48
e. Pada masa ini anak memandang nilai angka kotor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah.
f. Pada masa ini anak-anak gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Didalam permainan ini biasanya anak
tidak terikat pada aturan permainan tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.
Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 116 menyebutkan beberapa ciri khas anak pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar yaitu: perhatiannya tertuju kepada kehidupan
praktis sehari-hari, ingin tahu, ingin belajar dan realistis, dan timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD masuk pada tahap operasional konkret, dimana anak belajar sesuatu dari benda-
benda konkret. Selain itu anak sudah berpikir logir sehingga siswa dinilai sudah bisa menerima pembelajaran menulis dongeng melalui media pop up.
G. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar terdapat empat aspek keterampilan. Keempat aspek keterampilan tersebut, yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Kemahiran atau keterampian menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan
praktik dan melalui latihan-latihan yang intensif. Keterampilan menulis bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dalam bentuk bahasa tulis
kepada orang lain, agar orang lain dapat membaca dan memahami apa yang disampaikan penulis. Dalam kegiatan menulis, seseorang dapat menulis berbagai
49
bentuk tulisan, misalnya menulis surat, menulis pengumuman, menulis ceramah, menulis puisi, menulis dongeng, dan lain-lain.
Menulis dongeng berarti menulis tentang cerita dongeng. Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusatraan lisan dan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap
kebenarannya atau fantastis belaka. Kebenaran di sini dikaitkan dengan logika realitas sebagaimana halnya yang ada dan terjadi dalam kehidupan nyata. Artinya,
berdasarkan logika biasa apa yang dikisahkan dalam cerita itu kurang masuk akal. Dongeng juga sering diidentikan sebagai suatu cerita bohong, bualan, khayalan,
atau cerita yang mengada-ada atau fantasi belaka dan tidak ada manfaatnya. Cerita fantasi maksudnya cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang
derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut hampir seluruh maupun hanya sebagian cerita. Cerita fantastis berhubungan dengan kehidupan binatang yang
mengandung kelucuan, keajaiban, atau kepercayaan. Dongeng biasanya diceritakan untuk hiburan. Selain sebagai hiburan, dongeng juga bermanfaat sebagai sarana
untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan sebagai alat untuk mendorong anak untuk selalu bersikap positif.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, diperlukan suatu strategi. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan media pop up. Pop up
merupakan sebuah buku yang memiliki unsur tiga dimensi serta dapat bergerak ketika halamannya dibuka, selain itu pop up memiliki tampilan gambar yang indah
dan dapat ditegakkan. Media pop up cocok digunakan sebagai alat peraga di SD karena proses pembelajaran dengan menggunakan media pop up akan jauh lebih
menyenangkan, karena tampilan pop up menarik. Selain itu, media pop up dapat
50
digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan anak terhadap buku dan membaca, lebih mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak,
mengembangkan kreativitas anak, merangsang imajinasi anak, menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu benda serta untuk
memunculkan keinginan dan dorongan membaca secara mandiri. Yang lebih penting lagi bahwa media pop up dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
meningkatkan minat siswa dalam menulis dongeng. Dalam menulis dongeng melalui media pop up digunakan langkah-langkah
sebagai berikut, tahap pramenulis, penulisan dan pascamenulis. Selain itu, dalam menulis dongeng harus memperhatikan unsur-unsur dongeng. Dalam penelitian ini,
unsur yang ditekankan adalah tema, penokohan, alur, lattar atau setting, amanat cerita dan gaya bahasa atau kebahasaan.
H. Hipotesis Tindakan