercayaan yang sampai sekarang dianggap lelucon juga oleh masyarakat Lombok tetapi tetap meyakini kebenarannya, yakni tentang mempelai pria tidak akan bisa melafalkan ijab-kabul dengan lancar apabila ujung tikar atau karpet yang menjadi alas duduk mempelai dan wali dilipat. Jumlah lipatan diujung karpet merupakan jumlah kesalahan yang akan dibuat oleh mempelai pria dalam ijab-kabul. Hal tersebut dapat dilakukan oleh siapapun baik menggunakan mantra khusus ataupun tidak dan jenis tikar berpengaruh. Jika tikarnya terbuat dari daun pandan berduri maka lipatannya akan lebih manjur dibandingkan jenis alas yang lain. Berikut kutipannya: …. Dengan membaca mantra sekadarnya, bahkan bisa juga tidak memakai mantra. Iseng saja. Sudut karpet atau apa saja digulung sesuai dengan keinginan. Kalau digulung sepuluh kali, maka pengantin laki-laki akan melakukan kesalahan sepuluh kali dalam mengucapkan ijab Kabul. Sampai gulungan itu dilepas. Tetapi, yang palingmujarab ialah tikar pandan. Dengan tikar pandan, usaha orang yang iseng itu sedikit kemungkinan untuk tidak berhasil. Dengan alasan itu aku mendatangi Nuh. Tuan Guru: 396. commit to user 54 Adat salah satu kampung yang diangkat dalam novel Tuan Guru yang bagi sebagian pembaca aneh adalah tentang keinginan seorang wanita atau gadis pribumi di Desa Plambek yang hanya bersedia menikahi laki-laki yang dengan gagah berani melakukan aksi pencurian. Gadis dari desa tersebut akan merasa bangga menikah dengan laki-laki yang mampu membawakannya harta hasil curian. Makna filosofi yang tertuang dalam kisah tersebut adalah gadis dari Desa Plambek mau menikahi laki-laki yang memiliki keberanian dan bukan laki-laki yang hanya menyombongkan harta keluarganya. Jangan pernah mendatangi rumahku, kalau kamu belum dapat menceritakan bagaimana pahit manisnya jadi pencuri. Jangan pula kamu sembunyikan kelakianmu di balik harta yang kamu bawa itu, padahal kamu mendapatkannya dengan cara meminta kepada keluargamu. Datanglah sebagai pencuri, tetapi kamu benar-benar laki-laki, daripada kamu datang sebagai orang bijak, namun kamu tidak lebih dari penetek bayi. Tuan Guru: 344 Kepercayaan yang diyakini sanksi alamiahnya berupa kesialan bagi yang melanggarnya oleh masyarakat Lombok, yakni jika seseorang berniat jahat baik bermaksud mencuri atau mencelakai tuan rumah di malam hari ketika tuan rumah sedang tidur lelap dan terbangun dari tidurnya lalu batuk atau berdehem dengan sengaja atau tidak sengaja maka pantang bagi orang yang berniat jahat tersebut melanjutkan niatnya. Jika pencuri telah mengangkat barang yang hendak dibawa lari maka ia harus meletakkannya kembali. Apabila melanggar hal tersebut maka kesialan akan selalu menghampirinya. Berikut kutipannya: Kebiasaan dalam masyarakatku. Terutama yang pekerjaannya sebagai pencuri. Apabila mereka menemukan yang punya rumah sudah terjaga, bahkan sekedar berdehem atau terbatuk tanpa disengaja. Meskipun mereka yang sudah berniat mencuri itu commit to user 55 sudah di dalam rumah, dan barang-barang yang ada di dalam rumah sudah siap mereka angkat. Mereka harus keluar dari rumah itu dengan tanpa membawa barang yang sudah dikemas. Meskipun barang remeh-temeh harus ditinggalkan. Kalau tidak mereka akan menemukan sial selama-lamanya. Semacam kutukan bagi yang melanggar hukum adat. Tuan Guru: 517 Keyakinan berlebihan masyarakat terhadap tuan guru berdampak pada sikap dan kepercayaan masyarakat yang cendrung menjurus kemusrykan. Masyarakat percaya bahwa bersalaman dengan tuan guru memberikan keberkahan bagi individu jamaah tersebut. Setelah bersalaman, para jamaah akan menggosok- gosokkan kedua telapak tangan mereka lalu mengusapkan ke wajah tiga kali sambil memanjatkan doa. ….Kedua telapak tangan mereka digosok-gosokkan berulang sampai memperdengarkan bunyi ke telingaku, kemudian mengusapkannya ke wajah mereka tiga kali dengan mulut komat kamit. Dan mereka segera keluar dari kerumunan jamaah. Tuan Guru: 103 Kepercayaan masyarakat tidak hanya terhenti pada sosok tuan guru itu sendiri tetapi segala sesuatu yang berkaitan dengan tuan guru menjadi barang keramat dan suci, sesuci al-Quran. Ibu tokoh aku yang merupakan representatif jamaah tuan guru lainnya mengharamkan foto tuan guru tergeletak di lantai. Foto tuan guru harus selalu dalam kondisi bersih. Masyarakat percaya bahwa dengan meletakkan foto tuan guru di rumah, seluruh penghuni rumah tersebut akan selalu dinaungi keberkahan. …. Beberapa foto tuan guru sudah tampak sudah tampak bersih di dalam bingkainya. Ada yang belum dikembalikan ke tempatnya, ada juga yang masih diletakkan di atas meja yang sengaja dibawa ke dalam kamar itu, karena tidak mungkin commit to user 56 meletakkan foto tuan guru tergeletak di lantai. Sangat tidak mungkin. Tuan Guru: 483. Sistem kekeluargaan yang terbentuk berdasarkan adat luhur yang diwariskan oleh nenek moyang adalah dalam menyebut kepemilikian tidak menggunakan –ku yang menyatakan milik sendiri. Hal ini untuk meniadakan jarak hubungan antara pembicara dengan lawan bicara. Dalam menyebut ayah atau ibu tidak akan diakhiri dengan ayahku atau ibuku . Satu tradisi berbahasa di kampungku. Bahwa mereka tidak akan pernah menyebut orang tuanya sendiri, atas nama dirinya sendiri di depan orang lain yang sudah mereka anggap saudaranya sendiri. Bila orang itu sudah benar-benar mereka yakini sebagai saudara. Mereka akan lakukan hal serupa pada setiap miliki mereka. Kecuali yang sifatnya pribadi sekali. Istri, atau suami, misalnya…. Tuan Guru: 598

b. Pekerjaan