Penulisan Artikel dalam Berkala Ilmiah.

Kegiatan Pembelajaran 3 64 dengan usaha pengembangan profesi, tidak jelas manfaatnya, sudah jelas pemecahannya, dan tidak termasuk macam KTI yang dipersyaratkan untuk pengembangan profesi. 3 Ilmiah Sebagai KTI haruslah mengkaji permasalahan di khasanah keilmuan, menggunakan kriteria kebenaran ilmiah, menggunakan metodologi ilmiah, dan memakai tatacara penulisan ilmiah. Selain itu, suatu KTI yang tidak ilmiah juga terindikasi oleh tidak jelasnya rumusan masalah, landasan teori yang tidak sesuai, data yang tidak relevan dan tidak valid, analisis yang tidak sesuai, serta kesimpulan yang tidak sesuai atau tidak menjawab rumusan masalah. 4 Konsisten Permasalahan yang diangkat dalam KTI haruslah sesuai dengan kompetensi si penulis sebagai seorang guru, dan sesuai pula dengan tujuan penulis untuk pengembangan profesinya sebagai guru dan terkait dengan dunia pendidikan. Menurut Wardani,dkk 2007 terdapat empat hal tabu bagi seorang penulis ilmiah yaitu mengakui tulisan orang lain, menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca. Sementara faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat, dan penulisan yang singkat. Selain itu, tulisan ilmiah yang komunikatif dapat dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan ekspresi.

b. Jenis Pelanggaran Kode Etik Penulisan dan Publikasi Ilmiah

Beberapa tindakan yang dikategorikan pelanggaran etika karya tulis ilmiah, yaitu: 1 Plagiarism plagiarisme Secara sederhana, plagiasi adalah tindakan mengakui sengaja atau tidak sengaja suatu hasil karya, padahal bukan karya sendiri atau merupakan karya orang lain. Pelaku plagiat dinamakan plagiator. Matematika SMP KK J 65 Dalam Permendiknas no. 17 tahun 2010, disebutkan bahwa: “Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya danatau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”. Berdasarkan Permendiknas no.17 tahun 2010, beberapa kegiatan yang termasuk plagiasi antara lain: a mengacu danatau mengutip istilah, kata-kata danatau kalimat, data danatau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan danatau tanpa menyatakan sumber secara memadai; b mengacu danatau mengutip secara acak istilah, kata-kata danatau kalimat, data danatau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan danatau tanpa menyatakan sumber secara memadai; c menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; d merumuskan dengan kata-kata danatau kalimat sendiri dari sumber kata- kata danatau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; e menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan danatau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. 2 Redundant publications, multiple publication, duplicate multiple publication, or overlapping multiple publication Publikasi ganda Merupakan sebuah pelanggaran etika karya ilmiah, jika sebuah karya diterbitkan atau dipublikasikan di dua berkala yang berbeda atau di satu berkala ilmiah dengan dua waktu yang berbeda. Tetap merupakan pelanggaran, walaupun redaksinya berbeda namun substansinya tetap sama. Prinsipnya tidak boleh ada dua karya yang identik pada dua terbitan yang berbeda baik tempat maupun waktunya. Bagaimana bila ada edisi revisi? Untuk kasus buku dimungkinkan bila ada edisi revisi, namun edisi revisi ini tidak meninggalkan tema dan hasil sentral dari edisi sebelumnya.