27
kehidupan nyata. Artinya, berdasarkan logika biasa apa yang dikisahkan dalam cerita itu kurang masuk akal. Dongeng juga sering diidentikan sebagai
suatu cerita bohong, bualan, khayalan, atau cerita yang mengada-ada atau fantasi belaka dan tidak ada manfaatnya. Cerita fantasi maksudnya cerita yang
menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut hampir seluruh maupun hanya sebagian cerita.
Cerita fantastis berhubungan dengan kehidupan binatang yang mengandung kelucuan, keajaiban, atau kepercayaan. Dongeng biasanya diceritakan untuk
hiburan. Dalam penelitian ini, dongeng yang akan dikembangkan dalam tulisan
anak adalah cerita dongeng berdasarkan media pop up. Media tersebut mengandung unsur tiga dimensi serta dapat bergerak ketika halamannya di
buka. Selain itu, media ini memiliki tampilan gambar yang indah dan dapat ditegakan.
2. Manfaat Dongeng
Menulis dongeng dapat bermanfaat untuk memberikan hiburan. Selain itu, menuis dongeng juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan daya khayal
anak. Menurut Burhan Nurgiyantoro 2013: 200 kemunculan dongeng selain bermanfaat untuk memberikan hiburan, juga sebagai sarana untuk
mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu.
Kusumo Priyono 2006: 13-15 dongeng sebenarnya tidak sekedar untuk hiburan belaka, melainkan memiliki tujuan yang lebih luhur, yakni
28
pengenalan alam lingkungan, budi pekerti, dan mendorong anak untuk berperilaku positif. Secara lebih jelas Kusumo Priyono menjelaskan adapun
manfaat dari dongeng adalah sebagai berikut. a Meransang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak
secara wajar. b Mengembangkan daya penalaran sikap kritis serta kreatif.
c Mempunyai sikap kepedulian terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa.
d Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan yang buruk dan tidak perlu ditiru.
e Punya rasa hormat dan mendorong terciptanya kepercayaan diri dan sikap terpuji pada anak-anak.
Menurut Supriyadi, 2006: 78 adapun manfaat-manfaat dongeng pada anak, antara lain: merangsang dan menumbuhkan imajinasi siswa,
mengembangkan daya penalaran terhadap nilai-nilai luhur dalam dngeng, mengembangkan wawasan dunia luar dan kepekaan terhadap masalah sosial,
serta memberikan hiburan kepada siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dongeng
adalah sebagai hiburan, sebagai sarana untuk mewariskan nilai-niai yang diyakini kebenarannya, dan sebagai alat untuk mendorong anak untuk selalu
bersikap positif.
3. Unsur-Unsur Dongeng
Unsur dongeng merupakan bagian-bagian dari dongeng atau biasa disebut dengan cerita. Unsur- unsur dalam sebuah cerita biasanya meliputi tema, alur,
tokoh, lattar, dan pesan. Menurut Burhan Nurgiyantoro 2005: 23 unsur intrinsik intrinsic adalah unsur pembangun karya sastra. Yang termasuk
dalam unsur intrinsik pembangun karya sastra, yaitu: cerita plot, penokohan,
29
tema, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan lain-lain. Menurut Wiyanto 2005: 58 dongeng adalah salah satu bentuk prosa lama. Prosa mempunyai
struktur pembangun yang berupa unsur intrinsik, yaitu: tema, plot, penokohan perwatakan, setting lattar, gaya bahasa dan amanat.
Menurut Suharianto 2005: 17- 27 unsur intrinsik adalah sebagai berikut: a tema, b alur, c penokohan, d lattar, dan e gaya bahasa.
a. Tema atau dasar cerita adalah permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra tersebut, sekaligus
merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya. Menurut Lukens, melalui Enny Zubaidah. 2012: 63
mengatakan tema dalam sastra adalah ide-ide yang membangun sebuah cerita, seperti masyarakat, sifat-sifat manusia, atau kondisi manusia.
Selanjutnya, dinyatakan bahwa tema adalah permasalahan pokok dalam sebuah cerita. Tompkins, melalui Enny Zubaidah 2012: 63 tema adalah
makna tersirat dari cerita dan menunjukkan kebenaran bahwa tema adalah makna tersirat dari cerita dan menunjukkan kebenaran umum tentang sifat
manusia. b. Alur atau plot yaitu cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara
beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Menurut Lukens melalui
Enny Zubaidah, 2012: 72 alur atau plot adalah urutan peristiwa yang menunjukkan perilaku tokoh. Pernyataan tersebut di dukung Tompkins
30
melalui Enny Zubaidah: 2012: 72 alur atau plot adalah urutan kejadian yang melibatkan tokoh dengan situasi konflik.
c. Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan tentang tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun pandangan batinnya yang berupa pandangan
hidupnya, sikapnya, keyakinannya, dan sebagainya. Mendukung pendapat di atas Enny Zubaidah 2012: 67 menyatakan bahwa tokoh cerita adalah
sebagai pelaku cerita. Ia memiliki sifat, kebiasaan, dan tingkah laku yang secara keseluruhan mampu menggambarkan seseorang.
d. Lattar atau setting yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Menurut Enny Zubaidah 2012: 78 Latar menggambarkan tempat, suasana, dan
waktu terjadinya peristiwa ketika peristiwa tersebut berlangsung. e. Gaya bahasa dalam karya sastra mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
alat penyampai maksud pengarang dan penyampai perasaan pengarang. Sementara itu, menurut Agus Kurniawan 2011: 34- 41 unsur-unsur
pembangun dongeng sebagai berikut tema, penokohan atau perwatakan, konflik, lattar, dan alur.
a. Tema adalah inti atau makna dasar sebuah cerita. Tema menjadi dasar bagi pengarang untuk menuliskan karangannya. Dongeng sebagai bacaan anak
harus mengacuh pada pola pikir anak. Sehingga tema dari dongeng harus seperti berikut ini: berkisar tentang kehidupan anak, sederhana dan mudah
ditangkap kandungan maknanya, mengandung unsur-unsur edukatif yang memberi pendidikan terhadap anak, dengan memberi contoh tentang sifat
dan perilaku yang baik, mengandung saran, petuah, dan nasihat-nasihat
31
bijak, serta mengungkapkan bentuk kehidupan yang ideal, seperti kebaikan mengalahkan kejahatan, setiap perbuatan akan mendapat
balasan yang setimpal dengan perbuatannya, dan sebagainya. b. Penokohan atau perwatakan. Di dalam dongeng, tokohnya tidak harus
manusia, tetapi bisa binatang atau tumbuh-tumbuhan yang oleh pengarang dimanusiakan, atau diberi sifat-sifat seperti halnya manusia.
c. Konflik adalah pertentangan dalam cerita yang dialami tokoh karena suatu keadaan yang dipandang tidak ideal oleh sang tokoh. Konflik berperan
dalam membangun ketegangan dan memancing emosi pembaca. d. Lattar atau setting adalah hal-hal yang berada dalam ruang lingkup cerita.
e. Alur adalah gerak cerita dari awal sampai akhir. Alur Cerita dapat digerakan mulai dari waktu yang paling awal terjadi dalam cerita, sampai
dengan waktu yang paling akhir. Dongeng hampir selalu menggunakan alur lurus. Pertimbangannya adalah faktor pembaca yang khususkan pada
anak-anak. Dengan alur lurus, pembaca dapat mengikuti jalannya cerita dengan baik, tanpa harus berfikir keras.
f. Gaya penceritaan. Charlotte Huck, Sudan Hepler, dan Janet Hickman melalui Enny Zubaidah, 2012: 83 Gaya penceritaan yang baik itu sesuai
antara plot, tema, penokohan karakter, dan antara gagasan dan penuangan gagasannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dongeng meliputi unsur tema, penokohan atau perwatakan, alur, lattar atau
setting, konflik, gaya bahasa, gaya penceritaan, dan amanat. Dalam penelitian
32
ini, unsur yang ditekankan adalah tema, penokohan, alur, lattar atau setting, amanat cerita dan gaya bahasa atau kebahasaan.
4. Macam-Macam Dongeng