Pekerjaan Pendidikan Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel

commit to user 96 memang merupakan sosok yang bisa dijadikan panutan, guru, dan memiliki sumbangsih besar dalam menyebarkan ilmu agama Islam di tanah Lombok. Namun, hal ini bukan berarti semua yang dilakukan dan dikatakan oleh tuan guru merupakan hal yang mutlak. Tuan guru bukan nabi yang merupakan laki-laki pilihan Allah yang setiap tingkah laku dan ucapannya merupakan hal yang harus diikuti. Penyakit-penyakit kecil masyarakat yang justru berakibat sangat buruk dalam soal aqidah. Kalau memang tuan guru melarang jamaahnya untuk syirik kepada Tuhan, kenapa pula tuan guru melakukan hal-hal yang bersifat pencitraan pribadi secara berlebihan, yang menimbulkan fanatisme di tengah jamaahnya, yang ujung-ujungnya, jamaah tidak lagi menggantungkan masa depan akhirat mereka kepada nabi dan Tuhan. Melainkan kepada tuan guru itu sendiri. Tuan Guru: 617 …. Seolah Lombok adalah negara tuan guru. begitu pentingnya tuan guru, setiap desa memiliki tuan guru. Bahkan dengan kekuasaan tuan guru, bukan hal sulit ia jadikan Lombok sebgai “negara tuan guru”, dan setiap yang berbau “Arab” sebagai falsafah kenegaraannya. Tuan Guru: 641

b. Pekerjaan

Setting tempat yang dominan mengambil daerah pedesaan atau perkampungan mempengaruhi jenis pekerjaan yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Masyarakat kampung Sandat bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, peternak, ojek, kusir cidomo, dukun beranak, dan penjual obat tradisional. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang umumnya ada di tengah pedesaan yang masyarakatnya masih hidup secara tradisional dan belum terlalu disentuh kemajuan teknologi. commit to user 97 Pekerjaan khusus yang meski dengan penghasilan minim bahkan tidak digaji tetapi kadang menjadi rebutan karena prestise yang dianggap tinggi adalah imam masjid atau guru ngaji. Sebagaimana yang dilakukan oleh Anwar kepada tokoh aku. Karena sebuah perlawanan tokoh aku terhadap tuan guru yang dianggap sebagai kesalahan, Anwar semangat untuk membunuh tokoh aku. Selain melaksanakan tugas dari tuan guru, hal tersebut juga akan mempermudah ia menjadi imam masjid di kampung. Pekerjaan sejenis ini masih lestari di beberapa kampung di Lombok yang masih hidup dalam lingkaran ketradisionalan. Begitu banyak mereka, yang harus memperebutkan satu masjid pada sebuah kampung hanya untuk menjadi khotib di hari Jumat. Bertikai demi satu madrasah tempat mereka mengabdikan diri, demi gaji yang berstempel amal soleh, pada amplop yang jauh di bawah standar para buruh bangunan sekalipun. Tuan Guru: 308-309

c. Pendidikan

Latar belakang pendidikan masyarakat Lombok umumnya sekolah yang bernuansa agama. Pengaruh tuan guru yang cukup kuat terhadap masyarakat yang sebagaian besar merupakan jamaah setia tuan guru telah mempengaruhi pandangan para orang tua menyekolahkan anaknya. Anak-anak mereka dimasukkan ke madrasah-madrasah yang dianjurkan oleh tuan guru hingga akhirnya semua ‘ditampung’ dalam lembaga yang dibangun tuan guru yakni pondok pesantren. Para orang tua berharap anak-anak mereka mampu menjadi sosok seperti tuan guru. Sebaliknya, anak-anak tuan guru melanjutkan studi sampai ke perguruan tinggi negeri bahkan ada yang melanjutkan ke luar negeri. Masyarakat lainnya bukan tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka commit to user 98 seperti anak tuan guru, tetapi doktrin yang telah ditanamkan tuan guru pada jamaah telah membuat anak-anak mereka terjerumus pada masa depan yang kelam. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan ketimpangan sosial yang mewarnai dunia pendidikan yang berjalan di tengah masyarakat. Anak-anak yang memiliki starta sosial lebih tinggi khususnya anak tuan guru akan selalu dikedepankan menjadi yang pertama dan utama meskipun ada anak dari golongan masyarakat biasa yang mampu menunjukkan kemampuan akademik yang lebih. Guru-guru sebagai orang yang seharusnya dapat digugu dan ditiru memberikan contoh negatif. Hal ini tidak hanya muncul pada sekolah-sekolah negeri, di pondok pesantren yang bernuansa agama, kejujuran dan keadilan seharusnya ditumbuhkan malah menjadi semakin menyimpang. Pondok pesantren tidak mampu mengenyampingkan peran status sosial dalam memperlakukan para santri.

d. Agama