Kegiatan untuk Melatih Keterampilan Berbicara

19 kemampuan berbicara yang baik maka tugas atau kewajiban dalam profesinya juga akan dapat terlaksanan dengan baik. g. Meningkatkan mutu profesi dan pekerjaan Keterampilan berbicara tidak hanya diperlukan untuk mempersiapkan mencarai pekerjaanprofesi, namun dapat berperan dalam peningkatan mutu profesi. Sebagai contoh, seorang kepala sekolah yang memiliki keterampilan mengorganisasi para staf dan para guru akan terlihat berwibawa. Ia mengerti pola pikir dan perilaku bawahannya kemudian menempatkannya sebagai mitra tutur sehari-hari. Ia pandai juga mengoordinasi melalui bahasa lisan. Ketika sudah demikian, maka seorang kepala kepala sekolah akan lebih dihormati dan berwibawa.

5. Kegiatan untuk Melatih Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara dapat dilatih guna menunjang keberhasilan siswa dalam berkomunikasi. Selain itu, dengan keterampilan berbicara seseorang dapat dengan mudah menyampaikan informasi dengan orang lain. Ada beberapa kegiatan untuk melatih keterampilan berbicara menurut Ross and Roe Ahmad Rofi‟udin, 2002: 13 yaitu: a. Menyajikan informasi b. Berpartisipasi dalam diskusi c. Menghibur menyajikan pertanyaan d. Sandiwara boneka e. Bercerita atau membaca puisi secara kor f. Bermain drama Pada poin ke 2 dijelaskan bahwa salah satu kegiatan dalam melatih keterampilan berbicara siswa ialah dengan berpartisipasi dalam diskusi. Diskusi sangat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara yang kaitannya 20 dengan proses interaksi antar siswa. Kegiatan diskusi di sekolah, dalam pembalajaran biasanya berwujud diskusi kelompok yang membahas suatu topik tertentu. Diskusi kelompok dapat melatih bagaimana siswa dapat saling berinteraksi. Dalam kegiatan tersebut, kerjasama dalam kelompok sangat dibutuhkan. Teori Vygotsky dengan konsep ZPDnya juga menekankan pentingnya bekerja secara kelompok karena dapat saling berinteraksi antar siswa Dwi Siswoyo, 2013: 105. Kegiatan akhir setelah diskusi biasanya menghasilkan suatu solusi jika berwujud permasalahan atau berwujud ulasan jika berbentuk topik bahasan. Pada hakikatnya, diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir kelompok Henry, 1987: 36. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan diskusi melibatkan berbagai pendapat dari satu orang ke orang lain yang diorganisasi untuk memecahkan masalah atau memunculkan ide-ide yang dibangun dalam kelompok. Kegiatan diskusi dapat berlangsung jika antar individu yang berkumpul tersebut saling memahami topik perbincangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi tiap individu untuk memiliki keterampilan berbicara yang baik sehingga proses penyampaian pendapat dapat diterima oleh orang lain dan ada timbal balik dalam satu kelompok. Peran guru dalam kegiatan diskusi ialah mengontrol jalannya diskusi dengan memfokuskan perhatian murid pada topik yang sedang dibahas. Terkadang, dalam kegiatan diskusi ada siswa atau kelompok yang menyimpang dari topik bahasan sehingga tugas guru ialah memfokuskan kembali dengan cara mengajukan pertanyaan atau hal-hal yang merujuk kepada topik bahasan. Udin Syaefudin 2014: 133 21 mengatakan bahwa lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memusatkan perhatian dan meyerap informasi sebanyak-banyaknya. Sehingga desain kelas berupa tata letak, kelompok, pola ruangan dan sebagainya harus dibuat sedemikian rupa oleh guru agar mendukung jalannya diskusi, bukan membelokkan topik diskusi. Selain itu, Saleh Abbas 2006: 98 berpendapat bahwa sebelum kegiatan diskusi, guru perlu memberikan arahan kepada peserta diskusi tentang aturan dan cara berdikusi. Arahan dari guru ini dimaksudkan agar kegiatan diskusi berlangsung dengan baik dan terkondisi. Adapun menurut Arends Saleh Abbas, 2006: 98 memberikan pedoman kepada guru ketika hendak melaksanakan pembelajaran diskusi di kelas yaitu: a. Jelaskan tujuan diskusi, b. Guru tetap mengontrol jalannya diskusi, c. Awasilah jalannya diskusi, d. Akhiri diskusi dengan memberikan kesimpulan, e. Adakan tanya jawab mengenai diskusi yang telah berlangsung. Beberapa langkah ini dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan diskusi di kelas. Pelaku diskusi pun juga akan memperoleh pelajaraninti dari kegiatan diskusi. Penulis memfokuskan pada peningkatan keterampilan berbicara menggunakan model Think Pair Share TPS dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV B SD Lempuyangan 1 dalam penelitian ini. 22

6. Penilaian Keterampilan Berbicara

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA PATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 101765 BANDAR SETIA.

2 5 27

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Mojoreno Kecamatan SidoharjoKabupate

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL THINK-PAIR-SHARE PADAKELAS XI IPA SMAN 1 ARTIKEL PENELITIAN

0 1 10

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK

0 2 21