Matematika SMP KK J
139
Weinthal dan Hade 2003:36 menyarankan untuk menilai hasil kerja Open-ended problem salah satu caranya adalah dengan menentukan skor dari jawaban siswa
melalui rubrik. Rubrik ini merupakan skala penilaian baku yang digunakan untuk menilai jawaban siswa dalam soal-soal open-ended. Banyak jenis rubrik berbeda
yang digunakan oleh individu dan sekolah. Berikut skoring rubrik yang diberikan oleh Weinthal dan Hade 2003:36.
Tabel 3Rubrik Penskoran
Points Criteria
4 The writer has understood the taks, completed all bulleted requirements, and written
a thoughtful, complete answer that is supported by the text material and may even extend the ideas in the text goes beyond 3.
3 The writer has understood the taks, completed all bulleted requirements, and written
a response using ideasinformatioan from the text for support.
2 The writer may have completed all of the bulleted requirements but shows only a
partial understanding of the taks and uses the text minimally so that hisher ideas are not supported very well.
1 The writer does not seem to understand the taks, does not completed all of the
bulleted requirements, and uses little if any of the text. This response is off topic has not attempted to answer the question
2.6 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Pada tahun 2013 ini, kurikulum mengalami berbagai perubahan dalam perumusannya dari kurikulum sebelumnya. Berikut penyempurnaan pola pikir dari
kurikulum sebelumnya menuju kurikulum 2013.
Lampiran
140
Tabel 4
Penyempurnaan Pola Pikir
Kemdikbud, 2013:12-13 Berdasarkan tabel 2 di atas, maka pada kajian ini penulis akan berorientasi pada
poin nomor 5 dan nomor 9, yaitu memakai konteks dunia nyata dan menggunakan alat multimedia yang dalam kajian ini menggunakan video pembelajaran.
2.7 Pembelajaran Matematika dengan Open-Ended Problems Berbasis Kurikulum 2013
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, pada kurikulum 2013 salah satu poin penting dalam pola pikirnya adalah memakai konteks dunia nyata dan
menggunakan alat multimedia dalam pembelajarannya. Telah disampaikan juga sebelumnya bahwa penggunaan konteks dunia nyata cocok dengan acuan
mengkonstruksi pembelajaran dengan open-ended problems, dan dengan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Matematika SMP KK J
141
Penggunaan konteks dunia nyata ini tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata tetapi lebih mengacu kepada penggunaan suatu situasi
yang bisa dibayangkan oleh siswa Wijaya, A., 2012:20. Penggunaan konteks, menurut Treffers dalam Wijaya, A., 2012:21, adalah sebagai titik awal dalam
pembelajaran matematika. Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa
tidak hanya bertujuan untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang diberikan open-ended problems, tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan
berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan. Penggunaan konteks di awal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa
dalam belajar matematika Kaiser dalam De Lange dalam Wijaya, 2012. Teknologi pembelajaran mendisain, mengembangkan, memanfaatkan berbagai
sumber belajar sehingga dapat memudahkan setiap individu untuk belajar dimana pun dan kapan pun. Menurut Warsito, B 2008: 20-32 ada empat domain bidang
garapan teknologi pembelajaran berlandaskan definisi AECT 1994 yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian tentang proses untuk belajar. Domain
pengembangan yang mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan multimedia. Media audio visual
disebut video, mempunyai potensi tinggi dalam penyampaian pesan maupun kemampuannya menarik minat dan perhatian peserta didik.
Video efektif untuk menyampaikan informasi dan pendidikan. Warsito, B 2008: 33 mengatakan bahwa media video mempunyai potensi meningkatkan pengetahuan,
menumbuhkan keinginan motivasi untukmemperoleh informasi lanjut, meningkatkan kemampuan berbahasa, meningkatkan kreativitasimajinasi,
meningkatkatkan berpikir kritis, serta dapat memicu minat baca. Menurut Munadi, Y 2008:127 video dapat diulangi bila perlu untuk menambah
kejelasan, sehingga pada proses pembelajaran, semua peserta didik dapat belajar melalui video. Video pembelajaran kaya informasi dan lugas karena dapat sampai
kehadapan siswa secara langsung. Video menambah suatu dimensi baru terhadap pelajaran, proses pembelajaran juga menjadi lebih bervariasi Daryanto, 2010:90.