Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

20 1 Memberi angka Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angkanilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik- baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekadar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya. 2 Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai Motivasi Belajar, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. 3 Saingankompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat pendorong Motivasi Belajar bagi siswa. Persaingan, baik 21 persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Unsur persaingan ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. 4 Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 5 Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering misalnya setiap hari karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. 6 Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada Motivasi Belajar pada diri siswa untuk terus berusaha, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. 22 7 Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian ini merupakan motivasi, pemberian pujian harus tepat agar dapat memupuk suasana belajar yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8 Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau dberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. 9 Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10 Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara- cara sebagai berikut: 23 a membangkitkan adanya suatu kebutuhan; b menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; c memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; d menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 11 Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Siswa harus memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar Sardiman A.M, 2016: 92-95. Bermacam-macam motivasi tersebut, dapat dikembangkan dan diarahkan agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal karena pada dasarnya siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya.

3. Tinjauan tentang Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin ada dua jenis, yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Hal ini diungkapkan oleh Moenir 2010: 95: Mengenai disiplin, ada dua jenis yang sangat dominan dalam usaha untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan apa yang dikehendaki organisasi. Kedua jenis disiplin itu adalah disiplin dalam hal waktu dan disiplin dalam hal kerja atau perbuatan. Kedua jenis disiplin tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi. Slameto 2013: 67 m engemukakan bahwa “agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di 24 rumah dan di perpustakaan.” Dapat diartikan disiplin dapat membuat belajar siswa lebih maju dan dengan kemajuan yang diperoleh maka prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan Disiplin Belajar adalah suatu kemauan dan perbuatan seseorang untuk mematuhi seluruh peraturan yang telah terangkai dalam rangka belajar sehingga dapat merubah tingkah laku seorang siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.

b. Bentuk Disiplin Belajar

Berdasarkan teori yang dikemukakan Moenir 2010: 96 dan Tu’u 2004: 91 bentuk disiplin belajar adalah: 1. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengukur perilaku siswa. Peraturan sifatnya umum yang dipenuhi siswa seperti peraturan tentang jam istirahat, peraturan yang harus dipenuhi siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran berlangsung seperti mendengarkan dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru, aktif saat pelajaran, datang ke sekolah tepat waktu, tidak makan atau minum saat kegiatan belajar mengajar, tidak meniggalkan kelas tanpa seizin guru. 2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa mengikuti pelajaran dengan tertib sesuai aturan. Dengan adanya aturan

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25