Tujuan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kegiatan Pembelajaran 2 42 22 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 22.1. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 22.2. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 23 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 23.1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 23.2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 23.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 23.4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 24 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. 24.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. 24.2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Sebaran atau peta kompetensi di atas, menjadi suatu panduan bagi guru untuk mengidentifikasi kinerja pembelajaran yang telah dilakukan. Apakah ia perlu meningkatkan kompetensi terkait pemahaman karaktersitik siswa, kurikulum, pengelolaan pembelajaran, atau penguasaan materi. Kecuali kompetensi pedagogi dan profesional di atas, guru juga perlu mempertimbangkan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian, yang barangkali memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerjanya.

2. Cara Peningkatan Keprofesionalan berdasarkan refleksi.

Ada berbagai cara untuk menindaklanjuti hasil refleksi untuk meningkatkan profesionalitas guru, antara lain: a. Peer-teaching Pada dasarnya setiap guru tergabung ke dalam komunitas guru di daerah dalam bentuk forum baik formal maupun informal, misalnya dalam kegiatan MGMP. Tindak lanjut hasil refleksi, dapat berupa peer-teaching yang difasilitasi forum Matematika SMP KK J 43 atau antar kolega di sekolah. Peer-teaching di sini dimaksudkan sebagai praktik mengajar semu, dengan praktikan adalah guru yang menindaklanjuti hasil refleksi dan siswa adalah guru lainnya. b. Coaching Tindaklanjut refleksi untuk peningkatan keprofesionalan dapat berupa praktik pelatihan coaching. Untuk ini diperlukan seorang guru pembimbing atau yang dipandang lebih memiliki kompetensi dalam pembelajaran, sebagai pelatih coach. Licklider, B.L. 1997, mengindikasikan pentingnya peer-coaching dengan menyatakan bahwa: “Therefore, effective teacher professional development should involve more than occasional large-group sessions; it should include activities such as study teams and peer coaching in which teachers continuously examine their assumptions and practices.” c. Collaborative-reflection Dalam bentuk praktik implementasi yang lebih luas, peningkatan keprofesionalan juga dapat dilakukan dengan melakukan diskusi antar sesama guru dalam bentuk diskusi, dialog, brain-storming. Model lesson-study yang pertama kali dikembangkan di Jepang, mungkin dapat menjadi salah satu pilihan. d. Self-implementation Pilihan terakhir adalah peningkatan keprofesionalan yang dilakukan sendiri oleh guru berdasarkan pengalaman dan penelusuran literatur yang dimiliki. Pilihan ini bukan yang terbaik, namun dapat dilakukan jika memang pilihan secara berkolaborasi sulit untuk dilakukan. Secara umum, terdapat dua cara praktik implementasi hasil refleksi pembelajaran untuk peningkatan keprofesionalan dalam proses pembelajaran: a. Praktik perbaikan tanpa penelitian yang memadai trial and error. b. Praktik perbaikan dengan penelitian yang memadai penelitian tindakan kelas.