33 dan membentuk sikap-sikap terhadap kelompok sosial. Dengan demikian, penanaman
pola interaksi anak dengan teman-teman akan sangat baik jika dilatih baik di lingkungan sekolah, rumah maupun teman-teman bermainnya.
Pembiasaan di sekolah juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dengan menerapkan sistem kerja kelompok. Selain melatih keterampilan
dalam berkomunikasi, dalam hal ini keterampilan berbicara anak juga akan terlaith bagaimana berinteraksi dengan banyak orang. Correy dan Herick Singgih, 1990: 64
juga menggaris bawahi bahwa setiap tugas perkembangan harus dipelajari dan dikuasai pada tingkat-tingkat tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, maka anak
harus berhasil dalam melewati masa-masa perkembangan pada usianya karena jika tidak, perkembangan selanjutnya akan terhambat atau kurang maksimal.
D. Kajian Tentang Karakteristik Keterampilan Berbicara Siswa SD
Adapun istilah “bicara” dijelaskan oleh Elizabet Hurlock Baharuddin, 2014: 121 sebagai bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan maksud. Bicara merupakan komunikasi yang paling efektif, paling luas penggunaannya, dan paling penting. Oleh sebab itu, berbicara
merupakan komponen penting dalam kemampuan berbahasa.
Terdapat dua unsur penting dalam komunikasi. Pertama, anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang mereka ajak
berkomunikasi. Sebagai contoh, apabila anak terbiasa berbicara menggunakan bahasa
inggris, mereka tidak akan mengerti apa yang dikatakan dalam bahasa Indonesia.
34 Kedua, dalam berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan
orang lain. Sebagai contoh mereka harus tahu bahwa pada waktu seseorang menunjuk sesuatu benda berarti diharapkan mereka melihat benda tersebut. Apabila
berkomunikasi dalam bentuk bicara, maka mereka harus mengerti apa yang dikatakan
kepada mereka dalam bahasa tersebut.
Bagaimana bicara dapat mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi anak bergantung atas pemuasan kebutuhan dan keinginan anak kepada orang lain.
Perhatian dari orang lain memberikan penemuan terhadap kemampuan yang mereka capai, oleh karena itu anak merasa senang dengan penilaian sosial dari orang lain dan
penilaian diri. Ukuran kosakata juga mempengaruhi kemampuan anak dalam berbicara dan menulis yang merupakan hal penting bagi keberhasilan mereka di
sekolah.
Dukungan orang dewasa untuk mendidik anak-anak berbicara hal-hal baik akan mempertinggi kesempatan anak-anak untuk diterima oleh orang lain.
Penerimaan dari orang lain dengan sendirinya dapat memberi pengaruh terhadap
perilaku orang lain. Contohnya adalah hubungan anak-anak dengan teman sebayanya.
Menurut Baharuddin 2014: 123 usia 5-6 tahun merupakan usia ketika anak bersekolah. Belajar merupakan kebutuhan bagi perkembangannya dalam mencapai
taraf optimal apabila ditunjang dengan kemampuan berbahasa. Kemampuan bahasa yang dipahami anak ialah: a pronounciation
„pelafalan pengucapan; b syntax „kalimat‟; c vocabulary and meaning „kosakata dan arti‟; d pragmatics „pragmatis;
e metalinguisti c ‘metalinguistik’; dan f partnership with falily ‘pengaruh bahasa
35 keluarga’. Lebih dari itu, pada usia sekolah dasar tugas perkembangan yang harus
dikuasai salah satunya belajar bergaul dan bekerja sama dalam kelompok Havighurst
dalam Desmita, 2012:35. Keterampilan berbahasa diperlukan disini.
Menurut Desmita 2012: 35, mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, usia sekolah berada dalam 2 perkembangan, yaitu masa kanak-
kanak tengah 6-9 tahun, dan masa kanak-kanak akhir 10-12 tahun. Usia anak kelas IV SD berada dalam kisaran usia 9-10 tahun. Usia ini tentu mempengaruhi tingkat
perkembangan keterampilan berbicara. Havighurst Desmita, 2012:35 mengatakan bahwa tugas perkembangan anak
usia sekolah dasar meliputi: 1.
Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2. Membina hidup sehat.
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam
masyarakat. 6.
Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efketif. 7.
Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai. 8.
Mencapai kemandirian peribadi. Beberapa poin di atas merupakan tugas perkembangan anak usia sekolah
dasar. Anak SD yang biasa disebut sebagai siswa harus mampu menguasai beberapa tugas perkembangan tersebut sebagai bekal dalam tugas perkembangan selanjutnya.
Oleh karena itu, dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, menurut Desmita, 2012: 36 guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan
fisik.
36 2.
Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga
kepribadian sosialnya berkembang. 3.
Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai,
sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Poin nomor 2 di atas menjelaskan bahwa guru harus melaksanakan pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan siswa untuk bergaul dengan
sebaya agar kepribadian sosialnya berkembang. Apalagi anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini didukung dengan pendapat Rita, dkk
2013: 115 bahwa anak masa sekolah dasar memiliki ciri khas tersendiri yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, ingin belajar, dan realistis.
Kepriadian sosial ini tentu sangat didukung oleh keterampilan siswa dalam berbicara. Jika keterampilan berbicara baik, maka interaksi antar teman sebaya pun
dapat terjadi dengan baik. Adapun keterampilan berbicara seorang siswa dipengaruhi juga oleh faktor bawaan. Senada dengan pendapat Desmita 2012: 55 yang
mengatakan bahwa faktor nature dan nurture pembawaan dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata anak meningkat, cara anak-anak menggunakan kata dan
kalimat bertambah kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa Desmita, 2012: 178. Dalam fase ini, anak-anak mendapatkan perbendaharaan kosa kata dari
tayangan televisi, radio, pembicaraan dengan teman, dan sebagainya. Ketika anak masuk kelas satu sekolah dasar perbendaharaan kosa katanya sekitar 20.000 hingga
37 24.000 kata. Pada saat duduk di kela enam, perbendaharaan kosa katanya meningkat
menjadi sekitar 50.000 Seifert Hoffnung dalam Desmita, 2012: 179. Peningkatan kemampuan analitis terhadap kata-kata juga disertai dengan
kemajuan tata bahasa. Anak usia 6 tahun sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari usia 6 hingga 9 atau 10 tahun, panjang kalimat semakin
bertambah. Setelah usia 9 tahun, secara bertahap anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa
secara tepat. Usia 9 tahun inilah usia siswa sekolah dasar kelas IV sehingga siswa harus mampu menggunakan kalimat secara tepat terlebih dalam upaya menyampaikan
pendapat atau gagasan kepada orang lain.
E. Hasil Penelitian yang Relevan