15
Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar penyampaian materi pelajaran, tetapi juga harus dimaknai sebagai proses
mengatur lingkungan agar peserta didik dapat belajar Suprijono, 2010. Pengertian mengajar seperti ini akan memberikan gambaran bahwa fungsi utama
dalam mengajar adalah menyediakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi peserta didik dan pemegang peranan aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah
peserta didik dalam upaya untuk menemukan dan memecahkan permasalahan sehingga pembelajaran akan berpusat pada peserta didik student centered.
Dengan kata lain, tercapainya suatu tujuan peserta didik sangat dipengaruhi bagaimana aktivitas peserta didik dalam belajar.
Gambar 1. Hubungan Komponen-Komponen Pembelajaran
2. Pembelajaran Kimia
Proses pembelajaran tidak terlepas dari adanya perkembangan kognitif yang dimulai dari lahir hingga dewasa. Menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif
tersebut adalah:
Pendidik, kurikulum, metode dan model pembelajaran, pendekatan, media,
saranaprasarana
Kegiatan pembelajaran
Hasil Belajar Hasil Belajar
Lingkungan sosial
16
a. Periode sensorimotorik 0-2 tahun b. Periode praoperasional 2-7 tahun
c. Periode operasional konkrit 7-11 tahun d. Periode operasional formal 11 tahun-dewasa
Pembelajaran kimia individu berlangsung pada tahap perkembangan kognitif periode operasional formal. Pada tahap ini, anak telah mampu untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari tiga tahap: a. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang terdapat pada benak peserta didik.
b. Akomodasi Akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif baru pada
situasi yang baru. Akomodasi dimulai ketika pengetahuan baru yang dikenalkan tidak sesuai dengan struktur kognitif yang ada.
c. Disequilibrium dan Equilibrium Disequilibrium
dan equilibrium
merupakan proses
penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Ilmu Pengetahuan Alam IPA
atau sains, secara sederhana diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang sisteamatik dan penggunaannya terbatas untuk mempelajari gejala-gejala alam.
Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang terintegrasi di dalam sains. Kimia mengembangkan standar kompetensi yang harapannya peserta didik
17
dapat mempelajari, memahami konsep-konsep kimia melalui pengalaman belajar yang disusun secara sistematis Mulyasa, 2012.
Kemendikbud 2016 merumuskan tujuan pembelajaran melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006 yaitu untuk mengembangkan logika dan memperoleh pemahaman yang
tahan lama perihal fakta, kemampuan mengenal, menganalisis dan memecahkan masalah, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kimia tidak terlepas dari dua komponen pembelajaran yang saling berkaitan satu sama lain yaitu proses belajar dan mengajar. Keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling utama. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran tergantung pada bagaimana proses belajar yang
dialami peserta didik. Menurut Dahar 2011 teori belajar penemuan Bruner dan teori belajar bermakna
Ausubel merupakan teori belajar yang sesuai diterapkan untuk pembelajaran kimia. Bruner dalam teori belajarnya mengemukakan 4 tema yaitu struktur, kesiapan, intuisi dan
motivasi. Belajar kimia harus dapat mencakup tiga proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, mentransformasi pengetahuan serta menguji relevansi dan ketepatan
pengetahuan Dahar, 2011. Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Menurut Ausubel, faktor utama yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
peserta didik telah ketahui. Belajar bermakna akan terjadi apabila konsep atau pengetahuan baru yang diperoleh peserta didik kemudian dikaitkan dengan konsep yang
dimiliki peserta didik dalam struktur kognitifnya. Belajar penemuan akan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menalar dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
bebas dan melatih kemampuan kognitif untuk menentukan dan memecahkan
permasalahan Dahar, 2011.
18
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning