Agama Tempat Tinggal Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel

commit to user 60 ini dilukiskan dalam kehidupan anak-anak tuan guru. Ihsan yang tidak lain adalah saingan tokoh aku selama di Madrasah Tsanawiyyah melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri di kota dan masuk jurusan Ilmu Sosial dan Politik. Tidak hanya kota di Pulau Lombok, anak-anak tuan guru melanjutkan pendidikan ke tanah Jawa hingga ke luar negeri. Berikut kutipannya: Sudah lami tidak berbicara berdua. Semenjak kami merampungkan Madrasah Aliyyah. Kami jarang bertemu. Ihsan memilih kuliah di kota. Jurusan ilmu sosial dan politik. Hal ini membuat aku tidak ingin bertemu dengannya. Tuan Guru: 439 Banyak sekali, anak tuan guru yang disekolahkan di Jawa. Di perguruan tinggi negeri ternama. Bahkan di luar negeri. Memiliki kuliah yang memiliki masa depan. Tuan Guru: 439 Pendidikan tinggi terbaik di beberapa perguruan tinggi ternama yang dirasakan oleh anak-anak tuan guru tidak dirasakan secara merata oleh masyarakat Lombok. Meskipun sebenarnya warga masyarakat yang lain mampun menyekolahkan anaknya layaknya anak-anak tuan guru. Tetapi pradigma warga yang telah tercekoki oleh ucapan tuan guru yang langsung dianggap sebagai sebuah fatwa membuat masyarakat mempercayakan anaknya pada pondok pesantren yang minim informasi umum. Berikut kutipannya: Sedangkan anak-anak jamaahnya dibiarkan. Dipaksakan terkatung-katung pada garis nasibnya, di pondok pesantren. Di sekolah-sekolah yang terletak di pelosok desa. Sekolah tanpa informasi. Tuan Guru: 439

d. Agama

Latar belakang agama yang dianut masyarakat Lombok berdasakan gambaran Salman Faris dalam novel Tuan Guru adalah mayoritas muslim. Setting commit to user 61 pesantren dan masyarakat pengikut tuan guru yang fanatik mendengar ceramah atau pengajian menjadi alasan logis untuk menyatakan bahwa masyarakat Lombok penganut agama Islam. Masjid besar yang dibangun di tengah kampung menjadi pertanda bahwa mayoritas masyarakatnya Islam. Sebagaimana kutipan berikut ini: Karena penasaran, aku sempat kesana, memasuki kampung itu. mataku disambut oleh gerbang masjid yang besar. Mataku segera menuju ke kubah masjid yang berwarna keemasan…. Tuan Guru: 31 Belum jauh aku meninggalkan kampung. Di masjid terdengar suara pengumuman. Setiap jamaah disuruh menyumbang untuk pengajian tuan guru besok malam. Eh. Tidak selera sama sekali mendengarnya. Tuan Guru: 56 Selain masyarakat mayoritas pemeluk Islam, dalam novel Tuan Guru terdapat pemeluk minoritas yang dideskripsikan melalui kehidupan tokoh keturunan Cina. Meskipun nenek moyangnya merupakan pembawa Islam di Pulau Lombok, mereka belum tentu memeluk keyakinan yang sama dengan leluhurnya. Sebagaimana yang tercantum dalam kutipan berikut. Wanita Cina yang lambat laun tergerak untuk menggali masa lalu nenek moyangnya. Ia pun mengerti, bahwa nenek moyangnya berperan dalam proses awal masuknya Islam ke pulauku. Jikapun akhirnya, ia mendapati dirinya tidak memeluk keyakinan mayoritas, ia pahami sebagai satu proses panjang dalam perjalanan nenek moyangnya sebelum menapak pasti sebagai bagian dari pribumi di pulauku…. Tuan Guru: 638

e. Tempat Tinggal

Salman Faris mengambil beberapa seting tempat penceritaan novel Tuan Guru . Meski hanya diulas secara sepintas, tetapi pantai Manange Baris, Lombok commit to user 62 Timur menjadi seting awal tempat tempat cerita ini berlangsung. Pantai ini berdekatan dengan Pelabuhan Penyebrangan Kayangan. Pelabuhan yang menjadi tempat berlabuh kapal-kapal penyebrangan dari Sumbawa-Lombok. Berikut kutipannya: Itulah teriakan Shaleh dari pantai Manange Baris kepada penumpang kalal-kapal laut yang hendak berpergian ke timur, yang bertolak dari pelabuhan Kayangan…. Tuan Guru: 9 Desa yang dominan diceritakan dalam novel Tuan Guru adalah desa tempat tokoh aku tinggal. Desa yang masyarakatnya merupakan pengikut tuan guru yang setia. Kisah masa kecil tokoh aku sebelum masuk pondok pesantren banyak terjadi di desa Kembang Sandat, Kecamatan Sakra, Lombok Timur. Nama desa yang diambil dari kisah seorang wanita cantik yang lahir dari keluarga biasa. Karena menolak dinikahi penguasa yang tamak, ia rela meminta seorang kesatria pribumi yang tidak lain adalah kekasihnya untuk membunuhnya. Berikut kutipannya: Rumah itu, terletak di perbatasan desa. Jadi, hampir setiap orang yang pernah lewat di perbatasan. Dapat dipastikan, ia mengenal rumah itu. terlebih karena rumah itu terletak di desa yang cukup terkenal. Kembang Sandat nama desaku. Tuan Guru: 16 Daerah-daerah tempat pengajian yang didatangi tokoh aku memperbanyak setting tempat yang diangkat dalam cerita. Tokoh aku pergi mewakili tuan guru untuk menyampaikan pengajian sampai ke daerah yang sebagian besar penduduknya adalah pencuri yakni Desa Plambek. commit to user 63 Begitulah kata wanita yang laki-laki itu datangi. Tergeragap aku. Telingaku terasa diperawani oleh ilmu yang baru. Yang tersembunyi di ranting-ranting yang kering. Tersimpan di batu- batu yang berbaris sepanjang jalan berdebu menuju Desa Pelambek itu. Tuan Guru: 344 Di luar pulau Lombok, novel Tuan Guru juga mengambil seting tempat pulau tetangga yakni pulau Sumbawa. Di pulau Sumbawa inilah tuan guru juga melakukan pengajian yang selanjutnya dilakukan oleh tokoh aku dalam tugasnya mewakili tuan guru. Namun, dalam perjalanan ke Sumbawa untuk berceramah, ia menyempatka juga melakukan penyuluhan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan makanan. Berikut kutipannya: Suatu hari aku mendapatkan giliran ke Sumbawa untuk memberikan program penyuluhan tentang makanan bergizi. Makanan yang tidak hanya banyak tetapi kaya akan protein. Ternyata, tidak hanya di Sumbawa, tetapi di kampungku, masyarakat hanya mementingkan jumlah makanan yang banyak, tidak penting gizi. Tuan Guru: 408 Selain latar tempat berupa lokasi geografis, dalam novel Tuan Guru menggunakan seting tempat berupa bangunan, misalnya berupa rumah, sekolah, masjid, pondok pesantren, dan lainnya. Di masa kecil tokoh aku, beberapa kejadian peristiwa dilukiskan dalam sebuah masjid ketika pengajian tuan guru berlangsung dan pada saat shalat. Pada saat tuan guru melakukan pengajian ke kampung-kampung, ia memilih lokasi masjid utama di kampung tersebut karena kegiatan tuan guru merupakan salah satu bentuk ibadah yang ditinggikan. Masjid merupakan tempat mengumpulkan masyarakat yang mudah serta telah tersedia sarana pendukung pengajian. Berikut kutipannya: commit to user 64 Gemuruh ketiga membuatku mencoba memanjangkan leher sambil menutup telinga, melihat-lihat semua wajah orang-orang yang berada di masjid. Tuan Guru: 98-99 Rumah tokoh aku juga mengungkap banyak kisah tokoh utama bersama keluarganya hingga akhir. Di rumah tersebut tokoh aku melihat kekejaman yang dilakukan oleh ayahnya baik terhadap ibu maupun terhadap dirinya. Di rumah tersebut, tokoh aku melihat ketimpangan-ketimpangan yang kurang berterima yang dilakukan oleh ibunya, dan di rumah tersebut tokoh aku hendak dibunuh oleh pengikut tuan guru yang taat dan dendam terhadap dirinya. Berikut kutipan yang mengisahkan ketika tokoh aku mendapat pendidikan militer dari orang tuanya untuk membentuk sikap dan kepribadian dia dan kedua saudaranya agar siap memasuki pondok pesantren di ruang tengah rumah atau dalam bahasa Lombok disebut sangkok . Teriak ibu. Sambil menyuruh kami berjalan mengitari ruang tengah rumah. Sangkok dalam rumah yang lumayan luas. Tuan Guru: 109 Kisah yang lain ditampilkan Salman Faris ketika mengisahkan kehidupan tokoh aku di pondok pesantren. Selama berada di asrama pondok pesantren, tokoh aku belajar tentang dirinya, belajar tentang kebebasan, belajar tentang ketertarikan terhadap lawan jenis dan belajar tentang mengikhlaskan orang yang dicintainya bukan demi tuan guru tetapi karena tuan guru. Di pondok pesantren, tokoh tidak mendapat pendidikan yang baik. ia merasa seolah berada dalam sebuah jeruji yang membatasi segalanya dan membuatnya merasa tertekan. Sebagaimana yang terefkeksi dalam kutipan berikut. commit to user 65 Jeruji pondok pesantren semakin menyempitkan diri. Terasa. Di mana kelas sosial semestinya dibunuh, justru disinilah semakin terasa tikam menikam…. Tuan Guru: 121 Rumah lain yang menyingkap banyak kisah dalam novel Tuan Guru adalah rumah tuan guru. Rumah tuan guru yang selokasi dengan pondok pesantren tersebut berdampingan dengan musholla, tempat pengajian-pengajian besar digelar dan tempat beberapa kegiatan pelajaran pesantren diadakan. Berikut kutipannya: Rumah tuan guru yang kelihatan luas, berwibawa itu, berdampingan dengan musholla yang tidak kalah luasnya. Tiang-tiang utama musholla itu bahkan lebih besar dari tiang- tiang masjid jamik di kota kabupaten. Karena musholla itu diperuntukkan bagi pengajian yang berkapasitas ribuan orang. Tidak jarang, pengajian akbar digelar disitu. Tuan Guru: 148

f. Bahasa