Model Pembelajaran Problem Based Learning

18

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pemahaman materi dan pengaturan diri Eggen Kauchak, 2012. Model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah Riyanto, 2012. Menurut Arends, pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri Trianto, 2011. Menurut Arrends 2007 esensi dari Problem Based Learning merupakan penyuguhan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Problem Based Learning dirancang dan dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran- peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom. Seperti yang 19 diilustrasikan pada Gambar 2. Gambar 2. Bagan Hasil Pembelajaran PBL Menurut Arrends 2007 model pembelajaran Problem Based Learning memiliki lima karakteristik, yaitu: a. Pertanyaan atau masalah Problem Based Learning mengorganisasikan pengajaran di seputar pertanyaan dan masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara personal untuk peserta didik. Peserta didik dihadapkan pada situasi dalam kehidupan nyata, menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi tersebut. b. Fokus interdisipliner Masalah yang akan diselidiki peserta didik telah dipilih sesuai dengan kehidupan nyata sehingga dalam pemecahannya dapat menuntun peserta didik untuk meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Problem Based Learning Keterampilan penyelidikan dan mengatasi masalah Perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang dewasa Keterampilan untuk belajar secara mandiri 20 c. Investigasi autentik Melalui model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik diharuskan untuk melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang nyata. Peserta didik harus menganalisis dan mengidentifikasi masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat referensi dan menarik kesimpulan. d. Produk artefak dan exhibit Model pembelajaran Problem Based Learning menuntut peserta didik untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian yang mereka temukan. e. Kolaborasi Salah satu ciri dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah kerjasama antar peserta didik satu dengan yang lainnya. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog serta mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. Menurut Bond dan Felleti dalam Jauhar 2011 Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan untuk membelajarkan peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan dalam memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Model pembelajaran Problem Based Learning terdiri dari lima tahap utama yang diawali dengan pendidik memperkenalkan peserta didik pada masalah dan diakhiri 21 dengan penyajian analisis hasil kerja peserta didik. Lima tahapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut: a. Orientasi peserta didik pada masalah Pada tahap ini, pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Pada tahap ini, pendidik membagi peserta didik dalam kelompok kecil, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Pada tahap ini, pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini, pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. 22

4. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100