Pelaksanaan Tindakan Hasil Penelitian

55

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus tentang pelaksanaan tindakan dalam tindakan ini secara keseluruhan adalah sebagai berikut.

a. Siklus I

1 Pelaksanaan Tindakan I Siklus I a Rencana Tindakan I Siklus I Pelaksanaan tindakan memerlukan suatu perencanaan tindakan yang digunakan sebagai bahan intervensi, yaitu penyusunan desain pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan model kooperatif tipe think pair share. Perencanaan kegiatan ini mengoptimalkan peran guru dan siswa agar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara. Adapun persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut. a Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran penelitian tindakan kelas. b Melakukan diskusi dengan guru kelas V tentang materi yang digunakan. c Membuat tanda pengenal siswa d Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP e Mempersiapkan pedoman observasi yang bertujuan untuk mengamati sikap dan perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran berbicara pada siklus I pertemuan I menggunakan model kooperatif TPS, namun masih belum sempurna. Siswa dalam kelompok masih acak. Materi yang diberikan siswa yaitu tentang ancaman kepunahan bahasa daerah di Indonesia. 56 b Tindakan I Siklus I Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I diawali pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 11 Februari 2017 dan pertemuan kedua pada Hari Senin, 13 Februari 2017 di SD Negeri Lempuyangan 1. Peneliti melaksanakan pengamatan dibantu oleh 2 orang mahasiswi S1 PGSD yang bernama Erni Palupi dan Rifka Anisa sedangkan yang bertindak sebagai guru adalah guru kelas itu sendiri. Observer berjumlah 2 orang ditambah 1 orang bertindak dalam mendokumentasikan kegiatan. Materi yang diberikan ialah mengenai ancaman kepunahan bahasa daerah di Indonesia. Guru memulai pelajaran dengan apersepsi yaitu menanyakan kepada siswa “apakah anak-anak sering menggunakan bahasa jawa krama?” Setelah itu, siswa ditayangkan sebuah video percakapan anak dan orangtua yang tengah menggunakan bahasa jawa krama. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai video tersebut. sesi selanjutnya guru bertanya kepada siswa “kira-kira penggunaan bahasa jawa semakin punah tidak?”. Guru kemudian membimbing siswa untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan model TPS. c Observasi I Siklus I Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pelaksanaan tindakan kelas yang menghasilkan perubahan yang diinginkan. Pada observasi ini juga digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang mendukung nilai afektif siswa. pelaksanaan observasi dilakukan selama proses pembelajaran 57 tematik selama 2 jam pembelajaran. Hasil observasi dituliskan dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh 2 pengamat. d Hasil Tindakan I Siklus I Hasil observasi dari tindakan siklus I pertemuan I dapat dilaporkan sebagai berikut. a Penerapan model think pair share belum dilaksanakan sesuai alur b Siswa belum berdiskusi secara berpasangan untuk menemukan jawaban c Siswa hanya menyalin jawaban individu kemudian digabung menjadi 1 d Banyak siswa belum berani mengutarakan pendapat ketika proses share e Siswa belum semua mendapatkan kesempatan untuk share di depan kelas. Pembelajaran berbicara pada siklus I pertemuan I telah menggunakan model pembelajaran think pair share namun belum sempurna. Tempat duduk yang sudah disetting berkelompok 4 belum dimaksimalkan siswa, dan cenderung bekerja sendiri- sendiri. pada awal pembelajaran, guru membagikan kertas bundar sebagai pengenal siswa agar memudahkan observer ketika sedang mengamati siswa. setelah itu, kegiatan pembelajaran dimulai. Guru mengawali dengan memberikan apersepsi dengan bertanya apakah di kelas ada yang berasal dari luar jawa kemudian tanya jawab mengenai bahasa daerah yang digunakan. Di kelas IV B kebetulan juga ada murid baru dari Nangroe Aceh Darussalam NAD sehingga pembelajaran ini dapat tersampaikan. Setelah itu, guru memberikan cuplikan video berupa percakapan anak dan orangtua yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa jawa krama. Tanya jawab 58 mengenai video juga dilakukan. Menuju pada satu pertanyaan yang dijadikan pemantik dalam pembelajaran yaitu apakah penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa jawa akan semakin punah. Siswa diminta untuk menuliskan jawabannya di dalam buku. Guru membagi siswa dalam beberapa pasangan. Siswa kemudian mendiskusikan jawaban masing-masing siswa secara berpasangan dan memilih jawaban yang palin tepat. Pada pelaksanaan ini siswa tidak melaksanakan diskusi secara maksimal dan hanya menulis jawaban sendiri dalam 1 kertas. Perwakilan siswa maju untuk membacakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya. Pada kesempatan ini, volume suara siswa mayoritas masih kurang keras sehingga tidak terdengar dari belakang. Selain itu, siswa tidak selurhnya mendapatkan kesempatan untuk maju ke depan yang mengakibatkan penilaian belum bisa menyeluruh. Hasil nilai keterampilan berbicara menggunakan model think pair share adalah sebanyak 2 siswa mendapat kualitas nilai sangat baik nilai 87-100, 4 siswa mendapat kualitas nilai baik nilai 75-86, 4 siswa mendapatkan kualitas nilai cukup 50-74, dan 2 siswa mendapatkan kualitas nilai kurang 50. Jumlah 12 anak ini diambil dari 6 kelompok yang maju untuk mengomunikasikan hasil diskusinya. Sebanyak 6 kelompok selanjutnya dilakukan penilaian pada pertemuan selanjutnya. Pada penilian ini, siswa yang belum tuntas nilai 75 ada 6 siswa. 59 e Refleksi I Siklus I Refleksi tindakan digunakan untuk menyempurnakan tindakan yang dilakukan selanjutnya guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Adapun refleksi ini berupa permasalahan-permasalahan yang ada di kelas. Permasalahan yang terjadi berasal dari guru dan siswa. Permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pada awal pembelajaran, guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TPS kurang maksimal. b. Proses pair berpasangan belum maksimal. Hal ini terlihat dari siswa yang cenderung asyik mengerjakan tugas dari guru secara individu. Adapula yang menggantungkan temannya. c. Penggunaan waktu dalam mengevaluasi keterampilan berbicara juga kurang sehingga hanya sebagian yang melaksanakan penilaian. d. Proses share mengomunikasikan belum menyeluruh. e. Siswa belum berani mengeluarkan pendapat. f. Siswa cenderung diam saat ditunjuk. Pembuatan rancangan dan revisi rancangan tindakan pada siklus I pertemuan pertama ini dijadikan acuan dalam memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya. Guru memperbaiki kekurangan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran ini agar tercipta pembelajaran yang sesuai dengan harapan. 60 2 Pelaksanaan Tindakan II Siklus I a Rencana Tindakan II Siklus I Rencana yang dilakukan hampir sama dengan siklus I pertemuan I, hanya saja dalam pelaksanaanya menekankan pada bagaimana mengaktifkan siswa-siswa yang masih pasif pada pertemuan I agar lebih aktif dalam pertemuan II ini. Beberapa masalah pembelajaran sebelumnya yang berasal dai guru juga diperbaiki dalam pertemuan ini seperti penggunaan waktu, penyampaian tujuan pembelajaran, serta penekanan pada siswa yang pasif. Adapun perbaikan tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 4.2 Refleksi Tindakan I dan Perencanaan Tidakan II Siklus I Refleksi Tindakan 1 Siklus I Perencanaan Tindakan II Siklus I a. Pada awal pembelajaran, guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TPS kurang maksimal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Proses pair berpasangan belum maksimal. Hal ini terlihat dari siswa yang cenderung asyik mengerjakan tugas dari guru secara individu. Adapula yang menggantungkan temannya. Siswa diingatkan untuk berdiskusi secara berpasangan c. Penggunaan waktu dalam mengevaluasi keterampilan berbicara juga kurang sehingga hanya sebagian yang melaksanakan penilaian. Memperbaiki manajemen waktu dalam mengajar d. Proses share mengomunikasikan belum rata pada seluruh siswa dikarenakan kurang waktu. Memperbaiki manajemen waktu dalam mengajar e. Siswa belum berani mengeluarkan pendapat. Guru menunjuk dan memberi motivasi agar tidak takut salah f. Siswa cenderung diam saat ditunjuk. Guru menunjuk siswa secara merata 61 b Tindakan dan Observasi II Siklus I Materi yang diberikan pada tindakan II siklus I ini adalah mengenai langkah- langkah yang harus dilakukan dalam mencegah kepunahan bahasa daerah. Guru memulai dengan menyampaikan tujuan pembelajarn kemudin menanyakan tentang siapa yang bisa berbahasa daerah selain bahasa jawa. Para siswa mengangkat tangan dan memperagakan bagaimana bahasa yang akan ditunjukkan. Beberapa siswa yang ditunjuk guru maju ke depan untuk berbahasa daerah. Setelah itu, guru mulai memberi materi mengenai berbagai macam bahasa yang ada di Indonesia. Siswa lalu diberi pertanyaan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencegah kepunahan bahasa daerah. Siswa menuliskan jawabannya secara individu di dalam buku tulis. Disini guru memberikan leluasa pada siswa untuk berpikir think. Selang beberapa menit, siswa diminta untuk mendiskusikan jawaban yang ada telah dituliskan bersama teman sebangkunya pair. Siswa diberi lembar jawab untuk menuliskan jawaban hasil diskusinya. Guru mengingatkan agar pekerjaan didiskusikan bersama pasangannya. Akhir kegiatan, siswa diberi kesempatan untuk mengomunikasikan hasil diskusinya share sekaligus bagi yang belum mendapatkan kesempatan menyampaikan hasil diskusinya pada pertemuan I. Penghargaan berupa tepuk tangan diberikan kepada setiap siswa yang berani menyampaikan hasil diskusinya. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar berani menyampaikan di depan teman-temannya. Guru memberikan kesempatan pada seluruh siswa. 62 c Hasil Tindakan II Siklus I Pelaksanaan tindakan II dilakukan pada Hari Senin, 13 Februari 2017 setelah kegiatan upacara berlangsung. Hasil observasi yang diperoleh pada pertemuan kedua siklus I ini adalah siswa mulai dapat berdiskusi dengan teman sebangkunya. Siswa juga lebih kooperatif dalam melaksanakan diskusi, bukan hanya sekedar menyalin pekerjaanya masing-masing. Siswa juga lebih enjoy dalam mengikuti pembelajaran karena kondisi awal yang disetting guru dinilai berhasil dalam membawa suasana siswa. Tepuk tangan yang diberikan siswa membuat semangat siswa yang maju, terlihat dari beberapa siswa yang kemudian mengajukan diri untuk maju.. Hasil penilaian keterampilan berbicara pada pertemuan kedua ini dinilai lebih baik dari pertemuan pertama. Siswa yang belum mendapatkan kesempatan menyampaikan hasil diskusi disampaikan pada pertemuan ini dan didapatkan nilai sebanyak 2 siswa memperoleh kualitas nilai sangat baik nilai 87-100, 3 siswa mendapatkan kualitas nilai baik nilai 75-86, dan 2 siswa mendapatkan kualitas nilai cukup nilai 50-74. Pada pertemuan kedua ini penyampaian hasil diskusi dilakukan secara acak menurut arahan guru. Siswa menyampaikan dan ditulis oleh guru di papan tulis kemudian dibahas. Hasil diskusi ini berupa tulisan siswa mengenai hal-hal yang harus dilakukan siswa dalam mencegah ancaman kepunahan bahasa daerah. Hasil penilaian keterampilan berbicara pada siklus ini dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut. 63 Tabel 4.3 Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara Siklus 1 No Nama Inisial Nilai Kriteria Nilai Keterangan Tindakan Siklus 1 Tuntas Tidak Tuntas 1 AD 10 A √ 2 RRD 6.875 C √ 3 FQ 7.5 B √ 4 RM 3.125 D √ 5 THQ 6.875 C √ 6 KYS 7.5 B √ 7 AN 5.625 C √ 8 CHN 7.5 B √ 9 DY 6.25 C √ 10 RRF 8.75 A √ 11 NY - - 12 FZ 3.125 D √ 13 AJ 9.375 A √ 14 RW 8.125 B √ 15 NJ - - - - 16 MR - - - - 17 HS 6.25 C √ 18 AI 7.5 B √ 19 CYL 6.25 C √ 20 RLG 8.125 B √ 21 DN 9.375 A √ 22 SSV - - - - 23 RG 6.875 C √ 24 RVN - - - - Jumlah 135 Nilai Tertinggi 10 Nilai Terendah 3.125 Rata-rata 7.105 Persentase Ketuntasan 52,63 47,37 Hasil perolehan nilai pada siklus I ini yaitu 4 siswa memperoleh kualitas nilai sangat baik nilai 87-100, 6 siswa memperoleh kualitas nilai baik 75-86, 7 siswa memperoleh kualitas nilai cukup 50-74, dan 2 siswa memperoleh kualitas nilai kurangperlu pendampingan nilai 50. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai siswa 64 yang belum tuntas ada 8 siswa dari 19 siswa. Persentase ketuntasan nilai ≥75 mencapai 52,63. d Refleksi II Siklus I Refleksi dari pelaksanaan tindakan II atau pertemuan kedua ialah: a. Hasil diskusi ditulis di papan tulis sehingga membutuhkan waktu lama. b. Penulisan di papan tulis juga kurang jelas sampai ujung kelas. c. Beberapa siswa masih malu dalam menyampaikan hasil maupun gagasannya Refleksi ini dijadikan acuan untuk menyusun langkah selanjutnya pada siklus II agar didapatkan proses pembelajaran yang sesuai harapan.

d. Siklus II

1 Pelaksanaan Tindakan I Siklus II a Rencana Tindakan I Siklus II 4.4 Tabel Refleksi Tindakan II Siklus I dan Perencanaan Tindakan I Siklus II Refleksi Tindakan II Siklus I Perencanaan Tindakan I Siklus II a. Penulisan hasil diskusi di papan tulis memakan waktu lama karena manual. Guru menuliskan jawaban di layar b. Penulisan di papan tulis juga kurang jelas jika dilihat dari belakang sehingga siswa kurang bisa memahami topik yang sedang dibahas di depan. Guru memperbesar tulisan c. Beberapa siswa masih malu dalam menyampaikan hasil maupun gagasannya Guru memberikan motivasi kepada siswa serta menunjuk siswa yang masih belum aktif d. Beberapa siswa menggantungkan pekerjaan ke temannya, begitu pula saat diskusi berpasangan pair Guru membuat pola pasangan yang berbeda, yakni 1 rumpun 4 siswa. 65 Pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal 16 dan 18 Februari 2017. Model pembelajaran think pair share yang akan digunakan juga telah dirancang secara sempurna. Hal ini dibuktikan dengan perbedaan meja rumpun yang dibuat berbeda dari sebelumnya sehingga siswa bisa berdiskusi dengan teman lainnya. Perbedaan ini yaitu siswa dibagi dalm 6 rumpun dengan 1 rumpun terdiri 4 siswa. Diskusi tetap dilaksanakan secara pair berpasangan dan boleh bertukar pikiran dengan pasangan lainnya. Penjelasan atau tahap pembelajaran menggunakan model TPS juga diberikan secara jelas. Selain itu, di tengah-tengah pembelajaran guru berencana memberikan variasi berupa ice breaking guna menambah semangat dan motivasi siswa. Ice breaking ini berupa menyanyikan lagu-lagu daerah. Selain menjadi ice breaking, menyanyikan lagu ini juga sekaligus untuk mengenalkan macam-macam lagu daerah di Indonesia. b Tindakan dan Observasi I Siklus II Tindakan dan observasi dilakukan setelah melakukan refleksi pada siklus pertama. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama belum bisa mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti sehingga diperlukan tindakan guna mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan pembelajaran berbicara pada siklus II dilakukan pada minggu ke 3 yaitu pada tanggal 16 dan 18 Februari 2017. Kegiatan pada tindakan pertama diawali dengan guru memberikan apersepsi mengenai bahasa daerah yang ada di Indonesia. Setelah itu, guru memberikan video berbahasa jawa yang berjudul “La Terus Piye”. Video tersebut berisi tentang penggunaan bahasa daerah dan tentang kedisiplinan berkendara. Setelah melihat 66 video, guru memberikan pertanyaan kepada siswa yaitu pendapat mengenai bahasa yang digunakan serta hal-hal yang bisa diambil pelajaran dari video tersebut. guru meminta siswa menulis jawaban di selembar kertas secara individu think dengan diberi waktu 5 menit. Setelah itu, siswa diminta mendiskusikan jawabannya bersama teman di sebelahnya secara berpasangan pair. Setelah diberi waktu untuk berdiskusi berpasangan, siswa diperbolehkan berdiskusi dengan teman satu rumpun 4 siswa yang telah disetting guru. Setelah selesai berdiskusi, siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru menunjuk rumpun lain untuk menanggapi hasil diskusi temannya sambil menuliskan jawaban di laptop untuk ditampilkan. Jawaban secara otomatis terlihat di layar agar siswa bisa menyimak. Tulisan yang digunakan diperbesar agar terlihat ke seluruh siswa sampai belakang. c Hasil Tindakan I Siklus II Pelaksanaan siklus II pada pertemuan pertama ini sudah terlihat keseriusan siswa. Pemilihan video penggunaan bahasa daerah manjur untuk memusatkan perhatian dan keseriusan siswa dalam belajar. siswa juga telah memahami alur pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih kondusif dari sebelumnya. Saat proses think, siswa juga melaksanakan dengan penuh keseriusan. Ketika siswa ditanya oleh guru mengenai video dan hal-hal yang dapat diambil pelajaran pun siswa sangat antusias untuk angkat tangan ingin menjawab. Beberapa siswa juga dapat mengeluarkan pendapatnya. Pada proses berdiskusi secara berpasangan pair dan melaksanakan tugas dari guru, siswa juga terlihat antusias dan terlaksana sesuai waktu yang diberikan. Penyampaian hasil diskusi dilakukan secara 67 acak oleh guru, dan hanya perwakilan yang maju ke depan. Bagi yang belum maju diberikan kesempatan menanggapi hasil diskusi temannya dari tempat duduknya. Proses ini berdampak pada semua siswa berkesempatan menyampaikan hasil diskusinya share. Hasil penilaian keterampilan berbicara yang dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus II dengan menggunakan model Think Pair Share TPS mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Rata-rata nilai kelas IV B adalah 7,76 yang diperoleh dari rumus mean. Rincian perolehan rata-rata ini adalah 6 siswa mendapatkan kualitas nilai amat baik, 9 siswa mendapatkan kualitas nilai baik, dan 4 siswa lagi mendapatkan kulitas nilai cukup. Sehingga dalam pertemuan pertama siklus II ini ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Pada pertemuan ini, persentase ketuntasan mencapai 78,94. Perolehan nilai tersebut dapat diuraikan pada tabel berikut. Halaman 68. d Refleksi I Siklus II Refleksi antara guru dana peneliti dalam pembelajaran berbicara menggunakan model TPS antara lain: 1 pemberian waktu pairing terlalu lama sehingga mengakibatkan siswa yang telah selesai melaksanakan diskusi justru mengganggu teman yang belum selesai mengerjakan, dan 2 dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas beberapa siswa masih kurang keras sehingga terdengar samar-samar bagi siswa yang duduk di belakang. Pembelajaran berbicara pada pertemuan pertama siklus II masih menyisakan 4 siswa yang belum tuntas sehingga masih terdapat permasalahan dalam pembelajaran. 68 Tabel 4.5 Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II Pertemuan 1 No Nama Inisial Nilai Kualitas Nilai Keterangan Tindakan 1 Siklus II Tuntas Tidak Tuntas 1 AD 9.375 A √ 2 RRD 7.5 B √ 3 FQ 8.125 B √ 4 RM 5.625 C √ 5 THQ 7.5 B √ 6 KYS 8.75 A √ 7 AN 5.625 C √ 8 CHN 8.75 A √ 9 DY 7,5 B √ 10 RRF 7.5 B √ 11 NY - - - - 12 FZ 5 C √ 13 AJ 7.5 B √ 14 RW 10 A √ 15 NJ - - - - 16 MR - - - - 17 HS 7,5 B √ 18 AI 10 A √ 19 CYL 8.75 A √ 20 RLG 8.125 B √ 21 DN 8.125 B √ 22 SSV - - - - 23 RG 6.25 C √ 24 RVN - - - - Jumlah 147,5 Nilai Tertinggi 10 Nilai Terendah 5.625 Rata-rata 7.763 Persentase Ketuntasan 78,94 21,05 M = M = M = 7,763 69 Keterangan : M = Mean rata-rata = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa Permasalahan tersebut yakni siswa ramai dalam mengikuti pelajaran sehingga tidak bisa fokus terhadap apa yang disampaikan guru. Dengan demikian, permasalahan ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya. 2 Pelaksanaan Tindakan II Siklus II a Rencana Tindakan II Siklus II Berikut ini refleksi sekaligus rencana perbaikan pada tindakan I siklus II. Tabel 4.6 Refleksi Tindakan I Siklus II dan Perencanaan Tindakan II Siklus II Refleksi Tindakan I Rencana Tindakan II Pemberian waktu pairing terlalu lama sehingga mengakibatkan siswa yang telah selesai melaksanakan diskusi justru mengganggu teman yang belum selesai mengerjakan Setiap siswa diberi waktu tertentu Beberapa siswa masih kurang keras dalam menyampaikan sehingga terdengar samar-samar bagi siswa yang duduk di belakang. Guru mengingatkan agar keras dalam menyampaikan hasil Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada Hari Sabtu, 18 Februari 2017. Model pembelajaran menggunakan model TPS dirancang dengan sempurna yaitu dengan memberikan waktu yang cukup dalam berdiskusi dan menindak tegas siswa yang mengganggu temannya. Selain itu, guru juga mengimbau agar siswa keras 70 dalam menyampaikan pendapat maupun hasil diskusinya di depan kelas. Belum sempurnanya pertemuan pertama disempurnakan di pertemuan selanjutnya. b Tindakan dan Observasi II Siklus II Pelaksanaan tindakan kedua pada siklus II ini dibuat berbeda dengan pertemuan selanjutnya. Kali ini, pembelajaran dipadukan dengan pembacaan puisi. Materi yang diberikan ialah mengartikan puisi yang diberikan oleh guru serta membacakannya di depan kelas. Pembelajaran diawali dengan contoh pembacaan puisi oleh guru, kemudian teks puisi dibagikan ke seluruh siswa satu per satu. Kegiatan siswa ialah memahami puisi tersebut. guru memberikan pertanyaan berupa apa maksud yang terkandung dalam puisi tersebut. Siswa diminta memikirkan dan menuliskan jawabannya secara individu think. Setelah itu, siswa diminta mendiskusikan isi dari puisi tersebut dengan teman sebangkunya pair. Siswa diberi waktu selama 15 menit. Hasil diskusi dituliskan di dalam kertas. Kegiatan selanjutnya ialah siswa diminta bersiap-siap untuk membacakan puisi serta isi yang terkandung dalam puisi tersebut di depan kelas share. Siswa yang kurang keras diminta keras dan lantang saat menyampaikan hasil. Proses pembelajaran ini dinikmati oleh siswa dan terlihat siswa sangat antusias dalam membacakan puisi di depan maupun saat latihan di belakang. Semua siswa mendapatkan kesempatan membacakan di depan kelas. Ada siswa yang totalitas dan keras, ada juga siswa yang malu-malu saat membacakan puisi tersebut. 71 c Hasil Tindakan II Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan kedua ini sangat dminati oleh siswa di kelas. mereka sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. pemberian waktu dalam berdiskusi juga cukup dan tidak ada siswa yang mengganggu sesamanya ketika kegiatan berdiskusi dilaksanakan. Hal ini dikarenakan siswa asyik dalam berlatih membacakan puisi. Ketika mengutarakan isi yang terkandung dalam puisi, siswa juga lihai dalam menggunakan kata-kata sendiri. Hasil penilaian keterampilan berbicara ini ada di halaman 72. Rincian nilai siswa diurikan menjadi banyak 8 siswa mendapatkan kualitas nilai sangat baik, 10 siswa mendapatkan kualitas nilai baik, dan 1 siswa mendapatkan nilai cukup. Jumlah siswa yang dilibatkan ialah 19 siswa. Rata-rata kelas IV B adalah 8,33. Rata-rata ini diperoleh dari rumus mean. Dengan demikian, 94,73 siswa sudah berada dalam kondisi tuntas nilai ≥75. Oleh karena itu, penelitian ini sudah melebihi target 75 tuntas sehingga tidak perlu melaksanakan siklus selanjutnya. Perbandingan antara kondisi awal sebelum diberikan tindakan dengan siklus I dan siklus II dibuat rekapitulasi nilai keterampilan berbicara siswa kelas IV B SD Negeri Lempuyangan. Rekapitulasi nilai berfungsi untuk melihat kenaikan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan model TPS. Rekapitulasi ini dituangkan dalam pembahasan. 72 Tabel 4.7 Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II Pertemuan II No Nama Inisial Nilai Kualitas Nilai Keterangan Tindakan II Siklus II Tuntas Tidak Tuntas 1 AD 9.375 A √ 2 RRD 8,125 B √ 3 FQ 7.5 B √ 4 RM 8.125 B √ 5 THQ 8.125 B √ 6 KYS 7.5 B √ 7 AN 7.5 B √ 8 CHN 9.375 A √ 9 DY 8.125 B √ 10 RRF 8.125 B √ 11 NY - - - 12 FZ 6.25 C √ 13 AJ 9.375 A √ 14 RW 9.375 A √ 15 NJ - - - 16 MR - - - 17 HS 8.125 B √ 18 AI 8.75 A √ 19 CYL 7.5 B √ 20 RLG 9.375 A √ 21 DN 9.375 A √ 22 SSV - 23 RG 8.75 A √ 24 RVN - - Jumlah 158.5 Nilai Tertinggi 9.375 Nilai Terendah 5.625 Rata-rata 8.355 Persentase Ketuntasan 94,73 5,27 M = M = 73 M = 8,355 Keterangan : M = Mean rata-rata = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa d Refleksi II Siklus II Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model TPS pada siklus II pertemuan kedua ini telah dilaksanakan sesuai rencana yang telah dilakukan, bertolak dari hasil refleksi-refleksi pada pertemuan sebelumnya. Refleksi pada siklus II pertemuan kedua ini ialah bahwa pembelejaran berbicara menggunakan model TPS dinilai efektif serta menngkatkan aktivitas siswa, terutama dalam mengeluarkan pendapat. Dilihat dari hasil nilai keterampilan berbicara, meskipun tidak berhasil dalam menuntaskan seluruh siswa pada kategori baik, setidaknya mampu meningkatkan pada kategori cukup. Hasil yang diperoleh berada pada 94 tuntas dimana peneliti menargetkan hanya 75 tuntas. Dengan demikian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil dan tidak perlu menggukan siklus selanjutnya.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA PATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 101765 BANDAR SETIA.

2 5 27

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Mojoreno Kecamatan SidoharjoKabupate

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL THINK-PAIR-SHARE PADAKELAS XI IPA SMAN 1 ARTIKEL PENELITIAN

0 1 10

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK

0 2 21