11 audible dan yang kelihatan visible yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan
otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan, gagasan-gagasan yang dikombinasikan. Berbicara merupakan alat untuk berkomunikasi. Berkomunikasi dalam hal ini
ialah mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, maupun ide kepada orang lain. Keberhasilan dalam berkomunikasi ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam
berbicara. Terkadang banyak orang mampu berbicara panjang lebar namun yang dibicarakan kurang jelas, kurang keras, tidak sesuai dengan kebutuhan audiens, serta
makna kurang dapat terserap oleh pendengarpenyimak. Keadaan ini merupakan salah satu contoh ketidakberhasilan dalam berkomunikasi, maka keterampilan berbicara
untuk berkomunikasi tidak serta merta mengeluarkan bunyi-bunyi yang dapat didengar, namun lebih luas lagi menyangkut pemaknaan. Pernyataan ini didukung
oleh pendapat H.G Tarigan 1981: 15 bahwa berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Selain itu, kemampuan berbicara juga merambah pada kemampuan dalam mengungkapkan pada penyimak
secara langsung, apakah sang pembicara memahami atau tidak, apakah dalam bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri pada saat dia
mengkomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak.
2. Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara terdiri dari kata keterampilan dan kata berbicara. Keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Menurut Muhibin Syah 1995: 118
12 keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks
dan tersusun rapi sesuai dengan keadaan yang ada untuk mencapai hasil tertentu. Manusia dalam kehidupan sehari-hari sering mengatakan seseorang itu terampil
apabila ia dapat melaksanakan suatu hal dengan tepat dan benar. Dengan demikian, seseorang tersebut memiliki keterampilan.
Kata yang kedua ialah berbicara. Seperti ulasan di atas bahwa berbicara merupakan suatu sistem komunikasi yang mana seseorang dapat mengutarakan
pendapat, ide, gagasan dan perasaan hati kepada orang lain sehingga keterampilan berbicara dapat diartikan sebagai suatu bentuk kecekatan dalam menyampaikan
maksud yang berupa ide, gagasan, maupun perasaan kepada orang lain. Djago Tarigan, dkk 19971998 : 46 menyatakan bahwa keterampilan
berbicara adalah perilaku manusia yang paling berarti. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang diperlukan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Disisi lain, Dadang Sunendar 2008: 241 mengatakan bahwa keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan ketarampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi
untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasanan, dan keinginan kepada orang lain yang dilakukan secara lisan.
Dari kedua pendapat mengenai keterampilan berbicara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara ialah kecekatan, kemampuan dalam
menyampaikan maksud, ide, gagasan, pendapat, dan perasaan kepada orang lain yang dilakukan melalui lisan sebagai perilaku komunikasi.
13 Keterampilan berbicara dalam rangka untuk menyampaikan pendapat dapat
dipelajari dan dibiasakan. Tidak jarang, orang yang sering berbicara di depan ia akan lihai dalam menyusun kata-kata yang tepat ketika menyampaikan sebuah gagasan.
Teknik bagaimana agar audiens memperhatikan pun telah mampu dikuasai. Untuk dapat menguasai keterampilan tersebut tentulah berawal dari sebuah pembiasaan yang
diawali dengan pemerolehan keterampilan berbicara. Adapun pemerolehan keterampilan berbicara termasuk ke dalam pemerolehan
keterampilan berbahasa. Salah satu pemerolehan keterampilan berbahasa ialah melalui lembaga pendidikan formal Zulkifli, 2012: 2. Lembaga pendidikan formal
di Indonesia yakni sekolah. Pembelajaran bahasa di sekolah diwujudkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Pembelajaran keterampilan berbicara tidak dapat
dipisahkan dengan pembelajaran bahasa. Sesuai dengan kedudukan dan fungsinya, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berbagai peristiwa komunikasi baik secara lisan maupun tulisan serta mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sri Sudarminah 2009: 10 yang menyatakan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara berkaitan dengan pembinaan kemampuan
menggunakan bahasa secara lisan. Sangatlah beragam metode maupun strategi yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.
Pada prinsipnya strategi belajar mengajar berbicara dapat memilih salah satu atau campuran dari strategi secara individual, berpasangan, berkelompok atau
klasikal. Adapun bentuk keterampilan berbicara yang dapat dipelajari dan dibiasakan
14 antara lain meliputi: berceritera, bertanya-jawab, berpidato dalam berbagai
kesempatan, berkhotbah, berdiskusi, berdebat, berwawancara, bertegur sapa, berbicara lewat telepon dan lain sebagainya. Beberapa aspek tersebutlah yang akan
menjadi bekal dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan guru dan murid. Kegiatan tersebut melibatkan
sejumlah komponen antara lain menurut Zulkifli 2012: 10: a.
Siswa merupakan komponen utama b.
Guru komponen yang cukup penting dalam kegiatan belajar mengajar c.
Tujuan adalah sesuatu yang harus diketahui guru dan siswa, bersumber pada kurikulum yang berlaku.
d. Bahan dan materi harus sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan
siswa. e.
Metode ditetapkan oleh guru untuk menentukan keberhasilan siswa. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode ulang ucap, lihat ucap, menjawab
pertanyaan, bertanya, pertanyaan menggali dan metode reka cerita gambar seri. f.
Evaluasi untuk penilaian keterampilan berbicara dapat dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara