Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

81

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Model pembelajaran Problem Based Learning diterapkan di kelas eksperimen sebanyak lima kali perlakuan. Terdapat 5 tahapan yang dilakukan peneliti pada penerapan model pembelajaran ini yaitu: a. Melakukan orientasi masalah pada peserta didik Peneliti menyampaikan indikator pembelajaran yang hendak dicapai dan membagikan LKPD kepada peserta didik. Peneliti memancing timbulnya masalah di hadapan peserta didik dan membantu peserta didik dalam mencermati dan mengamati masalah. b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Pendidik membagi secara acak peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 2-4 orang peserta didik. Peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam pemecahan masalah. Peneliti mengorganisasikan pembelajaran melalui penayangan gambar yang dapat membantu proses pemecahan masalah. c. Mendukung kelompok investigasi Peserta didik mengumpulkan informasi dan data yang relevan untuk memecahkan permasalahan secara berkelompok. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil Peserta didik membuat laporan dan menyelesaikan LKPD yang diberikan peneliti. Hasil diskusi tiap kelompok dipresentasikan di depan kelas dan peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi hasil tersebut. 82 e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Peneliti mengkonfirmasi hasil pemecahan nasalah yang dilakukan peserta didik. Peneliti menuntun peserta didik untuk merefleksikan hasil dari dari pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah untuk memecahkan masalah lain melalui beberapa soal latihan dalam LKPD. Indikator yang harus dicapai oleh peserta didik pada pertemuan pertama adalah peserta didik dapat menganalisis dan mengevaluasi proses perkembangan teori asam dan basa. Salah satu inti dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah pembentukan masalah yang menuntut penyelesaian. Sesuai dengan pernyataan Eggen dan Kauchack 2012, idealnya peserta didik yang memilih sendiri masalah yang akan diselesaikan. Akan tetapi, pembelajaran akan lebih efektif apabila pendidik yang memilihkan masalah yang harus diselesaikan peserta didik. Oleh karena itu, pendidik harus memancing peserta didik untuk menemukan permasalahan melalui apersepsi pembelajaran. Aspek yang disajikan sebagai permasalahan adalah hal-hal yang sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan peserta didik Rusman, 2014, sehingga apersepsi yang disampaikan pada pertemuan ini berkaitan dengan bahan-bahan yang bersifat asam dan basa yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kendala utama pada pertemuan pertama ini adalah peserta didik yang masih membutuhkan bimbingan dari peneliti terutama dalam hal memahami permasalahan yang muncul dan penyelesaian permasalahan tersebut. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih terbiasa dengan strategi teacher centered learning yang banyak diterapkan pada semester I yaitu dimana 83 pendidik yang lebih aktif di dalam pembelajaran dan pendidik sebagai pusat informasi peserta didik di dalam pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran aktif, dimana dalam model pembelajaran ini akan lebih mengaktifkan peserta didik di dalam pembelajaran student centered learning Warsono Hariyanto, 2012.. kurangnya kemampuan peseerta didik dalam memahami permasalahan mengakibatkan waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran relatif lebih lama daripada yang diperkirakan karena peneliti perlu mengubah kebiasaan peserta didik dari yang terbiasa menerima konsep menjadi mencari konsep. Pada pertemuan ini, orientasi masalah berupa penyampaian masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Kemudian menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dalam pemecahan masalah. Sebelum memulai diskusi, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok secara acak yang beranggotakan 4 orang. Peneliti kemudian membagikan LKPD pada peserta didik untuk memudahkan peneliti dalam mengamati sikap peserta didik dalam memecahkan masalah. LKPD ini selain memandu peserta didik dalam menginvestigasi masalah, juga berisikan soal-soal tindak lanjut dari penyelesaian masalah. Setelah menyelesaikan LKPD, peserta didik diminta untuk membuat rancangan peta konsep perkembangan teori asam basa untuk selanjutnya dipresentasikan. Kemampuan peserta didik dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dapat diamati saat penyelesaian LKPD. Dalam penyelesaian LKPD, peserta didik lebih cenderung bertanya kepada peneliti dan observer dibandingkan aktif 84 mencari atau membaca referensi, sehingga peneliti perlu membimbing peserta didik untuk lebih aktif membaca referensi. Presentasi hasil pembelajaran hanya dilakukan oleh beberapa kelompok perwakilan dikarenakan waktu presentasi yang terbatas. Waktu pembelajaran lebih banyak dihabiskan untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat dalam LKPD, karena rendahnya pengalaman peserta didik dalam memecahkan masalah. Pembelajaran diakhiri dengan menuntun peserta didik untuk mengaitkan kesimpulan yang diperoleh dengan apersepsi yang disampaikan di awal pembelajaran. Kendala lain yang dialami peneliti pada pertemuan ini adalah masih terdapat peserta didik yang bermalas-malasan dalam menyelesaikan LKPD. Beberapa peserta didik memilih bermain handphone dan sibuk berdiskusi hal lain, sehingga peneliti harus memotivasi peserta didik untuk lebih berkonsentrasi lagi di dalam pembelajaran. Dalam satu kelompok, hanya beberapa peserta didik yang aktif dalam mengerjakan LKPD. Indikator yang harus dicapai pada pertemuan kedua adalah peserta didik dapat merancang praktikum identifikasi larutan asam dan basa untuk selanjutnya dapat menganalisis dan mengevaluasi sifat larutan asam dan basa. Metode pembelajaran yang digunakan pada pertemuan kedua adalah metode praktikum. Sebelum praktikum dimulai, peneliti menyiapkan bahan praktikum berupa larutan indikator alami secang dan larutan-larutan yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum praktikum dimulai, peserta didik terlebih dahulu diarahkan pada permasalahan. Peneliti menyampaikan contoh perubahan warna larutan setelah ditetesi dengan larutan indikator alami. Peneliti bersama peserta 85 didik kemudian merumuskan permasalahan yang akan dipecahkan. Selanjutnya, peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pemecahan masalah. Sebelum praktikum, peserta didik diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan pertama. Setiap kelompok diarahkan untuk melakukan percobaan dengan semua bahan yang sudah tersedia. Peneliti kemudian membagikan LKPD pada peserta didik yang bertujuan untuk memandu peserta didik dalam mengumpulkan data, dimana petunjuk praktikum serta alat dan bahan yang dibutuhkan sudah dilampirkan dalam LKPD. Setelah menyelesaikan LKPD, peserta didik diminta untuk membuat rancangan praktikum identifikasi sifat asam dan basa menggunakan bahan alami lain yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa dengan mempertimbangkan prinsip pemilihan indikator alami. Selama pembelajaran berlangsung, observer mengamati Higher Order Thinking Skills peserta didik yang berupa menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Permasalahan utama yang terjadi selama pelaksanaan praktikum salah satunya adalah, peserta didik yang melakukan kesalahan pada prosedur kerja yang mengakibatkan waktu yang dibutuhkan dalam praktikum menjadi lebih lama daripada waktu awal yang direncanakan. Hal ini menyebabkan waktu yang awalnya akan direncanakan untuk presentasi menjadi berkurang. Permasalahan lain yang terjadi saat pelaksanaan pembelajaran ini antara lain: a. Banyak peserta didik yang enggan untuk membaca petunjuk praktikum dan lebih banyak bergantung pada peneliti. Peserta didik masih menanyakan 86 prosedur yang harus dilakukan meskipun prosedur tersebut sudah tercantum dalam LKPD. b. Peserta didik enggan untuk membaca label nama yang tertera dalam gelas beker yang menyebabkan peserta didik menjadi bingung dalam membedakan larutan yang akan diuji dengan larutan indikator yang digunakan. c. Peserta didik perempuan cenderung hanya duduk dan mencatat hasil percobaan. Pertemuan diakhiri dengan penyampaian rumusan masalah, hipotesis, hasil percobaan dan kesimpulan dari data hasil percobaan oleh perwakilan kelompok. Perwakilan dari setiap kelompok kemudian diminta untuk mengambil kertas indikator universal dan dicelupkan pada masing-masing larutan yang diuji. Peneliti mengkonfirmasi data dan kesimpulan yang dibuat oleh peserta didik. Kemudian peserta didik diminta untuk membuat laporan praktikum sesuai dengan data praktikum yang diperolah. Peserta didik juga diminta untuk membuat video percobaan identifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator alami yang berbeda. Laporan praktikum yang harus dibuat mencakup judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, data hasil pengamatan, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka. Laporan tersebut kemudian dikumpulkan pada pertemuan minggu depan untuk selanjutnya dinilai oleh peneliti. Kemampuan Higher Order Thinking Skills seperti menganalisis dan mengevaluasi sangatlah terlihat saat praktikum berlangsung. Hal ini dapat terlihat pada saat diskusi mengenai hasil praktikum. Peserta didik mampu menganalisis 87 faktor apa yang menyebabkan larutan menjadi berubah warna ketika ditetesi larutan ndikator dan prinsip dasar pemilihan indikator alami. Hasil diskusi jawaban LKPD peserta didik dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Jawaban LKPD Pesrta Didik Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil jawaban LKPD, dapat dilihat bahwa peserta didik mampu untuk menganalisis larutan-larutan yang tergolong asambasa dan menjelaskan dengan runtut pengertian dari larutan asam, basa dan netral. Selain itu, peserta didik juga mampu menganalisis dan mengevaluasi prinsip-prinsip dasar pemilihan baha alam sebagai indikator alami dan mampu memberikan pendapat tentang bahan alam lain yang dapat digunakan sebagai indikator alami. Indikator yang harus dicapai pada pertemuan kedua adalah peserta didik dapat merancang praktikum penentuan pH larutan berdasarkan trayek perubahan warna untuk selanjutnya dapat memprediksi pH larutan. Metode pembelajaran 88 yang digunakan pada pertemuan ini sama dengan metode pembelajaran yang digunakan pada pertemuan sebelumnya, yaitu metode praktikum. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti menyiapkan bahan yang banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Penggunaan larutan indikator alami secang digantikan dengan larutan indikator metil merah, metil jingga, bromtimol biru dan fenolftalein. Pembelajaran diawali dengan mengarahkan peserta didik pada permasalahan. Peneliti menyampaikan contoh-contoh kongkrit perubahan warna larutan setelah diteteskan dengan larutan indikator dan kertas indikator universal akan menunjukkan trayek perubahan warna yang berbeda untuk setiap jenis larutan. Peneliti dan peserta didik kemudian bersama-sama merumuskan masalah yang akan dipecahkan. Selanjutnya, peneliti membantu peserta didik menentukan langkah- langkah yang harus dilakukan dalam pemecahan masalah. Sebelum praktikum, peserta didik diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sama pada praktikum sebelumnya. Setiap kelompok diarahkan untuk melakukan percobaan dengan semua bahan yang sudah tersedia. Peneliti kemudian membagikan LKPD pada peserta didik yang bertujuan untuk memandu peserta didik dalam mengumpulkan data, dimana petunjuk praktikum serta alat dan bahan yang dibutuhkan sudah dilampirkan dalam LKPD. pada pertemuan ini, peserta didik juga diminta untuk memuat rancangan penentuan trayek pH dengan menggunakan indikator asam basa yang lain. Selama pembelajaran berlangsung, observer mengamati Higher Order Thinking Skills peserta didik yang berupa menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 89 Sebelum memulai praktikum, peneliti membiasakan peserta didik untuk membaca petunjuk praktikum terlebih dahulu guna menghindari kesalahan prosedur saat praktikum. Peneliti juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya apabila terdapat prosedur yang tidak dipahami. Secara umum, pembelajaran pada pertemuan ketiga berlangsung dengan baik. Semua anggota kelompok terlibat langsung baik dalam praktikum maupun diskusi kelompok. Akan tetapi, sama seperti pada pembelajaran sebelumnya, pada pembelajaran ini masih terdapat beberapa kendala yang dialami peneliti, di antaranya adalah: a. Peserta didik tidak meletakkan pipet sesuai dengan tempat asalnya, sehingga bahan yang akan diuji tercampur dengan larutan indikator yang digunakan. Hal ini mengakibatkan banyak kelompok yang memperoleh data yang tidak sesuai dengan data yang diharapkan. b. Peserta didik tidak segera mencatat hasil pengamatan, tetapi justru bermain- main dengan larutan indikator dan bahan-bahan percobaan yang mengakibatkan waktu diskusi lebih lama dari yang direncanakan. Kemampuan Higher Order Thinking Skills seperti menganalisis dan mengevaluasi sangat terlihat pada pembelajaran ini. Hal ini dapat terlihat pada saat diskusi mengenai hasil praktikum. Peserta didik mampu menentukan trayek pH dari beberapa bahan melalui trayek perubahan warna larutan indikator. Pertemuan diakhiri dengan penyampaian rumusan masalah, hipotesis, hasil percobaan dan kesimpulan dari data hasil percobaan oleh perwakilan kelompok. Peneliti mengkonfirmasi data dan kesimpulan yang dibuat oleh peserta didik. Kemudian peserta didik diminta untuk membuat laporan praktikum sesuai dengan 90 data praktikum yang diperolah. Laporan praktikum yang harus dibuat mecakup judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, data hasil pengamatan, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka. Laporan tersebut kemudian dikumpulkan pada pertemuan minggu depan untuk selanjutnya dinilai oleh peneliti. Indikator yang harus dicapai oleh peserta didik pada pertemuan keempat adalah peserta didik dapat menganalisis kekuatan asam dan menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan � dan tetapan asam Ka atau tetapan basa Kb untuk selanjutnya dapat menghitung pH larutan asam dan basa. Pada pertemuan ini, peserta didik sudah mampu untuk memahami masalah dan mencari penyelesaian permasalahan tersebut. Pada pertemuan ini, orientasii masalah kepada peserta didik berupa penyampaian apersepsi kepada peserta didik yang kemudian dapat mengarahkan peserta didik pada permasalahan yang harus dipecahkan. Kemudian menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pemecahan maslaah. Peneliti kemudian membagikan LKPD pada peserta didik untuk memudahkan peneliti dalam mengamati sikap peserta didik dalam memecahkan masalah. LKPD ini selain memandu peserta didik dalam menginvestigasi masalah, juga berisikan soal-soal tindak lanjut dari penyelesaian masalah. Kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dapat diamati saat penyelesaian LKPD. Dalam pertemuan ini, terdapat beberapa kendala yang dialami oleh peserta didik, salah satunya disebabkan oleh jam pelajaran kimia. Pelajaran kimia ini dimulai pukul 12.15 – 13.30 WIB. Banyak peserta didik yang mengeluh lelah dan 91 mengantuk saat pembelajaran berlangsung, sehingga peneliti harus lebih memotivasi peserta didik untuk lebih berkonsentrasi dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi, secara umum pembelajaran pada pertmuan n keempat berlangsung dengan baik. Peserta didik aktif mencari referensi dalam menyelesaian LKPD. Hampir semua anggota kelompok berkontribusi dalam diskusi dan aktif bertanya apabila terdapat kendala dalam penyelesian LKPD. Presentasi hasil pembelajaran pada pertemuan ini dapat dilakukan oleh semua kelompok. Pembelajaran diakhiri dengan menuntun peserta didik untuk mengaitkan kesimpulan yang diperoleh dengan apersepsi yang disampaikan di awal pembelajaran. Pada pertemuan terakhir peserta didik melakukan tes prestasi belajar untuk mengukur Higher Order Thinking Skills peserta didik. Instrumen tes yang digunakan mecakup keterampilan dalam menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Waktu yang digunakan dalam melakukan tes prestasi adalah 90 menit. Jumlah butir soal yang digunakan adalah 7 butir soal uraian.

3. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Higher

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100