42 tersebut, maka PTK dilaksanakan salah satunya guna meningkatkan hasil
pembelajaran siswa. Hasil yang ditingkatkan dalam penelitian ini ialah mengenai keterampilan
berbicara siswa kelas IV B SD Lempuyangan 1. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan antara mahasiswa dan guru kelas dimana peneliti juga terlibat sebagai pengamat
pembelajaran dari awal sampai akhir penelitian. Jenis ini merupakan jenis PTK Partisipatif dimana peneliti terlibat langsung untuk kemudian mencatat, memantau,
mengumpulkan data serta menganalisis data yang diperoleh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SD N Lempuyangan 1 dengan alamat Jalan Tukangan Nomor 6 Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan pelaksanaan
penelitian tindakan kelas di sekolah ini karena keterampilan berbicara siswa kelas IV B masih dalam kriteria cukup dan perlu pendampingan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan Februari 2017 sampai Maret 2017.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan untuk memberikan gambaran mengenai tahap-tahap penelitian yang dilakukan. Rancangan pada dasarnya
merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan. Moleong Samsu Sumadayo, 2013: 47 mengatakan bahwa rancangan penelitian diartikan sebagai usaha
43 merencanakan dan menetukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang
diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif. Berdasarkan pendapat ini, sangat jelas bahwa rancangan penelitian sangat diperlukan guna menetukaan tahap-tahap yang
dilakukan. Dengan adanya desain penelitian, maka penelitian dapat terarah dan memudahkan dalam memperoleh hasil penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain penelitian tindakan kelas model spiral dari Kemmis dan Taggart. Prosedur
penelitian yang digunakan oleh model ini terdiri dari 4 siklus atau fase kegiatan, yang meliputi perencanaan plan, pelaksanaan tindakan action, observasi observation,
dan refleksi reflection. Sesudah pelaksanaan pada tahap refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang terurai dalam siklus tersendiri. Dengan tahap
tersebut diharapkan penelitian tindakan kelas mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian. Pada pelaksanaannya, prinsip umum penelitian tindakan setiap tahap
penelitian selalu dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dengan praktisi guru dan kepala sekolah. Praktisi dalam penelitian ini adalah Guru Kelas IV
B bernama Suwardani, S.Pd. Peneliti juga dibantu dengan 1 orang observer bernama Rifka Anisa dan 1 orang dokumentor bernama Erni Palupi dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian. Observer dilakukan oleh 2 orang sehingga dalam pengamatan yang dilakukan, 1 orang observer mengamati 12 siswa. Observer yang digunakan
tidak berubah-ubah dari awal sampai akhir guna menjaga data yang diperoleh agar objektif terhadap apa yang terjadi di lapangan. Dokumentor bertugas
44 mendokumentasikan seluruh potret kegiatan pembeljaran yang mendukung dengan
penelitian tindakan kelas menggunakan TPS. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki dan
meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pendidikan Samsu Sumadayo, 2013: 23. Berdasarkan pernyataan tersebut
maka dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan penelitian terus dilakukan apabila belum memenuhi target capaian dimana penelitian dilaksanakan kembali dalam siklus
selanjutnya setelah kegiatan refleksi. Kegiatan-kegiatan dalam siklus penelitian tindakan kelas dijelaskan sebagai
berikut ini. Keterangan:
Siklus 1 : Perencanaan I
Tindakan 1 Pengamatan 1
Refleksi 1 Siklus II : Perencanaan II
Tindakan 1I Pengamatan 1I
Refleksi 1I Siklus I
Siklus II
45
1. Putaran pertama atau siklus I
a.
Perencanaan
Sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair share, peneliti melakukan kegiatan perencanaan tindakan.
Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan refleksi berupa wawancara dengan guru kelas IV B SD Lempuyangan 1 dan melihat data nilai keterampilan
berbicara siswa. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan berbicara peneliti menemukan masalah pada: dari jumlah 24 siswa,
sebanyak 12,5 mendapatkan nilai ≥75 tuntas dan 87,5 mendapatkan nilai 75
belum tuntas. Selain itu, siswa juga malu-malu dalam menyampaikan pendapat atau gagasannya.
Permasalahan di atas digunakan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan penelitian. Guru bersama peneliti kemudian melakukan perencanaan dengan
melakukan: 1 mendiskusikan tentang tata cara pelaksanaan model Think Pair Share TPS di kelas, 2 berlatih melaksanakan model TPS di kelas dengan memberitahu
siswa langkah-langkahnya, 3 mendiskusikan variasi tempat duduk siswa, 4 membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 5 menyiapkan nomor identitas
siswa, dan 6 menyiapkan pedoman observasi dan tes. b.
Tindakan
Tahap tindakan ini, praktisi melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan yakni melaksanakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran think pair share. Praktisi dalam hal ini guru kelas IV B dalam
46 melaksanakan pembelajaran dilakukan seperti biasanya dan tidak dibuat-buat karena
adanya kegiatan penelitian. Perbedaan yang terjadi ialah model yang digunakan yaitu
model pembelajaran Think Pair Share TPS.
c.
Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati tindakan yang sedang berlangsung pada proses pembelajaran. Peneliti mengukur keterampilan berbicara siswa dengan
menggunakan pedoman penilaian. Peneliti juga menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa agar mempermudah penilaian pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi ini
digunakan
untuk menentukan perencanaan selanjutnya.
d.
Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini, peneliti berdiskusi dengan guru untuk meninjau tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil observasi dan bersama-sama
mencari solusi dalam mengatasi kendala yang diperoleh. Kegiatan refleksi memperhatikan evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakan, sesuai tidaknya
dengan skenario, apa yang telah dan belum dicapai, masalah apa yang ditemui, solusi apa yang dilaksanakan, serta bagaimana meningkatkan hasil pembelajaran yang
diimplementasikan pada siklus selanjutnya.
2. Putaran kedua atau siklus II
Pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan siklus I. Perbedaannya ialah pada siklus II diterapkan hal-hal solutif sesuai permasalahan yang terjadi pada siklus I
guna mencapai target yang diinginkan. Permasalahan yang muncul ditulis dalam
47 refleksi guna melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal-hal yang belum
dicapai pada siklus I dilaksanakan di siklus II. Oleh karena itu, peneliti belum bisa menentukan perbaikan apa yang harus dilakukan pada siklus II.
3. Putaran ketiga atau siklus III
Siklus III dilaksanakan apabila indikator keberhasilan yang direncanakan pada siklus II belum tercapai. Kegiatan pada siklus III bergantung pada hasil siklus II
sehingga dalam rancangan penelitian ini belum dapat dideskripsikan.
D. Subjek dan Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 188, subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.
Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas IV B Tahun Ajaran 20162017 SD Negeri Lempuyangan 1 yang berjumlah 24 siswa. Objek yang diteliti keterampilan
berbicara siswa dalam kegiatan diskusi kelas.
E. Definisi Operasional
1. Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SD
Keterampilan berbicara siswa kelas IV SD merupakan keterampilan siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan, hasil diskusi, dan perasaan dengan
menggunakan tata bahasa yang tepat. Keterampilan berbicara siswa diukur melalui observasi dan tes yang dilakukan saat pembelajaran di kelas berlangsung.
Keterampilan berbicara juga dilihat dalam kegiatan diskusi bersama teman kelasnya.
48 2.
Think Pair Share TPS TPS merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas
berpikir secara berpasangan. Setelah itu, hasil pemikiran dibagikan atau dipresentasikan di depan seluruh pasangan yang ada di kelas. Dengan kesempatan
seperti ini, keterampilan siswa dalam berbicara dapat diketahui.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah suatu tindakan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan faktual yang terjadi saat pengamatan dengan mengesampingkan penafsiran dari teori
Rochiati, 2012: 104-105. Peneliti mengamati hal-hal yang ditemui saat pengamatan tanpa adanya keinginan untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggahnya.
Dalam penelitian ini, teknik observasi yang digunakan peneliti adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat atau observer mempunyai hubungan yang
akrab dengan pihak yang diamati. Peneliti yang berperan sebagai pengamat ikut serta dalam berbagai kegiatan pihak yang diamati dan segera mencatatkan apa yang terjadi
dalam catatan lapangan. Adapun tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas adalah pertemuan dan perencanaan, observasi kelas, dan diskusi balikan Rochiati, 2012:
106. Ketiga fase tersebut dilaksanakan oleh peneliti dan praktisi guru guna menyepakati berbagai hal yang dijadikan catatan lapangan serta menentukan langkah-
langkah berikutnya.
49
2. Tes
Menurut Wijaya dan Dedi 2010: 78 tes adalah seperangkat rangsangan stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan berupa pertanyaan dari topik bahasan yang dijadikan bahan dalam
kegiatan diskusi menggunakan model think pair share. Jawaban yang ditulis siswa kemudian disampaikan melalui lisan guna mengetahui seberapa jauh keterampilan
berbicara siswa tersebut.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 1997: 136-137 instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah
angket, ceklis, daftar centang, pedoman, observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi kelas untuk guru serta kisi-kisi penilaian
pada saat pembelajaran berbicara menggunakan model pembelajaran think pair share. Observasi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara dinilai
berdasarkan partisipasi dalam belajar mengajar Di bawah ini kisi-kisi instrumen lembar observasi guru dan kisi-kisi skor penilaian keterampilan berbicara menurut
kurikulum 2013.
50 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi untuk Guru
No Fokus Penelitian
Butir Penilaian
A Membuka Pelajaran
1. Penyajian siswa 2.Penyampaian kompetensi dasar
3. Apersepsi pengantar
B. Penguasaan
Materi dan
Penyampaian Materi 1. Penguasaan materi pembelajaran
2. Penyampaian materi sistematis dan logis
C. Interaksi Pembelajaran; Skenario
Pembelajaran 1. Kesesuaian langkah pembelajaran
2. Keefektifan pengelolaan kelas 3.
Ketepatann teknik
bertanyamenanggapi 4. Kecakapan menggunakan media
D. Penggunaan Bahasa; Penampilan
Gerak, Alokasi Waktu 1. Volume suara, kejelasan vokal,
kelancaran bicara, dan variasi intonasi 2. Keluwesan gerak
3. Kepercayaan diri, pandangan mata 4. Ketepatan alokasi waktu
E. Menutup Pelajaran
1. Membuat simpulan 2. Memberikan tugas
Keterangan: skor dalam tampilan 4 sangat baik, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang Tabel 3.2 Kisi-kisi Skor Penilaian Keterampilan Berbicara Menurut Kurikulum 2013
No Aspek yang
Dinilai Indikator
1 Keterampilan
berbicara Keadaan siswa dalam mengucapkan kata-kata secara
keseluruhan 2
Keterampilan berbicara
dalam berdiskusi
Keadaan siswa dalam mengucapkan kalimat secara keseluruhan
3 Keterampilan
berbicara di depan kelas
Keadaan siswa dalam berpenampilan dan bergaya tubuh
4 Keaktifan
Siswa menunjukkan antusiasme dan aktif dalam kegiatan berdiskusi
Keterangan: skor dalam tampilan 4 sangat baik, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang perlu pendampingan
H. Teknik Analisis Data