Blok Silinder Cylinder Block

39 Bagian blok Standard Hasil pengukuran Selisih X Y Atas 59,005 59,35 59,30 0,05 Tengah 59,26 59,23 0,03 Bawah 59,20 59,20 Keausan = hasil pengukuran terbesar – Standard = 59,35 – 59,005 = 0, 345 mm Bentuk keausan adalah oval dan tirus. Keovalan maksimal di bagian atas yaitu sebesar 0,05 mm dan ketirusan sebesar 0,15 mm. Berdasarkan data tersebut berarti keausan 0,345 mm, sehingga perlu over size 50, artinya diameter silinder diperbesar 0,50 mm dari diameter standard. Piston dan ring piston juga harus diganti dengan oversize 50. Ukuran silinder setelah di over size 50 adalah sebesar 59,005 + 0,50 mm = 59,505 mm. Ukuran over size piston dan ring piston yang dipasarkan adalah 25, 50, 75 dan 100. Tanda oversize terletak pada kepala piston dan sisi atas ring piston. 40 Guna mengatasi kelemahan tersebut selain informasi diameter silinder beberapa buku pedoman telah memuat ukuran toleransi atau celah silinder dengan piston sebagai referensi menentukan keausan silinder. Contoh beberapa ukuran toleransi piston dan silinder adalah sebagai berikut. Tabel 1. Toleransi Piston Dengan Silinder No Merk Tipe motor Toleransi 1 Honda Karisma 0,005 – 0,054 2 Honda NSR150R 0,065 – 0,080 3 Suzuki Shogun 0,03 - 0,04 4 Suzuki Tornado 0,035 – 0,045 5 Yamaha F1ZR 0,055 – 0,060 6 Yamaha α IIR 0,040 – 0,045 7 Yamaha Jupiter R 0,02 – 0,025 Dari penelitian di bengkel 60 keausan piston dan silinder berbentuk goresan. Bentuk keausan ini disebabkan oleh pelumasan kurang sempurna atau debu yang masuk ke dalam silinder akibat filter dilepas. Sistem pelumas yang kurang baik karena pemilik kurang taat dalam penggantian oli, adanya kebocoran silinder dan seal sehingga jumlah oli 41 sangat kurang bahkan habis. Selain itu terdapat 5 disebabkan karena kesalahan proses kolter saat oversize, sehingga celah antara piston dengan dinding silinder terlalu besar. Kapasitas silinder merupakan total volume langkah pada suatu motor. Kapasitas silinder merupakan informasi pokok tentang suatu motor dan sering dijadikan indikator tentang kemampuan motor tersebut. Hal itu dapat dimengerti karena kapasitas silinder suatu motor relatif tetap dibandingkan indikator kemampuan motor yang lain seperti daya, maupun momen maksimal. Kapasitas silinder dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : a. Diameter silinder b. Panjang langkah c. Jumlah silinder Rumus: Kapasitas Silinder = π4 x D 2 x L x K ................................ 2 D = Diameter silinder ……… cm L = Panjang langkah ………. Cm K = Jumlah silinder Dari rumus di atas, maka kapasitas silinder merupakan volume langkah kali jumlah silinder. Kapasitas Silinder = VL x K ...............................................3 42 Volume kompresi jarang ditentukan, untuk mencari volume kompresi dapat dilakukan menggunakan rumus: 1   E VL VC ............................................... 4 E = Perbandingan kompresi VL = Volume langkah …….. cc VC = Volume kompresi …… cc

D. Kerangka Berpikir

Permasalahan yang ditemukan di kelas adalah sebagaimana diungkapkan dalam latar belakang masalah yaitu pelajaran PPMO yang disampaikan dengan metode ceramah dan kurang mengajak aktif siswa kelas XI SM B SMK PIRI Sleman. Hal tersebut dapat diamati dari perilaku siswa di kelas ketika sedang mengikuti kegiatan pembelajaran PPMO, siswa terlihat kurang memperhatikan ketika guru menerangkan, bahkan ada yang saling mengobrol dan mengganggu teman yang lain yang sedang memperhatikan pelajaran. Ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran kurang adanya interaksi, sehingga siswa dalam belajar akan cepat bosan dan merasakan keterpaksaan dalam belajar. Masalah lain yaitu kurang optimalnya pemahaman serta rendahnya hasil belajar siswa, yang ditunjukkan dari beberapa tes hasil belajar ataupun 43 hasil ujian Semester. Selain itu, pembelajaran PPMO yang demikian kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga pembelajaran yang berlangsung selama ini kurang mengembangkan keterampilan kerjasama antar siswa. Permasalahan tersebut akan diatasi dengan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Generatif. Pembelajaran Generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2010:1 dalam Penelitian Tindakan, bahwa penelitian tindakan dipandang sebagai alat untuk memperbaiki situasi, bukan untuk membangun teori penelitian tindakan ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan praktik secara instrumental dan berkelanjutan. Jadi, penelitian tindakan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ditemui. Kegiatan pembelajaran diawali dengan diadakannya pretest pada awal pembelajaran dengan soal-soal yang mampu mempersiapkan siswa dalam menghadapi materi yang akan disampaikan. Pada pertemuan sebelumnya, guru memita siswa belajar dan mempersiapkan diri sebelum mengerjakan soal-soal 44 pretest. Sehingga, secara tidak langsung siswa didorong untuk mempelajari materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Setelah dilakukan pretest, guru mulai melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana. Guru menggunakan model Generatif dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan pembentukan kelompok yang telah dilakukan sebelumnya, ataupun bisa dilakukan secara general tanpa membentuk kelompok. Setelah itu siswa diajak untuk membangun pemikiran awal mengenai materi yang akan disampaikan. Bimbingan dari guru sangat dibutuhkan agar metode tersebut dapat berjalan secara teratur. Kemudian guru mengamati bagaimana aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, khususnya dalam hal keterampilan kerjasama. Setelah kegiatan inti pembelajaran selesai, guru menjelaskan konsep yang mendasari materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran, lalu diadakan posttest berupa persoalan terkait untuk megetahui sejauh mana peningkatan pemahaman konsep siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran PPMO. Kerangka berpikir peneliti disajikan pada Gambar 3. 45 Gambar 3. Kerangka Berpikir Peneliti Tahap-tahap tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar serta pemahaman dan keaktifan siswa dalam kelas. Selain itu siswa dikembangkan dengan pemikiran atau pengetahuan awal mereka mengenai pokok bahasan yang sedang dipelajari. Dengan ini menekankan bahwa perubahan kognitif hanya bisa terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran PPMO. Pembelajaran PPMO lebih sering menggunakan metode ceramah Rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa masih kurang Siswa kurang aktif berinteraksi dan mengembangkan keterampilan kerjasama dalam proses pembelajaran Model Pembelajaran Generatif Hasil belajar meningkat masalah tindakan hasil dapat diatasi dengan sehingga

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI MATA KULIAH TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA BIDANG JASA PERAWATAN DAN PERBAIKAN.

5 7 57

PENGARUH IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MEKANIK OTOMOTIF DASAR II DI SMK MA’ARIF SALAM.

0 0 202

PENGARUH SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERBAIKKAN PERAWATAN KELISTRIKAN OTOMOTIF PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF KELAS XI SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 153

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA DIKLAT PERAWATAN DAN PERBAIKAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 140

PENGARUH MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 125

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SEPEDA MOTOR B PADA MATA PELAJARAN PERBAIKAN PERAWATAN MEKANIK OTOMOTIF DI SMK PIRI SLEMAN.

1 2 15

IMPLEMENTASI MODEL RECIPROCAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK DIPONEGORO YOGYAKARTA.

0 1 173

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 161

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PERBAIKAN MOTOR OTOMOTIF KELAS XI TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

0 0 130

KARAKTER KERJA PRAKTIK SISWA KELAS X TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN LAS DASAR DI SMK PIRI SLEMAN.

0 3 14