Nilai Pendidikan Budaya Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel

commit to user 76 …. Aku putuskan, bahwa Jalal siap memberikan berita apa saja dan mempertaruhkan apa saja demi mempertaruhkan orisinalitas berita itu sampai ke telingaku. Setelah ia berpacaran dengan Hilali. Tuan Guru: 340 Manusia yang paling baik adalah manusia yang memiliki banyak manfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun mahluk lainnya. Pesan moral yang luhur ini tercermin pada kehidupan keluarga papuk Odah. Mereka tidak menyetuji sikap orang yang mencelakakan kehidupan orang lain hanya untuk kebaikan yang menurutnya baik tetapi belum tentu menurut orang lain. Dalam hal tertentu, suaminya Papuk Odah dan Papuk Odah sendiri sepakat dengan orang tuanya Papuk Odah, yakni sebaik- baiknya manusia adalah mereka yang banyak bermanfaat bagi semuanya. Baik yang di dalam dirinya maupun di luar dirinya: binatang, pohon, tanah, air, udara, api, bahkan dengan alam kegaiban. Mereka berdua sangat tidak sepakat kepada mereka yang mencelakakan dirinya hanya untuk kebaikan yang dikejarnya. Sebab itu berarti tidak banyak mendatangkan manfaat bagi manusia itu sendiri. Tuan Guru: 402

c. Nilai Pendidikan Budaya

Dalam masyarakat Lombok, orang-orang yang telah dianggap sesepuh atau memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati dalam masyarakat diberikan semacam mandat untuk merumuskan sebuah aturan. Aturan tersebut akan ditaati oleh semua masyarakat yang hidup dalam komunitas tersebut. Kakek tokoh aku yang merupakan orang tua ayahnya merupakan orang yang dihormati di kampung karena jasanya mengusir penjahat. Sejak saat itu kakeknya berhak merumuskan aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama oleh seluruh warga kampung. Berikut kutipannya; commit to user 77 …. Kakek menghalau banyak manusia bejat hanya untuk mendiami kampung ini. Begitu hebatnya kakek, sehingga ia langsung mendapatkan posisi penting di tengah masyarakat. Kakeklah yang merumuskan hukum desa yang kami sebut awig- awig , sehingga tersusun satu hukum yang otonom. Begitu banyak cerita tentang leluhurku…. Tuan Guru: 82 Selain kebiasaan leluhur dalam merumuskan aturan dalam bermasyarakat, budaya lain yang tumbuh lestari hingga sekarang ini di tengah masyarakat Lombok adalah pada perayaan hari-hari besar keagamaan ataupun dalam sebuah pesta rakyat, masyarakat melakukan makan bersama atau dalam bahasa Lombok disebut begibung . Umumnya, makanan berupa nasi dan lauk pauk dalam bahasa Lombok dinamakan dulang ditempatkan dalam satu wadah baik berupa nampan ataupun daun pisang dan dimakan oleh tiga hingga lima orang. Pada pengajian tuan guru khususnya Maulid Nabi masyarakat akan menyumbang hidangan yang nantinya disajikan untuk tuan guru dan masyarakat. Berikut kutipannya: Aku tidak begitu memerhatikan isi ceramah itu dengan detail, karena aku datang ke masjid bukan untuk mendengar ceramah tuan guru, melainkan ingin ngandang dulang : makan bersama dalam satu hidangan yang beraneka ragam jenisnya, yang dibawa oleh setiap warga kampong, setiap ada acara Maulid Nabi diadakan. Dulang itu sengaja dipersiapkan selengkap mungkin. Tuan Guru: 98 Semua jamaah duduk bersila. Begibung . Dulang tingi-tinggi itu di tengah. Kemudian tanpa aba-aba. Dulang itu dibuka serempak. Menyantap isinya dengan lahap. Tuan Guru: 103 Budaya masyarakat Lombok yang sangat menghormati orang tua direfleksikan sampai pada aspek yang sederhana. Ketika makan bersama yang di dalamnya juga ada orang yang lebih tua dibandingkan yang lain, orang tua commit to user 78 tersebut harus didahulukan mencucui tangan walaupun yang muda telah lebih dahulu selesai menyantap makanannya. Kami hampir selesai. Kami saling menunggu untuk mencuci tangan. Begitulah adat kami. Jalal dan Jumhur harus mengerti. Mereka mengikuti apa yang aku lakukan. Melihat kami yang menunda-nunda menunggu lama, ayahnya Iduk segera meletakkan tangannya di dalam air cuci tangan. Kami menyusul setelah ia selesai. Tuan Guru: 620 Dalam hal memohon doa untuk orang yang telah meninggal, masyarakat Lombok memiliki budaya tersendiri dalam memperingatinya. Kabir mengundang tokoh aku untuk memanjatkan doa buat ibunya setelah empat puluh hari, seratus hari, hingga seribu hari. …. Dan berharap, jangan sampai tidak datang waktu zikiran: semacam gawe mati, bisa empat puluh hari. Bisa juga nyatus , yang keseratus hari. Atau nyeribu , seribu hari, untuk ibunya. Tuan Guru: 602 Selain dalam hal tata cara kehidupan tersebut, budaya masyarakat Lombok yang masih berkembang yakni dalam hal kesenian. Dalam sebuah uapacar pernikahan, masing-masing keluarga mempelai memiliki perwakilan juru bicara yang bertugas meminta dan menerima pinangan yang disebut pembayun . Pembayun akan saling berbalas tembang hingga waktu yang tidak ditentukan. Seolah-olah mereka saling melontarkan pantun hingga ada yang kalah atau mengalah. Tengoklah urat ucapan para pembayun lewat dendang tembang yang diserap dari serat-serat tua, yang ditafsir seurat senadi dengan maknanya. Ehem. Pembayun, semacam juru bicara pada kedua belah pihak dalam upacara pernikahan. Pembayun pengantin wanita menyambut, pembayun mempelai laki-laki bertandang…. Mereka bersila di atas tanah tanpa alas, tak peduli waktu menjelang petang. Sepanjang dendang masih menantang, commit to user 79 tak pula upacara adat beranjak ke akhir. Pembayun pun tenggelam ke dalam dendang mereka sendiri. Tak peduli petang hari, tak mengerti pengantin lelah berdiri. Tuan Guru: 67 Selain pembayun , dalam upacara perkawinan ada kesenian khas Lombok lainnya yang dipertontonkan yakni jangger . Jangger merupakan tarian tradisional Lombok yang terdiri atas satu atau dua orang penari dan diiringi alunan gendang beleq atau gendang besar. Tarian lain yang tumbuh di Lombok adalah rudat . Rudat berupa tarian yang mengisahkan tentang perjuangan prajurit di medan perang. Setiap sore dihari minggu, mereka mempunyai kebiasaan menyabung ayam. Berjudi sesuai dengan kondisi keuangan mereka. Menonton jangger dan rudat bila kebetulan ada yang sedang melangsungkan gawe . Tuan Guru: 342- 343 Dalam meminta hujan, masyarakat memiliki budaya yang unik yakni melakukan sebuah pertarungan adu pukul dengan rotan yang disebut peresean. Presean berupa pertarungan antara dua orang menggunakan rotan dan dilengkapi prisai dari kulit kerbau atau sapi. Teriak pepadu peresean : jagoan permainan tradisional di pulauku kepada anak didiknya yang sedang dipersiapkan menjadi pepadu penerusnya. Permainan yang bersenjatakan rotan dan berprisaikan kulit hewan yang sudah dirakit. Banyak dilakukan menjelang musim hujan. Tuan Guru: 435-436

d. Nilai Pendidikan Agama