Macam-Macam Dongeng Kajian Tentang Dongeng

32 ini, unsur yang ditekankan adalah tema, penokohan, alur, lattar atau setting, amanat cerita dan gaya bahasa atau kebahasaan.

4. Macam-Macam Dongeng

Selain mempunyai unsur-unsur cerita, dongeng atau cerita ini juga dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis dongeng meliputi fabel, mitos, legenda, epos, dan dongeng rakyat. Burhan Nurgiyantoro, 2013: 22 mengatakan jenis cerita yang dikelompokan ke dalam sastra tradisional adalah sebagai berikut mitos, legenda, epos, dongeng rakyat dan cerita binatang atau fabel. a. Mitos myths merupakan cerita masa lampau yang dimiliki bangsa- bangsa didunia. Mitos biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan, asal-usul alam, manusia, atau bangsa yang dipahami mengandung sesuatu yang suci atau gaib. b. Legenda legends berkaitan dengan kebenaran sejarah. Legenda sengaja dikaitkan dengan aspek kesejarahan sehingga, selain memiliki pijakan lattar yang pasti, seolah-olah mengesankan bahwa ceritanya memiliki kebenaran sejarah. c. Epos merupakan sebuah cerita panjang yang berbentuk syair dengan pengarang yang tidak perna diketahui. d. Dongeng Rakyat folktales merupakan salah satu bentuk dari cerita tradisional. e. Fabel fable adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter manusia. Binatang-binatang yang dijadikan tokoh cerita dapat berbicara, bersikap, dan berperilaku sebagaimana halnya manusia. Menurut Supriyadi, 2006: 28 dongeng dibagi menjadi beberapa macam, antara lain: a fabel, b parabel, c sage, d mite dan e legenda. a. Fabel adalah dongeng yang isinya tentang kehidupan binatang atau tumbuh-tumbuhan yang kehidupannya dihubungkan dengan kehidupan manusia. 33 b. Parabel adalah dongeng khayal yang mengandung ajaran yang baik. c. Sage adalah dongeng cerita yang berhubungan dengan sejarah. d. Mite atau mitos adalah cerita khayalan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat gaib. e. Legenda adalah cerita khayal yang dihubung-hubungkan dengan kenyataan alam. Sementara itu, Kusumo Priyono 2006: 9 mengatakan dongeng dapat dikelompokan kedalam lima macam, yaitu sebagai berikut. i Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat legenda. Dongeng yang menceritakan asal mula terjadinya suatu tempat. ii Dongeng yang berkaitan dengan fungsi pelipur lara. Dongeng pelipur lara biasanya disajikan sebagai pengisi waktu istirahat, dibawakan secara romantis, penuh humor dan sangat menarik. iiiDongeng yang berkaitan dengan kepercayaan nenek moyang mite. Dongeng yang bercerita tentang dunia dewa-dewa dan berkaitan dengan kepercayaan masyarakat. ivDongeng yang beraitan dengan cerita rakyat. Dongeng cerita rakyat biasanya diciptakan dengan suatu misi pendidikan yang penting bagi dunia anak-anak. v Dongeng yang berkaitan dengan dunia binatang fabel. Dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan bisa bicara seperti manusia, biasanya bersifat sindiran atau kiasan. Pada penelitian ini, lebih difokuskan pada dongeng yang berkaitan dengan dunia binatang atau fabel. Menurut Burhan Nurgiantoro 2013: 190 cerita binatang atau fabel fables adalah salah satu bentuk cerita tradisional yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita. Binatang-binatang tersebut dapat berpikir dan berinteraksi layaknya komunitas manusia, juga dengan permasalahan hidup layaknya manusia. Mereka dapat berpikir, berlogika, 34 berperasaan, berbicara, bersikap, dan lain-lain sebagaimana halnya manusia dengan bahasa manusia. Menurut Huck, dkk, 1987 dan Mitchell, 2003 Burhan Nurgiantoro 2013: 191 tujuan cerita fabel adalah untuk memberikan pesan-pesan moral. pada umumnya fabel tidak panjang dan secara jelas mengandung ajaran moral, dan pesan moral itu secara nyata biasanya ditempatkan pada bagian akhir cerita. Tujuan penyampaian atau pemberian ajaran moral inilah yang menjadi fokus penceritaan dan sekaligus menyebabkan hadirnya fabel ditengah masyarakat. Dipilihnya cerita-cerita binatang atau fabel karena cerita tersebut memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan dari cerita fabel ini adalah menampilkan tokoh binatang yang tingkah laku, sikap dan perbuatanya menirukan manusia. Selain itu cerita fabel ini dapat memberikan pesan moral atau sindiran kepada manusia tanpa menyinggung perasaan manusia. Menurut Burhan Nurgiantoro 2013: 191 kelebihan dari cerita binatang atau fabel adalah pesan moral atau kritik yang ingin disampaikan menjadi lebih bersifat tidak langsung. Artinya cerita fabel ini dapat digunakan untuk menyindir perilaku manusia tanpa membuat manusia tersinggung. Hal itu menyebabkan pembaca lebih senang dan menikmati, dan jika terkena kritik, menjadi tidak terasa karena baik yang memberikan kritik dan pesan maupun yang ditujuh adalah sama-sama binatang. Hal itu pula yang menyebabkan cerita binatang menjadi lebih populer, disenangi anak-anak, dan orang dewasa, dan bersifat universal. Dilihat dari waktu kemunculannya, cerita binatang dapat dibagi menjadi dua macam. Menurut Burhan Nurgiantoro 2013: 194 cerita binatang dapat 35 dikategorikan kedalam cerita klasik dan modern. Cerita binatang klasik dimaksudkan sebagai cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, namun tidak diketahui persis kapan munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun sedangkan cerita binatang modern dimaksudkan sebagai cerita yang muncul dalam waktu yang relatif belum lama dan sengaja ditulis oleh pengarang tertentu sebagai ekspresi kesastraan. Perbedaannya adalah cerita binatang klasik hadir semata-mata karena dipakai sebagai sarana mengajarkan moral tertentu, sedangkan cerita binatang modern hadir sebagai manifestasi kreatif penulisan karya sastra. Dalam penelitian ini, difokuskan pada fabel modern yang dapat digunakan melalui media pop up, seperti yang telah disebutkan di atas.

5. Teknik Penilaian Penulisan Cerita Dongeng

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Media Gambar Seri Dan Papan Cerita Bagi Siswa Kelas IV SD

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGANMATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Benda Replika Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gedongan Tahun 2013/2014.

2 7 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Benda Replika Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gedongan Tahun 2013/

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FLANEL ALFABET MATA PELAJARAN BAHASA Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Pembelajaran Flanel Alfabet Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 5 Senda

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FLANEL ALFABET MATA PELAJARAN BAHASA Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Pembelajaran Flanel Alfabet Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 5 Senda

0 2 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

32 188 191

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IIIA SD NEGERI JAGERAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA GAMBAR.

1 2 134

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 156

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POP UP BOOK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD NU AT-THOHIRIYAH GRESIK.

0 4 136