Nilai Pendidikan Politik Nilai Pendidikan Historis

commit to user 113 Selain dari segi barang, individu pedagang tidak kalah pentingnya dalam menarik minat pembeli. Pedagang yang memiliki kepribadian baik, ramah, terutama jujur akan menjadi pilihan utama pembeli. Dalam novel Tuan Guru dideskripsikan bahwa kemampuan berdagang masyarakat Lombok yang tidak berkembang memang merupakan warisan nenek moyang yang menurut penuturan Salman Faris memiliki pribadi yang tidak jujur dan ditambah lagi terpendam rasa iri kepada pedagang lain yang lebih sukses, seperti sikap Anwar kepada pedagang keturunan Cina yang berdagang di pasar desa. Menurut Jusmaliani 2008: 32 bahwa perdagangan yang di dalamnya mengandung unsur ketidakjujuran, pemaksan, atau penipuan, seperti menimbun barang dengan mengorbankan kepentingan orang banyak, menjegat penjual di perjalanan menuju pasar, menyembunyikan informasi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, mengurangi timbangan, menyembunyikan cacat barang dagangan, dan sebagainya, hukumnya tidak boleh haram.

f. Nilai Pendidikan Politik

Menurut Index of Political Right and Civil Liberty yang dikeluarkan oleh Freedom House, sepanjang tiga decade terakhir, negara-negara Muslim pada umumnya gagal membangun politik yang demokratis Mujani, 2007: 1. Seolah mengamini pernyataan tersebut, novel Tuan Guru menggugah salah satu wilayah yang juga berkaitan dengan dunia perpolitikan dalam satu wilayah kecil di Indonesia bagian Timur, yakni Lombok. Karisma dan nama besar yang dimiliki tuan guru mampu menjadi daya tarik masyarakat yang terkadang dimanfaatkan untuk menarik suara masyarakat. commit to user 114 Pejabat memanfaatkan momen berfoto bersama tuan guru sebagai kampanye terselubung. Foto kemudian dibagikan kepada jamaah untuk dipajang di rumah mereka atau diselipkan pada gambar-gambar kalender yang dibeli jamaah sehingga kelak ketika pemilihan tanpa disuruh masyarakat otomatis akan memilih orang yang berada di foto tersebut. Politik yang bernuansa agama juga direfleksikan dalam bentuk “pernikahan politik” yang dilakukan oleh tuan guru. Ia menikahkan anaknya dengan anak sesama tuan guru. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang bermanfaat dalam melipatgandakan jumlah jamaah. Otomatis, jamaah tuan guru yang satu dan lainnya akan bergabung karena pemimpin mereka telah menyatu dalam satu ikatan keluarga.

g. Nilai Pendidikan Historis

Setiap wilayah memiliki cerita masa lalu yang merupakan cikal bakal pembentukan dan pertumbuhannya. Sejarah sebuah wilayah ada yang kelam ada juga yang manis. Sejarah pahit yang menimpa Pulau Lombok yang disampaikan dalam novel Tuan Guru adalah Lombok sebagai jajahan Pulau Bali. Ketika masih kental dengan sistem kerajaan, raja dari Pulau Dewata tersebut yakni kerajaan Karang Asem masuk ke Pulau Seribu Masjid dan melakukan strategi adu domba. Mereka menebar fitnah kerajaan yang satu ke kerajaan yang lainnya di tanah Lombok. Selain itu, ia juga memberikan iming-iming keuntungan yang berlimpah kepada raja yang mau membunuh dan meruntuhkan kerajaan lain yang tumbuh di daerah lain di Pulau Lombok. commit to user 115 Raden Amir dari Mamben dan Raden Kardiyu dari Korleko rela menghancurkan kerajaan Kalijaga yang telah difitanh sebelumnya. Ditambang iming-iming keuntungan yang berlimpah yang dijanjikan kerajaan pulau seberang kedua raden tersebut dengan senang hati menumpahkan darah kerajaan saudara mereka yang seharusnya saling bahu-membahu mempertahankan tanah leluhur dari kerajaan luar yang berniat menguasai dan menjajah masyarakat sendiri. Di balik sejarah kelam tersebut, kisah yang membawakan lahir dalam dunia perdagangan Lombok yang pernah mendunia. Pada masa lalu, Pelabuhan Tanjung Karang yang tereletak di Ampenan, Lombok Barat pernah menjadi dermaga tempat berlabuhnya pedagang-pedagang Eropa, Cina, dan Singapura. Dermaga yang kini tidak difungsikan dan dialihakn ke Pelabuhan Lembar itu menjadi saksi sejarah besar transaksi mendunia yang pernah terjadi di Lombok. Sejarah lain datang dari legenda-legenda besar dan abadi ceritanya hingga saat ini adalah tentang pengorbanan Putri Mandalika. Konon ceritanya bahwa seorang Raja bertahta disebuah Kerajaan bernama Kerajaan Tunjung Biru dalam lontar tertulis dengan literatur Jejawen Tonjeng Beru. Sang Raja memiliki seorang Putri cantik jelita, cerdas dan bijak. Putri Raja itu bernama Putri Sarah Wulan. Kelebihan yang dimiliki Sang Putri tersebar keseluruh kerajaan bahkan sampai di negeri seberang. Sang Raja memiliki tujuh orang saudara dan masing-masing memimpin kerajaan. Semua raja-raja yang mengetahui adanya Putri yang sangat cantik di Kerajaan Tunjung Biru, memerintahkan Putra Mahkota masing-masing untuk meminang Putri Mandalika. commit to user 116 Saking arif dan bijaknya Sang Putri, semua Putra Mahkota yang datang melamarnya diterima. Di luar kesadaran Sang Putri, bahwa sikapnya itu sikap yang kurang baik dan akan menjadi riskan bagi dirinya, sebagai seorang Putri Raja. Putri Sarah Wulan memiliki perangai pendiam, sulit untuk mengutarakan permasalahan yang sedang dihadapinya, akhirnya semua tunangannya itu disanggupi pada tanggal dua puluh bulan sepuluh penanggalan Sasak, dimana pada waktu yang ditentukan Sang Putri tersebut adalah bulan-bulannya musim penghujan. Tiba saatnya janji Sang Putri tersebut, maka semua Putra Mahkota datang bersama pasukan pengawalnya dengan membawa harta lamaran masing-masing. Tidak dapat dielakkan lagi pertempuran terjadi disepanjang jalan menuju Tunjung Biru sebagai akibat dari janji kolektif yang diucapkan sang Putri kepada semua calon suaminya. Sang Putri mendengar berita tentang terjadinya pertempuran. Dalam perjalanan, sang Putri semakin panik bahkan gusar sekali. Akan tetapi walau demikian pelik masalah yang dihadapi, sang Putri tidak pernah mengutarakan perasaannya kepada dayangnya apalagi akan minta pendapat dari Sang Raja ayahandanya. Setelah mendapat wangsit melalui mimpi, Sang Putri akhirnya memutuskan untuk menceburkan diri ke laut Pantai Selatan Lombok itu, pada tanggal 20 bulan kesepuluh Tahun Sasak. Tidak disangka, ternyata keputusan yang diambil dalam rangka mempertahankan konsistensinya, sang Putri menceburkan dirinya kevlaut yaitu tepatnya di pantai Seger Kuta, ketika sang Putri menceburkan dirinya ke laut itu, Putri Mandalika berpesan kepada segenap yang hadir dengan ucapan: commit to user 117 “wahai Kakanda-kakandaku yang sangat aku cintai dan kasihi, serta seluruh kaluarga Kerajaan Tonjeng BeruTunjung Biru, aku ini telah melakukan kesalahan Nyalaq karena semua kakanda-kakandaku adalah Satria yang gagah berani dan sakti mandraguna. Di samping itu, aku sangat mengasihi kalian sebagai keluarga Tunjung Biru, jika aku diboyong oleh salah seorang kesatria yang ada ini, jelas akan timbul pertumpahan darah dan aku tidak akan bersama lagi dengan kalian. Hal ini yang tidak dapat aku lakukan dan tidak akan pernah ada di hati dan pikiranku. Sebagai seorang putri Raja yang konsekuen tidak akan pernah mengingkari janjinya, maka untuk memenuhi janji yang pernah aku ucapkan, maka aku akan menceburkan diri di laut selatan ini. Kelak pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak, aku akan muncul dengan wujud lain agar semua orang akan menikmati dan merasakan kehangatanku”. Begitu ucapan sang Putri berakhir, pada saat itulah sang Putri menceburkan dirinya ke laut. Sesaat kemudian, suasana kembali tenang. Para pangeran dan kerabat kerajaan segera mencari sang Putri di tempat ia menceburkan diri. Tidak ada tanda-tanda keberadaan sang Putri di tempat itu http:adypato.wordpress.com20100602tradisi-bau-nyale-suku-sasak. Namun, tiba-tiba bermunculan binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak dari dasar laut. Binatang yang berbentuk cacing laut itu memiliki warna yang sangat indah, perpaduan warna putih, hitam, hijau, kuning, dan cokelat. Binatang itu kemudian disebut nyale . Sejak saat itulah Putri Sarah Wulan diberi nama Putri Mandalika yakni Manda yang berarti bingung atau bimbang dan Lika berati perbuatan. Jadi, Mandalika berarti terperangkap pada perbuatan yang membingungkan. Rakyat yang menyaksikan peristiwa itu meyakini, nyale tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika. Sesuai dengan pesan sang Putri, mereka pun akhirnya beramai-ramai dan berlomba-lomba mengambil cacing laut itu sebanyak- commit to user 118 banyaknya untuk dinikmati sebagai tanda cinta kasihnya kepada sang Putri. Mengambil cacing laut itu kemudian dikenal dalam bahasa Lombok sebagai bau nyale menangkap nyale http:www.fajar.co.idread-20110227015517-tradisi- bau-nyale-masyarakat-lombok-tengah. commit to user 119

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan hingga pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Pandangan Dunia Pengarang terhadap Eksistensi Tuan Guru dalam

Novel Tuan Guru Pandangan Salman Faris mengenai eksistensi tuan guru dalam masyarakat Lombok yang dituangkan dalam novel Tuan Guru menyingkap bahwa sesungguhnya tuan guru merupakan manusia biasa yang tidak berbeda dengan masyarakat umumnya. Perbedaan terletak pada ilmu agama dan secara aplikatif tuan guru belum tentu bisa mengamalkan ilmunya secara total. Ia juga tidak luput dari kesalahan atau lebih halusnya kekhilafan seperti masyarakat lainnya. Tuan guru tidak boleh dikeramatkan apalagi disamakan derajatnya dengan nabi yang merupakan manusia pilihan Allah yang mulia. Masyarakat Lombok umumnya, baik yang terdidik maupun tidak terdidik memandang tuan guru melebihi batas kodratinya sebagai manusia normal. Sebagian besar masyarakat Lombok, khususnya Lombok Timur berdasarkan kacamata Salman Faris menganggap bahwa tuan guru merupakan sosok yang mampu memberikan garansi masuk surga. Menurut masyarakat Lombok, doa yang dipanjatkan tuan guru lebih cepat diijabah 119