Alur ring piston ring groove Dinding piston piston skirt Ring Piston

129 Pemeriksaan piston meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran. Pemeriksaan visual antara lain: a. Jenis piston, tanda pemasangan, tanda oversize b. Goresan pada dinding piston dan dinding silinder Bila pemeriksaan visual menunjukkan piston telah tergores berlebihan, maka ganti piston. Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pemeriksaan celah antara piston dengan dinding silinder. Langkah menentukan celah adalah sebagai berikut: a. Ukur diameter silinder 10 mm dari bawah b. Ukur diameter silinder c. Cari celah dengan mengurangi dimeter silinder dengan diameter piston Gambar 10. Mengukur diameter pistoN Mengukur celah juga dapat menggunakan feller gauge dengan cara: a. Bersihkan silider dan piston b. Masukkan piston ke dalam silinder c. Ukur celah menggunakan feller gauge 130 Gambar 11. Celah piston Kerusakan piston antara lain : a. Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston b. Dinding piston tergores c. Celah antara silinder dengan piston berlebihan karena kesalahan saat kolter silinder dan aus Penyebab kerusakan: a. Usia pemakaian b. Sistem pelumas kurang sempurna pompa oli rusak, jumlah oli kurang, kualitas oli rendah, penggantian oli tidak tertib c. Debu masuk ke silinder akibat filter dilepas d. Cara pengendaraan kurang baik e. Overheating Gambar 12. Melepas ring piston 131

5. Ring Piston

Ring piston ada dua jenis, yaitu: a. Ring kompresi berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder. b. Ring oli berfungsi untuk mengoleskan oli ke dinding silinder saat piston bergerak dari TMB menuju TMA dan mengkikis oli di dinding silinder saat piston dari TMA ke TMB. Motor 2 tak hanya memiliki 1 jenis ring piston yaitu ring kompresi. Jumlah ring kompresi ada 2 buah, yaitu: a. Ring atas top ring berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder. b. Ring kedua second ring berfungsi menahan kebocoran yang berhasil menerobos ring atas dan mengoleskan oli untuk membentuk oil film pada dinding silinder serta mengkikis oli saat piston bergerak ke TMB. Pemasangan ring kompresi tidak boleh terbalik atau tertukar. Agar pemasangan tidak terbalik maka pada bagian atas ring terdapat tulisan oversize ring yaitu STD atau 25, 50, 75, 100, sedangkan untuk mencegah ring tidak tertukar maka ring atas biasanya model plain ring sedangkan ring kedua model keystone ring. Pada beberapa model model sepeda motor ring kedua dilingkapi rangka pendorong expander ring. Expander ring berfungsi untuk menambah tegangan ring kompresi dan mengurangi suara ring ring noise. Ujung ring piston tidak boleh berputar sehingga pada ujung ring ditahan oleh nok. Terdapat dua model nok penahan yaitu: a. Upper side knock type : lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian atas alur ring piston piston groove. b. Inner side knock type: lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian dalam alur ring piston piston groove. 132 Gambar 13. Ring Kompresi Motor 2 Tak Motor 4 tak memiliki 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Konstruksi ring kompresi sedikit berbeda dengan ring kompresi motor 2 tak, perbedaan terletak pada ujung ring pada motor 4 tak tidak ada lokasi untuk nok. Konstruksi ring oli ada 2 macam, yaitu: Gambar 14. Jenis Ring Oli PEMERIKSAAN RING PISTON a. Secara visual Periksa bagian ring yang bergesekan dengan dinding silinder dari keausan atau goresan. Periksa bagian yang bergesekan dengan alur ring, 133 dengan cara dirabah dengan jari, bila aus maka terasa ada bagian yang menonjol Gambar 15. Bentuk Keausan Ring Piston b. Pemeriksaan dengan alat ukur yaitu feller gauge, yaitu: 1 Pemeriksaan celah samping yang mengukur celah antara ring dengan alur ring menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah top ring 0,03 - 0,07, second ring 0,02-0,06 dengan limit 0,12 mm. 2 Pemeriksaan celah ujung dengan cara masukan ring piston ke dalam silinder. Dorong ring piston menggunakan piston pada jarak 40 mm dari bawah. Ukur celah menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah 0,1 -0,25 dengan limit 0,4 mm. Gambar 16. Memeriksa Ring Piston 134 Celah samping yang berlebihan akan menyebabkan suara ring piston berlebihan ring noise, dan kebocoran. Celah ujung yang berlebihan sebagai indikasi keausan ring yang bergesekan dengan dinding silinder berlebihan, gaya pegas lemah kompresi bocor.

F. Batang Piston Connecting Rod

Batang piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan poros engkol, meneruskan tenaga dari tekanan pembakaran yang mendorong piston untuk memutar poros engkol, mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak putar poros engkol. Bata g pisto ter uat dari esi tua g de ga profil I . Bagia ya g berhubungan dengan piston disebut small end dan bagian yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Terdapat dua tipe batang piston yaitu: 1. Intergret type : big end menyatu dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas pena engkol crank pin. Pemasangan pena engkol menggunakan suaian sesak, untuk melepas pena engkol dengan hydrolic press. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor satu silinder. 2. Separated type: big end dapat dipisahkan dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas baut pengikat big end. Poros engkol menjadi satu kesatuan sehingga pena engkol tidak dapat dilepas. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor silinder dua atau lebih. Gambar 17. Tipe batang piston. 135 Gambar 18. Batang piston dan bagian-bagiannya

G. Poros Engkol

Poros engkol adalah bagian yang mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerakan berputar melalui perantara batang piston dan pena piston. Poros engkol pada umumnya terbuat dari bahan baja. Poros engkol terbuat dari baja karbon, proses pembuatan melalui pengecoran. Bagian poros engkol antara laian: 1. Pena engkol Crank pin, yaitu bagian yang berhubungan dengan batang piston, terdapat dua tipe pena engkol yaitu tipe terpisah untuk motor satu silinder dan tipe menyatu untuk motor multi silinder. Pada pena engkol tipe terpisah antara pena engkol dengan batang piston dipasang bearing tipe jarum needle bearing, sedangan pada pena engkol tipe menyatu menggunakan metal insert type bearing. 2. Jurnal crank journal, yaitu bagian yang berhubungan dengan bak engkol crank case. Pada tipe pena engkol terpisah crank journal ditumpu oleh bearing ball bearing, sedangkan tipe pena engkol menyatu ditumpu dengan metal insert type bearing. 3. Bobot balance counterbalance weight, merupakan bagian yang berfungsi untuk menyeimbangkan fluktuasi gaya yang yang bekerja pada poros engkol, selama poros engkol putaran atau mesin hidup. Penyebab getaran yang terjadi pada mesin terutama disebabkan gerak naik turun piston. Saat di TMA kecepatan piston nol, demikian pula saat di TMB, kecepatan maksimal piston berada sekitar pertengahan langkah. Perubahan kecepatan piston menyebabkan adanya percepatan dan perlambatan, adanya percepatan dan perlambatan menyebabkan gaya inersia dengan arah yang bervariasi. 136 Gambar 19. Poros Engkol dan bagiannya

H. Roda Gila Fly-Wheel

Gaya putar yang dihasilkan dari proses pembakaran yaitu pada langkah usaha yang diteruskan ke poros engkol dan dilanjutkan oleh komponen yang lain hingga ke roda. Karena dalam satu siklus menghasilkan satu kali usaha dan dalam satu siklus terdapat langkah lainnya, maka poros engkol membutuhkan tenaga untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Untuk itu dipasangkan roda gila yang memanfaatkan energi kinetis hasil usaha untuk menggerakkan mesin agar memiliki tenaga untuk menjalankan siklus berikutnya. Dengan memanfaatkan putaran dari hasil langkah usaha dan berat yang dimiliki, roda gila akan dapat menjamin kelangsungan putaran mesin hingga dapat bekerja secara kontinyu. Pada sepeda motor, roda gila juga dimanfaatkan sebagai generator listrik dengan memasang magnet di dalamnya dan menjadi sumber listrik untuk kepentingan kendaraan. Biasanya komponen ini berada di bak mesin sebelah kiri. 137 Gambar 20. Roda gila Fly Wheel

I. Bak Engkol Crank Case

Bak engkol merupakan bagian utama motor yang menyangga semua komponen mesin. Bak engkol terbuat dari bahan paduan almunium, proses pembuatannya menggunakan teknik pengecoran. Terdapat dua tipe bak engkol ditinjau dari metode memisahkan bak engkol, yaitu: 1. Herizontally split type crank case 2. Vertically split type crank case Gambar 21. Tipe Bak Engkol Konstruksi bak engkol motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak, pada motor 4 tak bak engkol menjadi tempat penampung oli mesin , ruang engkol berhubungan dengan bak transmisi, sedangkan pada motor 2 tak bak engkol dijadikan pompa bilas, sehingga bak engkol harus benar-benar rapat.

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI MATA KULIAH TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA BIDANG JASA PERAWATAN DAN PERBAIKAN.

5 7 57

PENGARUH IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MEKANIK OTOMOTIF DASAR II DI SMK MA’ARIF SALAM.

0 0 202

PENGARUH SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERBAIKKAN PERAWATAN KELISTRIKAN OTOMOTIF PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF KELAS XI SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 153

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA DIKLAT PERAWATAN DAN PERBAIKAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 140

PENGARUH MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 125

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SEPEDA MOTOR B PADA MATA PELAJARAN PERBAIKAN PERAWATAN MEKANIK OTOMOTIF DI SMK PIRI SLEMAN.

1 2 15

IMPLEMENTASI MODEL RECIPROCAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DIPONEGORO YOGYAKARTA.

0 1 173

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 161

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PERBAIKAN MOTOR OTOMOTIF KELAS XI TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

0 0 130

KARAKTER KERJA PRAKTIK SISWA KELAS X TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN LAS DASAR DI SMK PIRI SLEMAN.

0 3 14