Nilai Pendidikan Moral Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel

commit to user 72 “Ummi diam atau tidak. Setuju atau menolak. Abah akan tetap menikah lagi.” Tuan Guru: 200. Kesetiakawanan ditunjukkan oleh Jalal ketika membela tokoh aku saat ia dianggap membangkang oleh tuan guru. Jalal berusaha melindungi tokoh aku dari kekerasan fisik yang apabila dilakukan secara tiba-tiba oleh santri lain. Meskipun Jalal merupakan sanstri yang taat juga kepada tuan guru, tetapi ketika sahabatnya yakni tokoh aku mendapat ancaman karena sesuatu yang bukan merupakan keslahan, ia rela melawan di hadapan gurunya sendiri. Jalal mendekati. Persisnya, Ia ingin menjaga. Siapa tau seorang santri tiba-tiba menerkamku. Meskipun aku yakin, tidak akan ada seorang pun yang berani seperti itu. karena sejelek- jeleknya santri di asramaku. Mereka tidak akan pernah melakukan cara-cara anarki dalam menyelesaikan persoalan. Kecuali memang lidah mereka yang tajam kalau sedang membuat banyolan. Tuan Guru: 285 Selain Jalal, Kabir yang merupakan sahabat tokoh aku selama di asrama juga rela melakukan apapun demi sahabatnya. Kabir yang selama di pesantren banyak diberikan bantuan moral oleh tokoh aku telah menganggap aku sebagai saudara. Kabir selalu berusaha memberikan bantuan terbaik untuk membalas budi yang tidak diminta tetapi ia memberikan sendiri atas dasar rasa persaudaraan yang tinggi. Sebagaimana yang tercermin dalam kutipan berikut. …. Pada dirikulah, aku semestinya memohon ma’af, karena telah luput dari persaudaraan yang diberikan Kabir penuh keikhlasan, yang untuk itu ia akan melakukan apapun, jika aku minta, sepanjang ia mampu melakukannya. Tuan Guru: 598.

b. Nilai Pendidikan Moral

Pendidikan moral berkaitan dengan sesuatu yang diangap baik-buruk, benar-salah. Dalam novel Tuan Guru , Salman Faris tidak hanya memberikan commit to user 73 poendidikan bagaimana sikap yang bermoral terhadap sesama tetapi juga bersikap terhadap apa yang ada disekitar. Contoh kecil yang ditunjukkan adalah bagaimana menyukuri segala kenikmatan sekecil apapun yang dianugerahkan Tuhan.Tokoh aku yang merasa ‘iri’ dengan porsi superlezat yang selalau dihidangkan oleh ibu untuk ayahnya setiap kali makan mendapat teguran dari ibunya. Tokoh aku dan kedua saudaranya tidak boleh menyia-nyiakan nasi yang ada dihadapannya meski dengan hidangan yang seadanya. Mereka harus menghormati nasi yang ada dihadapannya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Tidak baik bagi kamu berbuat demikian. Di depan piring ini, kamu tidak hanya mempunyai kewajiban menghormati ayahmu, tetapi kamu juga fardu untuk hormat kepada nasi-nasi ini. Kita harus bersahabat dengan nasi ini Tuan Guru: 52 Selain kebaikan dalam nasihatnya yang positif, ibu tokoh aku juga memberikan sisi negatif yang dicontohkan kepada anaknya. Ibu tokoh aku tidak bisa mempertahankan amanah yang diberikan oleh ibunya. Demi pengajian tuan guru, yang sebenarnya demi menjaga nama baik keluarga di depan jamaah, ibu tokoh aku rela menggadaikan atau menjual gelang emas pemberian ibunya. Ibu menyerahkan gelang emas yang sebenarnya bukan dibeli oleh ayahku. Di depanku ibu menerimanya dari nenek. Jangan dijual. Pesan nenek. Ibu mengangguk. Kini ia sudah melanggarnya demi partisipasi. Menyumbang untuk pengajian tuan guru. Tuan Guru: 59 Moral negatif lain yang bisa dijadikan pelajaran untuk tidak melakukannya adalah kebohongan yang dilakukan oleh ibu tokoh aku kepada anaknya. Ibu menutupi keengganannya memberikan uang saku kepada tokoh aku dengan kebohongan. commit to user 74 …. Benar-benar aku melihat uang di tangannya. Tetapi ia masih tega menampiknya. Membohongi aku. Tetapi, percuma mendebat ibu. Tuan Guru: 60 Dalam bermasyarakat atau berinteraksi baik dengan siapapun, kesopanan dalam bersikap dan bertutur kata sangat diperlukan. Orang lain akan menghormati kita jika kita juga hormat kepada mereka. Oleh sebab itu, menurut Salman Faris, prisai diri yang baik adalah budi pekerti. Apabila budi pekerti kita baik maka tidak akan ada oang yang berbuat jahat. …. Orang banyak benci kepada orang bodoh dan tidak tahu sopan santun. Budi pekrti adalah perisai diri. Tuan Guru: 110 Sebuah lingkungan pesantren seyogyanya mengajarkan santri tentang kebaikan terutama menanamkan sikap religius yang mendalam. Tetapi dalam pesantren yang ada dalam penceritaan Salman Faris, santri diajarkan ilmu agama hanya untuk mendapatkan gelar sosial yang tinggi ketika kelak keluar dari pesantren. Mereka belajar bukan untuk memperoleh keberkahan ilmu tetapi merebutkan tahta sosial yang diselimuti oleh kata agama Ini yang aku benci. Kenapa seorang santri diajarkan memacu diri dalam mengaji, agar mereka mendapatkan tahta sosial yang lebih layak, yang bisa dibangga-banggakan. Tuan Guru: 139 Akibat dari tujuan akhir belajar di pondok pesantren yang menyimpang, banyak santri yang rela menutup suatu kebohongan dengan kebohongan yang lainnya. Meskipun mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan salah, mereka tetap melakukannya dan mengikuti arus demi sebuah pencapaian duniawi yang commit to user 75 menyesatkan. Secara tidak langsung mereka telah membunuh jiwa mereka sendiri demi jiwa lain. Mereka rela mengubah jiwa mereka menjadi orang lain. Membohongi diri sendiri, satu penyakit yang menyebabkan jiwa-hati mati. Bohong pada diri sendiri itulah yang banyak terjadi di lingkungan santri, temanku. Tuan Guru: 198 Dalam membentuk jiwa yang kuat, seseorang harus belajar dari sebuah kepahitan. Tuan guru menanamkan hal tersebut kapada santrinya. Para santri diharapkan untuk bersabar dalam menjalani kehidupan di asrama. Apabila seseorang mencapai kesuksesan setelah melalui kesengsaraan maka mereka akan selalu mengucap syukur atas apa yang diraihnya dan mereka akan selalu menghargai orang yang hidupnya jauh di bawah mereka karena mereka pernah merasakan hidup yang memprihatinkan. Kalian harus belajar hidup prihatin. Apa yang kalian alami saat ini, jauh lebih baik dibanding apa yang dirasakan oleh tuan guru. Kesabaran itu diperlukan untuk dapat memperoleh kemuliaan Tuan Guru: 220 Salah satu sikap yang membedakan orang baik dengan orang munafik adalah amanah. Seseorang yang terpuji selalu bisa menjaga amanat yang dititipkan kepadanya. Seprti apa yang dilakukan oleh Jalal. Dalam hal menyampaikan pesan kepada tokoh aku, Jalal selalu menyampaikan sesuai adanya tanpa bumbu yang ia tambahkan sebab belum tentu persepsi tambahan yang kita tambahkan dalam sebuah pesan sesuai dengan maksud yang diinginkan penyampai pesan atau penerima pesan. Oleh sebab itu sampaikan pesan sesuai apa yang dititipkan adalah hal terbaik yang harus dilakukan. commit to user 76 …. Aku putuskan, bahwa Jalal siap memberikan berita apa saja dan mempertaruhkan apa saja demi mempertaruhkan orisinalitas berita itu sampai ke telingaku. Setelah ia berpacaran dengan Hilali. Tuan Guru: 340 Manusia yang paling baik adalah manusia yang memiliki banyak manfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun mahluk lainnya. Pesan moral yang luhur ini tercermin pada kehidupan keluarga papuk Odah. Mereka tidak menyetuji sikap orang yang mencelakakan kehidupan orang lain hanya untuk kebaikan yang menurutnya baik tetapi belum tentu menurut orang lain. Dalam hal tertentu, suaminya Papuk Odah dan Papuk Odah sendiri sepakat dengan orang tuanya Papuk Odah, yakni sebaik- baiknya manusia adalah mereka yang banyak bermanfaat bagi semuanya. Baik yang di dalam dirinya maupun di luar dirinya: binatang, pohon, tanah, air, udara, api, bahkan dengan alam kegaiban. Mereka berdua sangat tidak sepakat kepada mereka yang mencelakakan dirinya hanya untuk kebaikan yang dikejarnya. Sebab itu berarti tidak banyak mendatangkan manfaat bagi manusia itu sendiri. Tuan Guru: 402

c. Nilai Pendidikan Budaya