25
mengatakan jenis cerita yang dikelompokan ke dalam sastra tradisional adalah fabel, dongeng rakyat, mitologi, legenda, dan epos. Dari jenis- jenis
cerita sastra tradisional yang disebutkan di atas, dalam penelitian ini difokuskan pada jenis cerita dongeng fabel.
C. Kajian Tentang Dongeng
1. Pengertian Dongeng
Dongeng adalah cerita yang dianggap tidak benar-benar terjadi yang tidak masuk akal atau fikti belaka yang biasanya bertujuan untuk hiburan.
Danandjaya, 1984: 83 mengatakan dongeng merupakan cerita pendek kolektif kesusatraan lisan dan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-
benar terjadi atau tidak dianggap kebenarannya. Kebenaran di sini dikaitkan dengan logika realitas sebagaimana halnya yang ada dan terjadi dalam
kehidupan nyata. Artinya, berdasarkan logika biasa apa yang dikisahkan dalam cerita itu kurang masuk akal, paling tidak pada bagian-bagian tertentu.
Dongeng sering diidentikan sebagai suatu cerita bohong, bualan, khayalan, atau cerita yang mengada-ada dan tidak ada manfaatnya. Dongeng diceritakan
untuk hiburan. Menurut Nursisto, 2000: 43 dongeng adalah suatu cerita tentang suatu
hal yang tidak mungkin terjadi atau fantastis belaka. Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat
kebenarannya diragukan, baik menyangkut hampir seluruh maupun hanya sebagian cerita. Cerita fantasi menurut Huck, dkk, 1987 Burhan
Nurgiyantoro, 2013: 295 adalah cerita yang memiliki makna lebih dari
26
sekedar yang dikisahkan. Cerita fantastis biasanya berhubungan dengan kehidupan binatang yang mengandung kelucuan, keajaiban, atau
kepercayaan. Sependapat dengan Burhan Nurgiyantoro 2013: 198 mengatakan
dongeng merupakan salah satu cerita rakyat folktale yang cukup beragam cakupannya yang berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau
daerah tertentu di berbagai belahan dunia, baik yang berasal dari tradisi lisan maupun yang sejak semula diciptakan secara tertulis. Istilah dongeng dapat
dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Dari sudut pandang ini, dongeng dapat dipandang
sebagai cerita fantasi, cerita yang mengikuti daya fantasi walau terkesan aneh walau secara logika sebenarnya tidak dapat diterima.
Wendi Widya Ratna Dewi 2008:3 mengatakan dongeng merupakan cerita lama yang hidup di masyarakat. Dongeng muncul karena nenek moyang
kita belum paham tentang gejala alam yang terjadi. Mereka menganggap peristiwa yang terjadi itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Kusumo
Priyono, 2006:14 mengemukakan dongeng merupakan cara termudah, tercepat untuk membina hubungan antara guru-murid, dan salah satu cara
paling efektif untuk membentuk tingkah laku dikemudian hari. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah
cerita pendek kolektif kesusatraan lisan dan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap kebenarannya atau fantastis belaka. Kebenaran di sini dikaitkan
dengan logika realitas sebagaimana halnya yang ada dan terjadi dalam
27
kehidupan nyata. Artinya, berdasarkan logika biasa apa yang dikisahkan dalam cerita itu kurang masuk akal. Dongeng juga sering diidentikan sebagai
suatu cerita bohong, bualan, khayalan, atau cerita yang mengada-ada atau fantasi belaka dan tidak ada manfaatnya. Cerita fantasi maksudnya cerita yang
menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut hampir seluruh maupun hanya sebagian cerita.
Cerita fantastis berhubungan dengan kehidupan binatang yang mengandung kelucuan, keajaiban, atau kepercayaan. Dongeng biasanya diceritakan untuk
hiburan. Dalam penelitian ini, dongeng yang akan dikembangkan dalam tulisan
anak adalah cerita dongeng berdasarkan media pop up. Media tersebut mengandung unsur tiga dimensi serta dapat bergerak ketika halamannya di
buka. Selain itu, media ini memiliki tampilan gambar yang indah dan dapat ditegakan.
2. Manfaat Dongeng