Prinsip Pembelajaran Matematika dengan Open-Ended Problems

Lampiran 142 Jadi pada pembelajaran dengan open-ended problems dapat divariasikan dengan menampilkan video kepada siswa. Misalnya suatu kejadian atau peristiwa di lingkungan sekitar, yang dapat menjadi bahan pembelajaran. Sebagai contoh, kita akan mengajar pada kelas X semester 2 tentang fungsi kuadrat. Siswa diminta untuk menganalisis suatu video, kemudian menyelidiki, lalu pada akhirnya dapat menyimpulkan hasilnya sesuai kemampuan. Berikut ini contoh kasus penggunaan konteks dan video pembelajaran tersebut, dengan menggunakan tipe soal end product are open. Saksikanlah video berikut. akan disajikan video seorang anak bermain ayunan seperti tergambar pada screenshot video di bawah ini. Gambar 16. Screenshot Video Kemudian secara berturut, ditampilkan pertanyaan berikut ini Pada video tersebut, ada anak-anak yang sedang bermain ayunan. Coba kamu buat sketsa gerakan dari ayunan pada video tersebut. a. Menyerupai gambar apakah sketsamu itu? b. Bagaimana dengan pergerakan grafiknya? c. Dimana letak sumbu semetri grafik? d. Titik puncak pada grafik merupakan suatu titik balik. Bagaimana letak titik puncak grafik tersebut? e. Perhatikan fungsi-fungsi berikut ini. 6 3 3 1 2 − − = x x y 3 5 2 3 2 + + = x x y 2 3 4 5 x x y − + = 2 4 2 x x y − = 2 4 5 4 x x y − − = 3 2 6 2 − + = x x y a Selidikilah fungsi-fungsi nomor berapa yang memiliki sifat sama dengan grafik hasil sketsamu? b Dari hasil penyelidikan tersebut, bagaimana kita menyatakan bentuk umum dari fungsi-fungsi yang mempunyai sifat sama dengan grafik? Matematika SMP KK J 143 c Lalu, apakah bentuk umum dari fungsi-fungsi tersebut dapat kita pakai untuk menyatakan bentuk umum dari grafik seperti sketsa pergerakan ayunan yang telah kamu buat? d Buatlah kesimpulanmu. f. Tambahkanlah lagi kemungkinan-kemungkinan sifat dari grafik yang dapat kamu kemukakan. Dari contoh ini, berarti kita telah memakai konteks dunia nyata, dengan menampilkan anak-anak yang sedang bermain, sekaligus menggunakan alat multimedia yaitu video pembelajaran.

3. Kesimpulan dan Saran

Dari kajian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dalam proses pembelajaran dengan open-ended problems, siswa diberikan masalah dan mereka diminta untuk mengembangkan metoda, cara, atau pendekatan yang berbeda-beda dalam upaya memperoleh jawaban benar. 2. Open-ended problems memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika karena tujuan dari pemberian open-ended problems adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasikan. 3. Acuan dalam mengkonstruksi open-ended problems, diantaranya adalah menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana konsep- konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa. 4. Penyempurnaan pola pikir dari kurikulum sebelumnya menuju kurikulum 2013, diantaranya yaitu memakai konteks dunia nyata dan menggunakan alat multimedia, seperti menggunakan video pembelajaran. 5. Pembelajaran dengan open-ended problems dapat divariasikan dengan menampilkan video pembelajaran kepada siswa. Berdasarkan hasil kajian ini, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. 1. Untuk para pendidik, dalam rangka turut menyukseskan penyelenggaraan kurikulum 2013, agar terus berlatih membuat open-ended problems dengan konteks serta memaksimalkan pemanfaatan multimedia untuk pembelajaran. 2. Untuk para peneliti, agar dapat meneruskan kajian ini untuk penelitian lebih lanjut, serta agar dalam penerapannya menyajikan soal-soal open-ended yang lebih berkualitas dengan memperbanyak referensi. Lampiran 144 Daftar Pustaka Becker, Jerry P dan Shigeru Shimada. 2007. The Open Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. The United States of America: The National Council of Teachers of Mathematics Inc. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Hadi, Samsul dan Endang Mulyatiningsih. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data PISA Tahun 2000, 2003, dan 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kemdikbud. 2013. Rasional Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika, dari Kampus ke Kampung. Cirebon: Eduvision Publishing. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada OECD. 2010. PISA 2009 Results:What Students Know and Can Do, Student Performance in Reading, Mathematics and Science Volume I . http:www.oecd.orgpisapisaproducts48852548.pdf . Diakses tanggal 8 November 2013. Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 3, Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: Imperial Bhakti Utama. Warsito, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Weinthal, Edie dan Patricia Hade. 2003. “How to Propare for The New Jersey HSPA in Language Arts Literacy”. New York: Barron’s Educational Series. http:books.google.co.idbooks?id=99heAy1Xv1kCpg=PA35lpg=PA36dq=sample +rubric+for+the+open+ended+writing . Diakses tanggal 23 April 2011. Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik, Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika.Yogyakarta: Graha Ilmu. Zubaidah. 2010. The Implementation Of Mathematics Teaching With Open-Ended Approach To Uin Suska Riau Mathematics Students Ability Of Mathematical Creative Thinking. Dalam Mashadi, Syamsudhuha, MDH Gamal dan M. Imran Editor Proceedings of the International Seminar on Mathematics and Its Usage in Other Areas. Tersedia http:repository.unri.ac.idbitstream 1234567894661zubaidah1.PDF . Diakses tanggal 8 November 2013.